Kamis, 29 Desember 2011

Tingkat Hunian Hotel Di Tretes Turun


PASURUAN – Tingkat hunian (okupansi) hotel yang tersebar di wilayah puncak Tretes, Kec Prigen, Kab Pasuruan dalam kurun satu tahun ini berkisar 48 persen. Angka prosentase tersebut menurun dibanding tahun 2010 lalu yang mencapai pada angka sebesar 51 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sunarko Hidayat, salah satu pengurus PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) yang menjabat sebagai Ketua Komisi Pengembangan Usaha.

Narko, panggilan akrabnya, ditemui di hotel yang dipimpinnya sore tadi, menjelaskan dari sekitar 4000 penginapan maupun losmen yang terebar di wilayah puncak Tretes, terdapat tujuh hotel yang saat ini masih bertahan berdiri, mulai hotel bintang tiga hingga bintang lima.

Tanpa bermaksud menyudutkan, Narko menuturkan bahwa selain persoalan pengelolaan kebijakan yang masih lemah oleh pemerintah daerah selama ini, penurunan tingkat hunian lebih disebabkan pesatnya perkembangan sarana hiburan dan obyek pariwisata di daerah Malang dan Batu.

Wilayah Pasuruan yang sebelumnya menjadi transit dan tujuan utama para wisatawan dalam memanfaatkan liburannya, ternyata dalam beberapa waktu terakhir ini, hanya menjadi jalur perlintasan saja, sehingga berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisata dan angka hunian hotel di wilayah Pasuruan khususnya Tretes.

Dilanjutkan tingkat okupansi hotel khususnya di daearah Tretes dibandingkan dengan daerah lain dikatakan sangat jauh tertinggal. Di daerah Malang dan Batu diperkirakan tingkat okupansi sudah mencapai lebih 80 persen dan di wilayah Surabaya, okupansi sekitar 70 persen.

Persoalan ini dikatakan menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun pelaku usaha pariwisata termasuk pengusaha penginapan dan hotel. Pasalnya, menyinggung okupansi tidak bisa dilepaskan dengan upaya pengelolaan potensi wisata dan pengembangan kekayaan lainnya yang dapat menjadi daya tarik wisata.

“Pasuruan (obyek kunjungan wisata) sudah tidak ada daya tarik lagi yang dapat mendukung, kita sudah jauh tertinggal dengan daerah lain,” ujar Narko.

Narko tidak dapat memastikan kemungkinan usaha hotel dan penginapan di puncak Tretes dalam beberapa tahun nanti akan gulung tikar, jika kondisi ini tetap dibiarkan.

Momentum libur natal dan tahun baru kali ini, sepertinya menjadi satu ‘bonus’ hiburan, karena jumlah hunian terdapat peningkatan.

Salah satu manajer sebuah hotel bintang tiga, Suparman, mengatakan bahwa terhitung sejak sebulan lalu, jumlah penghuni kamar hotel meningkat lebih dua kali lipat dari hari-hari biasa.

Dari 31 kamar yang dimiliki, hampir setiap hari terdapat pengunjung yang menyewa kamar untuk mengisi liburan di kawasan puncak tretes.

Padahal pada hari-hari biasa, jumlah kamar hotel yang disewa tidak lebih dari sepuluh pengunjung saja.

Dijelaskan, saat ini hampir seluruh hotel ‘full booked’ dan tidak lagi melayani reservasi kepada pengunjung yang akan menghabiskan waktu menjelang pergantian tahun nanti.

Seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, sejumlah hotel menerapkan sistem tarif bervariasi dalam bentuk program paket libur akhir tahun dengan memberikan beragam fasilitas.

Meskipun demikian meningkatnya hunian hotel pada akhir tahun ini, tetap saja tidak mampu mengatrol prosentase okupansi hotel pada kurun tahun 2011 ini, yang hanya mencapai 48 persen dari tahun sebelumnya sebesar 51 persen. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...