Selasa, 06 Desember 2011

Awas, 'Gundala Putra Petir' Murka Pada Desember-Januari


                              by art_gundalateaser

Dihimbau Jauhi Pohon Dan Tiang Listrik Saat Hujan

PASURUAN – Curah hujan yang memuncak dengan intensitas sangat tinggi pada bulan Desember 2011 hingga Januari 2012 nanti diperkirakan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Kelas II (BMG) Tretes, Kab Pasuruan, akan menimbulkan gumpalan badai awan hingga terjadi berbagai pola sambaran petir dengan skala cukup tinggi.

Dijelaskan, bahwa sejumlah pola sambaran petir dapat diklasifikasikan diantaranya petir terjadi antara gumpalan awan ke awan; awan ke bumi; serta petir dari bumi ke arah awan.

Dari sekian pola sambaran petir itu, masing-masing memiliki potensi maupun tingkat bahaya berbeda. Namun yang patut diwaspadai adalah jika terjadi gumpalan awan petir yang menyambar dari atas langsung ke bumi (tanah) atau biasa disebut +CG.

Detektor Petir yang dimiliki BMG Tretes, mencatat dalam radius diameter 200 Km dari stasiun yang mencakup seluruh wilayah Jawa Timur, pada Jum’at (2/12) hingga Selasa (6/12), frekuensi terjadinya petir +CG, berfluktuasi terpengaruh adanya curah hujan yang terjadi.

Secara berurutan, dari catatan itu diketahui frekuensi petir berbahaya, sejak Jum’at (2/12) terjadi sebanyak 7.114 kali; berlanjut meningkat 19.479; 3.838 kali; dan terus menurun menjadi 2.925 kali; serta pada Selasa (6/12) terhitung sejak pukul 00.00-11.10 WIB jumlah +CG yang terjadi di hampir seluruh wilayah Jawa Timur ini sebanyak 513 kali.

Ahmad Fauzi, petugas operasional BMG Tretes, mengatakan kemungkinan terjadinya petir yang menyambar langsung ke bumi ini tidak dapat diprediksi karena pihaknya hanya melakukan pencatatan frekuensi petir yang terjadi di berbagai daerah saat hujan mengguyur.

“Kami hanya mampu mencatat dan frekuensi petir juga tidak dapat diperkirakan bahkan dalam satu hari bisa saja tidak terjadi petir,” ujar Ahmad Fauzi.

Sambaran petir ditegaskan pula dapat terjadi di semua wilayah baik yang dikategorikan daerah rawan sambaran petir ataupun tidak, terutama untuk sambaran petir +CG.

Sementara itu, frekuensi petir yang terjadi di sepanjang wilayah Pasuruan dari catatan BMG Tretes diketahui bisa mencapai 91 kali saat hujan turun.

Lebih jauh dijelaskan bahwa terdapat tiga titik rawan yang diperkirakan menyumbang lebih dari 50 persen sambaran petir yang terjadi di wilayah Kabupaten Pasuruan, yakni di Kecamatan Prigen, Pandaan dan Sukorejo.

Pada tiga titik wilayah tersebut, awan cenderung tebal dan sangat cepat terbentuk sehingga potensi terjadinya petir pun semakin tinggi.

Selain tiga titik rawan di atas, sambaran petir juga sering terjadi di wilayah Kecamatan Beji, Bangil dan Grati, Kab Pasuruan.

Curah hujan yang cenderung meningkat pada bulan Desember 2011-Januari 2012 diharapkan menjadi perhatian, agar warga waspada terhadap terjadinya mendung gelap yang menimbulkan hujan lebat dan petir.

“Warga dihimbau hati-hati saat mendung gelap dan hujan, jangan berteduh di bawah pohon tinggi dan tiang listrik. Lebih aman berteduh dalam dirumah saja,” pungkas Ahmad Fauzi.

Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Pasuruan, sejak 2010 hingga 2011 terakhir terdapat 4 kasus korban tewas terkena sambaran petir.

Terakhir petir menyambar hingga menewaskan seorang pelajar yang tengah berteduh saat hujan deras, di sebuah warung di samping Balai Desa Pelintahan yang juga berada di dekat rumah makan (RM) Bale Air, Kec Pandaan, pada Minggu (13/11) lalu. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...