PASURUAN – Kasus penderita HIV/AIDS di Kab Pasuruan pada
tahun 2011 tercatat sebanyak 488 kasus. Angka tersebut meningkat lebih dari 400
persen jika dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya 121 kasus.
Hal itu terungkap saat puluhan siswa SMA Negeri Bangil
bersama Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama
(Lakpesdam NU) Bangil melakukan aksi teatrikal memperingati hari AIDS Sedunia,
di alun-alun Bangil, Kab Pasuruan. Kamis (1/12).
Dari 488 kasus pada tahun 2011 itu, terbagi diantaranya terjangkit
HIV sebanyak 224 dan sebanyak 264 diketahui positif terjangkit AIDS. Sedangkan 84
diantaranya tercatat meninggal dunia akibat serangan virus ini.
Salah satu pengurus Lakpesdam NU Bangil, M Lutfi mengatakan bahwa dari sekian angka kasus HIV/AIDS di Kab Pasuruan selama ini, virus HIV/AIDS
menyerang kelompok usia remaja atau kelompok usia produktif yakni usia berkisar
12 tahun hingga 35 tahun.
Fenomena gunung es dalam kasus HIV/AIDS yakni satu orang
yang diketahui menderita dapat diartikan bahwa terdapat seratus orang lain lagi
yang menderita HIV/AIDS, oleh Lutfi dikatakan menjadi perhatian dan persoalan
tersendiri yang juga harus segera dicarikan solusi secepatnya.
Peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS itu ditegaskan karena
upaya penyadaran dan pencegahan penularan HIV/AIDS selama ini lemah dan
terkesan parsial atau tidak dilakukan secara sistemik, baik oleh pemerintah
selaku pemangku kebijakan atau elemen masyarakat lain.
Dari catatan selama ini, penularan terjadi lebih banyak
disebabkan oleh penggunaan jarum suntik narkoba dan prilaku seks bebas di
kalangan remaja.
“Maka menjadi salah satu upaya penyadaran bersama, bahwa
upaya pencegahan harus lebih diperluas dan ditingkatkan kualitasnya,” kata M
Lutfi.
Sementara itu, pada saat yang bersamaan, Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kota Pasuruan melakukan pengambilan sample
darah kepada sekitar 30 penghuni lapas, untuk mengetahui kemungkinan
terjangkiti virus HIV/AIDS.
Acep Fakhruddin, Kepala Lapas, menuturkan bahwa pengambilan
sample darah itu, dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan penyebaran
virus HIV/AIDS di dalam Lapas. Pasalnya, beberapa waktu lalu, di tempat ini
juga sempat terdapat seorang penghuni yang terjangkiti virus HIV.
Meskipun kondisi kesehatan penghuni yang terjangkit HIV
tersebut saat ini telah membaik, namun tetap saja secara intensif masih dalam
pengawasan dan perawatan oleh klinik khusus yang berada di Malang.
Lapas kelas II-B Kota Pasuruan merupakan satu dari 35 Lapas
dan rutan di Jawa Timur yang dijadikan sasaran dalam cek medis dan pengambilan
sample darah, karena Kota Pasuruan dianggap sebagai salah satu daerah potensi
terkait sebaran virus HIV/AIDS, menyusul secara geografis Kota Pasuruan
merupakan daerah wisata persimpangan dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Setiap minggu kami melakukan penyuluhan kepada para
penghuni, akan bahaya HIV/AIDS maupun psikotropika,” pungkas Acep. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...