Informasi terkait ambruknya atap masih simpang siur. Sejumlah
pekerja bangunan saat dijumpai pada Jum’at (16/12) siang itu, sepertinya enggan
memberikan kepastian waktu kejadian maupun penyebab utama hingga atap gedung
ambruk.
Salah seorang pekerja yang mengaku bernama Munif memberikan informasi
bahwa atap tersebut diperkirakan ambruk pada Kamis (15/12) malam kemarin,
karena sebelumnya kondisi atap masih normal terpasang genting.
“Kamis (15/12) siang kemarin atap tidak apa-apa. Tapi tadi pagi, kok ada kendaraan yang memuat galvalum mengganti atap
yang ambruk,” terang Munif.
Namun Fuad, seorang pekerja lain, yang saat itu tengah memperbaiki
atap gedung baru tersebut, memberikan keterangan bahwa ambruknya atap sudah terjadi
sejak sebulan yang lalu.
“Ambruk sudah sebulan lalu dan ini dibetulkan,” singkat Fuad
sambil melanjutkan pekerjaannya.
Sejumlah warga Kel Wironini, Kec Purworejo, yang berdekatan
dengan gedung sekolah juga tidak mengetahui secara persis terkait ambruknya atap
gedung baru itu.
Salah seorang warga yang enggan disebut namanya mengatakan
jika selama ini di seputaran wilayah sekolah juga tidak terjadi peristiwa angin
kencang atau hujan deras yang mampu merobohkan sebuah bangunan.
Di seputaran lokasi ambruknya atap, puing logam galvalum yang
digunakan sebagai kerangka atap bangunan yang telah ambruk, terlihat sudah
tidak ada lagi.
Namun siang itu, banyak pekerja masih menyingkirkan pecahan
genteng yang berserakan di sekitar gedung baru dan selanjutnya memasukkannya ke
dalam sak.
Rekahan di sekeliling tembok bagian atas, bekas atap ambruk gedung
yang masih dalam proses pengerjaan itu pun masih jelas terlihat.
Informasi pun kian sulit lantaran papan nama pengerjaan
sebuah proyek di seputar areal MAN Kota Pasuruan juga tidak terpasang. Sehingga
keterangan nilai nominal proyek gedung maupun rekanan selaku pelaksananya juga
tidak diketahui secara pasti.
Hanya saja dari informasi diketahui jika proyek pembangunan
gedung MAN Kota Pasuruan itu dibai untuk dua pelaksana.
Sedangkan bangunan yang atapnya mengalami ambruk, menjadi
tanggung jawab rekanan DRW asal Kota Pasuruan.
Salah seorang guru yang ditemui di sekolah, mengaku khawatir
karena ambruknya atap ini sekaligus telah menunjukkan bahwa mutu bangunan
lainnya yang saat ini tengah dikerjakan diperkirakan buruk.
“Ada dua rekanan
yang melaksanakan proyek. Melihat kejadian itu, saya khawatir bangunan lain
juga seperti atap ambruk itu. Apalagi kalau ambruknya saat jam pelajaran, bisa
ada korban,” ujar guru tersebut.
Sang guru berharap kepada pihak yang berwenang, peristiwa
ini menjadi dasar untuk dilakukan pemeriksaan teknis bangunan secara menyeluruh
baik yang telah selesai dikerjakan maupun yang masih dalam tahap pengerjaan.
Sementara, Kepala MAN Kota Pasuruan, Miftahul Huda, siang
itu sudah meninggalkan sekolah sehingga tidak dapat dimintai keterangan terkait
ambruknya atap bangunan baru di sekolahnya itu.
“Kepala sekolah pulang sebelum sholat Jum’atan tadi,” kata
Sudariyono, penjaga sekolah. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...