PASURUAN – Di penghujung tahun ini, wilayah Kab/Kota Pasuruan
justru mendapat ‘hadiah’ berupa bencana banjir yang terjadi sejak Minggu
(25/12) sore.
Bencana yang rutin terjadi pada musim hujan itu menerjang tiga
kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan sekaligus, yakni Bangil, Pohjentrek dan
Kraton, serta Desa Karang Ketug, Kec Gadingrejo Kota Pasuruan.
Banjir di Bangil merendam ratusan rumah warga di wilayah
Kelurahan Kalirejo, Kalianyar, dan Tambaan. Sedangkan banjir di Pohjentrek
merendam Desa Sukorejo, dan di wilayah Kraton merendam Desa Tambakrejo.
Dari catatan BPBD Kabupaten Pasuruan, bencana banjir
merendam rumah warga sebanyak 2.515 kepala keluarga (KK), masing-masing Kecamatan
Bangil (1.600 KK), Pohjentrek (315 KK) dan Kraton (600 KK).
Selain itu Desa Karang Ketug, Kec Gadingrejo, Kota Pasuruan,
yang lokasinya bersebelahan dengan Desa Tambakrejo, Kec Kraton, Kab Pasuruan
juga terimbas terjangan banjir dengan ketinggian rata-rata satu meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab
Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko, mengatakan bahwa banjir terparah diantaranya terjadi di
wilayah Desa Tambakrejo, Kec Kraton.
Di tempat ini, air meluber hingga menutup jalan raya pantai utara (pantura) dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.
Di tempat ini, air meluber hingga menutup jalan raya pantai utara (pantura) dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.
Akibatnya, arus lalu lintas dua arah di jalur pantura yang
menghubungkan Surabaya-Banyuwangi itu lumpuh lebih enam jam. Seluruh kendaraan yang
akan melintas dari Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi atau sebaliknya terpaksa dialihkan
lewat jalur Pandaan-Purwosari-Pasuruan.
Banjir Pasuruan ini juga menghanyutkan seorang pekerja proyek plengsengan sungai Kedung Larangan, Bangil, bernama Yunus (25), wargaKediri .
Korban diketahui hilang setelah terpeleset saat hendak buang air besar di
sungai Pecuk, Desa Karangjati, Kec Pandaan pada sore kemarin. Dan pada malam
harinya korban ditemukan tewas terhanyut banjir di sungai sekitar 500 meter
dari lokasi kejadian.
Banjir Pasuruan ini juga menghanyutkan seorang pekerja proyek plengsengan sungai Kedung Larangan, Bangil, bernama Yunus (25), warga
Dari informasi BPBD, banjir ini disebabkan tingginya curah
hujan di wilayah hulu yakni wilayah Kec Lawang, Kab Malang yang terjadi sejak
pagi hari dan menyebabkan Sungai Welang meluap. Sehingga desa-desa di wilayah Kecamatan
Gadingrejo, Kota Pasuruan, Kecamatan Pohjentrek dan Kraton, Kab Pasuruan
terendam banjir dan melumpuhkan jalur pantura.
Sementara, di wilayah Bangil, banjir terjadi karena sungai
Kedung Larangan meluap hingga membanjiri pemukiman di tiga desa.
Dari pantauan, pada Senin (26/12) pagi banjir yang sempat
menggenangi wilayah Pasuruan, mulai surut. Arus lalu lintas yang melewati Desa
Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, yang sempat lumpuh sebelumnya
telah kembali normal meskipun genangan air masih terlihat menutup sebagian bahu
jalan.
Namun demikian, air dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter, masih merendam pemukiman warga di tiga desa di wilayah Kecamatan Bangil, yakni Kalirejo, Kalianyar, dan Tambaan.
Namun demikian, air dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter, masih merendam pemukiman warga di tiga desa di wilayah Kecamatan Bangil, yakni Kalirejo, Kalianyar, dan Tambaan.
Upaya penyedotan dengan pompa air itu, dijelaskan oleh Yudha
sebagai langkah alternatif dan bersifat ujicoba dan jika berhasil akan diputuskan
menambah peralatan pompa dari Dinas Pengairan.
Potensi terjadinya banjir susulan dimungkinkan bisa terjadi.
Pasalnya sebagian wilayah Malang
dan Pasuruan pada Senin sore masih diguyur hujan.
Sehingga BPBD mengantisipasinya dengan menentukan tiga titik
lokasi pengungsian, diantaranya berada di sekitar Kec Bangil, serta menyiapkan
petugas Satuan Siaga Bencana.
Hingga saat ini belum terdapat laporan adanya kerusakan
rumah akibat banjir yang menyerang pemukiman penduduk, namun dari catatan
sementara yang dimiliki BPBD, banjir juga merendam areal persawahan wilayah Kab
Pasuruan seluas 60 hingga 100 hektar.
Tanah Longsor
Sementara itu, hujan yang mengguyur seharian pada Minggu kemarin
juga mengakibatkan tanah tebing perbukitan di tiga titik wilayah Kec Tosari, Kab Pasuruan
longsor.
Akibatnya, jalur utama menuju Taman Wisata Bromo terputus akibat
tertimbun longsoran tanah.
Salah satu titik longsoran akibat hujan dan angin kencang
itu berada di jalan Propinsi, tepatnya sekitar satu kilometer dari pusat Desa/Kec
Tosari, Kab Pasuruan. Dan dua titik lainnya berada di sekitar Desa Baledono,
Kec Tosari.
Pada senin pagi Pemkab Pasuruan, menyatakan Jalur ke wisata
Gunung Bromo di Desa/Kecamatan Tosari sudah dibuka dan jalan dapat dilalui kendaraan roda dua
maupun roda empat setelah petugas membersihkan material Lumpur dan bebatuan di tiga
titik longsor dengan alat berat.
Masyarakat saat ini bisa memanfaatkan sisa liburannya dengan
berkunjung ke Taman Wisata Bromo karena jalur sudah normal kembali, meskipun
dihimbau tetap meningkatkan kewaspadaan dalam perjalanannya karena jalur
berkelok dan bertebing itu masih licin terdapat lumpur serta kerikil masih
berserakan di jalanan.
Akan tetapi, ditegaskan juga jika sejumlah titik jalan di
sekitar Tosari masih berpotensi terjadi longsor lagi karena hujan disertai angin
kencang masih terus terjadi di kawasan ini. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...