Kamis, 30 Juni 2011

Pungli Samsat Merajalela

PASURUAN – Profesionalitas pelayanan Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) Kota Pasuruan kembali dipertanyakan oleh sejumlah wajip pajak pemilik kendaraan.

Kali ini, seorang warga bernama Hari Widianto (45), warga Jl Hasanuddin, Kota Pasuruan, mengaku terkena pungutan liar (pungli) sebesar Rp 250 ribu, saat melakukan pengurusan balik nama mobil Kijang miliknya di kantor Samsat.

Hari datang ke kantor Samsat Kota Pasuruan pada pukul 10.00 WIB, Selasa (28/6) kemarin. Waktu itu, penjelasan yang diperoleh Hari dari petugas Samsat bahwa biaya yang dibebankan sebesar Rp 1,623 juta.

Namun, setelah membayar biaya yang telah dijelaskan sebelumnya itu, Hari pun heran karena harus ditarik uang kembali, sebesar Rp 250 ribu.

“Saya sempat tanyakan ke petugas, waktu itu seorang perempuan, kenapa kok masih ditarik uang lagi, tapi nggak memberi penjelasan,” terang Hari Widianto, di rumahnya. Kamis (30/6).

Hari yang masih penasaran tersebut terpaksa mengeluarkan uang kembali dan langsung pulang setelah menerima surat dan kelengkapan kendaraan, berupa BPKB, STNK dan plat baru dengan nomor N-868-WI.

Sementara itu, Kanit Reg Ident Samsat Kota Pasuruan, IPTU I Made Santika, saat ditemui di kantornya, membantah adanya dugaan pungli yang dilakukan di lingkungan kerja yang dipimpinnya.

Ditegaskan bahwa tambahan biaya yang dikenakan sebesar Rp 250 ribu kepada Hari Widianto tersebut adalah untuk biaya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB).

“Itu sesuai dengan PP 50 tahun 2010, mungkin Pak Hari hanya belum memahami,” ujar IPTU I Made Santika, Kanit Reg Ident Kota Pasuruan.

Namun, pihaknya mengakui jika selama ini masih lemah dan kurang melakukan sosialisasi terkait tambahan biaya yang dikenakan kepada para wajib pajak, sehingga kejadian seperti yang dialami oleh Hari Widianto dapat dimaklumi terjadi.

Secara terperinci, ditutukan sebenarnya total tambahan biaya PNPB yang dibebankan kepada wajib pajak yang memiliki kendaraan roda empat sebesar Rp 225 ribu, yakni untuk BPKB sebesar Rp 100 ribu; STNK Rp 75 ribu: dan pelat nomor Rp 50 ribu.

Namun, saat ditanya adanya selisih Rp 25 ribu yang seharusnya diberikan kepada Hari Widianto saat itu, Kanit Reg Ident hanya tersenyum “manis” dan tidak bersedia memberikan jawaban. tj

Truk Vs Truk, Pengemudi dan Kenek Terjepit


PASURUAN – Sebuah truk tronton memuat keramik, menabrak truk memuat tepung, yang tengah mogok di tengah jalan raya pentura di wilayah Kec Gadingrejo, Kota Pasuruan. Kamis (30/6).

Meskipun tidak memakan korban jiwa, namun kecelakaan ini mengakibatkan pengemudi dan kenek truk keramik mengalami luka berat.

Kedua kaki dari pengemudi truk keramik, Suwadi (39), mengalami patah tulang, sedangkan kenek truk keramik, Akhmad Mukhlisin (34), sebelah kakinya juga patah.

Kedua korban tersebut diketahui tercatat sebagai warga Desa Balong Rejo, Mojokerto.

Sejumlah warga yang waktu itu berusaha mengevakuasi Suwadi, mengaku kesulitan lantaran tubuh korban terjepit kemudi dalam kabin, sehingga proses evakuasi pun berlangsung hampir satu jam.

“Kami coba evakuasi hanya dibantu satu linggis saja,” ujar Lukman, seorang warga setelah membantu mengevakuasi korban.

Kecelakaan tersebut terjadi diduga karena Suwadi, mengantuk saat melaju kencang dari arah Surabaya menuju Probolinggo, hingga tidak mampu mengendalikan kemudi dan menabrak truk tepung, yang mogok di tengah jalan, karena ban bocor.

Bagian depan truk keramik dengan bernopol W-9821-UN itupun rusak berat sedangkan truk bermuatan tepung bernopol L-9807-UF hanya sedikit ringsek pada bagian bak belakang.

“Sebenarnya, sejak malam kemarin truk tepung itu ada di tengah jalan karena ban-nya bocor,” kata Firman, seorang warga yang sempat menyaksikan kecelakaan truk ini.

Kedua korban saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum R. sudarsono, Kota Pasuruan.

Kecelakaan itu juga menyebabkan arus lalu lintas terganggu dan macet hingga hampir 2 jam.

Sementara itu, terkait kecelakaan ini, polisi masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi warga dan pengemudi truk tepung, bernama Sentot, warga Gresik. tj

Senin, 27 Juni 2011

Bukti Penyimpangan DAK Dinas Pendidikan Diserahkan Kejati



PASURUAN – Dugaan penyimpangan DAK (Dana Alokasi Khusus) tahun anggarn 2009 dan 2010 memasuki babak baru. 

Tim Investigasi Partai Hanura Kab Pasuruan, menyerahkan bukti-bukti terkait dugaan penyimpangan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur di Surabaya. Senin (27/6).

Tidak tanggung-tanggung sebanyak 4 bendel berisi bukti rangkaian penyimpangan DAK 2009 dan 2010, diterima langsung oleh Kepala Kejati, Abdul Taufik.

Salah seorang anggota tim investigasi Hanura, M. Ridwan, di hadapan sejumlah wartawan menuturkan bahwa, bahwa Kepala Kejati merespon positif temuan dugaan penyimpangan DAK ini. Kejati berencana membentuk tim khusus untuk melakukan pengembangan dan penyelidikan terkait dugaan penyimpangan ini.

“Kepada kami, Pak Taufik (Kajati) memberikan atensinya dan meminta waktu selama 30 hari, untuk melakukan penyelidikan. Untuk sementara ini kami menunggu hasilnya bagaimana,” ujar M. Ridwan sambil menunjukkan surat tanda terima dari Kejati.

Dijelaskan lebih lanjut, bukti-bukti tersebut oleh Kejati dianggap sebagai petunjuk awal untuk melangkah ke proses hukum selanjutnya.

Saat disinggung adanya anggapan kemungkinan terdapat motif sakit hati, karena tidak mendapatkan proyek dalam DAK 2009 dan 2010 tersebut, Partai Hanura pun menolak dengan tegas.

“Tidak ada motif sakit hati karena tidak mendapat proyek. Kita hanya tidak rela dunia pendidikan dirusak,” tegas Ngurah Dharma Udayana, anggota tim investigasi Hanura.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kab Pasuruan, Iswahyudi, saat dihubungi melalui telepon selulernya, mengatakan tidak tahu menahu terkait dugaan penyimpangan yang dialamatkan ke instansi yang dipimpinnya.

“Saya ndak tahu persoalan itu,” ucap Iswahyudi singkat.

Kepala Dinas Pendidikan juga tidak bersedia memberikan tanggapan tentang langkah hukum yang telah dilakukan Partai Hanura yang membeberkan berbagai bukti penyimpangan DAK Dinas Pendidikan Kab Pasuruan.

Untuk diketahui, Disependik Kab Pasuruan pada tahun anggaran 2009 dan 2010, menerima dana hibah DAK dengan total pagu sebesar Rp 63,210 milyar dan 44 milyar.

Secara terperinci, diketahui pada tahun 2009, dana sebesar Rp 63,210 milyar tersebut diberikan kepada 391 sekolah dasar di Kab Pasuruan.

Masing-masing sekolah mendapatkan dana sekitar Rp 70 juta, yang terbagi manjadi dua item pekerjaan, masing-masing untuk rehab gedung sebesar Rp 50 juta dan pengadaan mebeller Rp 20 juta.

Sedangkan, tahun 2010, DAK yang digelontorkan ke Dispendik Kab Pasuruan berjumlah Rp 44 milyar, diberikan kepada 130 lembaga pendidikan tingkat SD dan SMP.

Dari Rp 44 milyar, sebanyak 80 perpustakaan SD waktu itu mendapatkan bantuan untuk rehab fisik senilai Rp 10,4 milyar. Sedangkan untuk sarana peningkatan mutu di 180 SD sebesar Rp 23, 4 milyar.

DAK 2010 juga dikucurkan kepada 120 SMP berupa pengadaan buku perpustakaan sebesar Rp 5,46 milyar; Sementara 33 SMP dialokasikan Rp 105 juta agar mendapatkan alat peraga laboratorium IPA, IPS dan Matematika; dan untuk 4 SMP diberikan dana Rp 600 juta untuk pengadaan peralatan laboratorium bahasa.

Dari catatan tersebut, DPC Hanura Kab Pasuruan, melalui tim ivestigasinya menemukan dugaaan berbagai penyimpangan, diantaranya rendahnya mutu pekerjaaan hingga tidak dijalankannya aturan main (prosedur) dalam pekerjaannya.

Lebih lanjut dibeberkan, saat itu SDN Sumberagung 2, Kec Grati, terpaksa mengeluarkan dana lagi untuk perbaikan mebel karena tidak memenuhi spesifikasi, senilai Rp 45 juta.

Sedangkan pada 2010, penyimpangan pengerjaan proyek DAK, juga ditemukan pada pengerjakan sejumlah bangunan SD serta bangunan untuk SMP.

Selain kualitas yang memprihatinkan, tim investigasi DPC Hanura Kab Pasuruan, juga menemukan adanya dugaan mark up, pada pembiayaan jasa konsultan proyek.

Pembayaran jasa konsultan secara riil di lapangan sebesar Rp 1,5 juta, ternyata dalam laporan tertulis minimal Rp 2 juta, bahkan hingga mencapai angka Rp 7,7 juta untuk setiap sekolah. tj

Kamis, 23 Juni 2011

Menengok Kebun Sayur Desa Kertosari


PASURUAN – Perubahan cuaca ekstrim yang terjadi tidak menentu saat ini, membuat sejumlah kelompok pecinta dan pelaku lingkungan untuk memeras otak. Pasalnya, cuaca ekstrim berdampak buruk pada sejumlah sektor kehidupan terlebih di sektor pertanian.

Satu hal yang kerap dialami para petani saat ini adalah menurunnya produksi padi atau bahkan mengalami gagal panen.

Persoalan tersebut mencoba dijawab oleh Yayasan Satu Daun dengan menawarkan diversifikasi pertanian, dari sebelumnya bercocok tanam padi beralih ke tanaman sayur mayur.

Kondisi lingkungan yang dinilai sudah tidak ramah kepada petani menjadi pertimbangan dari lembaga lingkungan ini melakukan ‘revolusi’ pola bercocok tanam.

Langkah awal dilakukan adalah dengan cara mengajak sebuah kelompok tani bernama ‘Lumbung Tani’ Desa Kertosari, Kec Purwosari, Kab Pasuruan.

Selanjutnya, kerjasama berlangsung dengan membangun sebuah kebun bibit percontohan untuk sayur mayur, di sebuah lahan tidak produktif di desa setempat, seluas 900 meter persegi dari 2000 meter lahan kritis yang tersedia.

Sayuran yang dipilih pun beragam dan sudah umum dikenal, seperti kangkung, bayam, sawi, ataupun selada keriting.

Pola perawatan tanaman dilakukan secara alami dan menghindari cara-cara dengan menggunakan bahan-bahan kimiawi.

“Pola pertanian konvensional dengan mengandalkan keteraturan iklim selama ini, terbukti harus dicarikan solusi dengan terobosan baru,” ujar Fathurrahman, di kebun bibit sayur percotohan di Desa Kertosari. Kamis (23/6).

Terbukti, dalam beberapa bulan melakukan uji coba, hasil yang diperoleh terbilang luar biasa, mencapai 30 kuintal sayur mayur.

Ketua ‘Lumbung Tani’ Desa Kertosari, Didik, mengaku mendapat pengalaman baru dalam bercocok tanam.
“Setidaknya saya merasa dapat pelajaran baru, sebelumnya saya kebingunan bagaimana lahan saya dapat lebih produktif,” ujar Didik.

Selain sayuran, lahan yang saat ini masih tersisa juga telah dikembangkan menjadi pembibitan tanaman yang akan didistribusikan sebagai sarana konservasi hutan.

Dari keterangan diperoleh jumlah persediaan bibit tanaman sudah mencapai sekitar 33 ribu, terdiri dari sengon laut, trembesi, aren, durian serta alpukat.

“Kita juga didukung pihak swasta, dan yang terpenting masyarakat tani nanti dapat lebih sejahtera, dengan manfaat menanam sayur mayur dibanding saat menanam padi,” pungkas Fathurrahman. tj

Rabu, 22 Juni 2011

Prihatin Nasib TKI, Keluarga 'Nyasaruddin' ngamen

PASURUAN - Keprihatinan atas peristiwa hukuman pancung yang dialami Ruyati binti Sapubi, TKI Arab Saudi beberapa waktu lalu, kian meluas. Kali ini, keluarga pelantun lagu 'Nyasaruddin' juga tidak ingin tinggal diam dengan melakukan aksi pengumpulan dana dengan cara ngamen di tengah jalan untuk para TKI.

Menariknya keluarga ini, dalam aksinya melantunkan lagu baru yang khusus dipersembahkan untuk para TKI, berjudul “Jeritan TKI”.

Kepala keluarga ‘Nyasaruddin’, Hari Widianto, yang mengkordinir aksi tersebut mengatakan bahwa gerakan pengumpulan dana tersebut adalah satu bentuk perhatian dan solidaritas kepada nasib pahlawan devisa tersebut.

Sedangkan, saat ditanya tentang lagu “Jeritan TKI” yang dinyanyikan selain dari lagu hits-nya “Nyasaruddin” selama ini, Hari mengakui jika lagu “Jeritan TKI” diciptakannya setelah melihat kabar peristiwa dipancungnya, Ruyati, di Arab Saudi.

“Lagu ini saya ciptakan pada 21 Juni kemarin dengan lima bait lagu. Dan lagu ini kami persembahkan untuk para TKI, pejuang devisa kita,” papar Hari Widianto, di sela aksi ngamen di perempatan jalan Panglima Sudirman Kota Pasuruan. Rabu (22/6).

Judul lagu “Jeritan TKI” sendiri dijelaskan sebagai sebuah lambang yang mewakili kehidupan TKI. Pasalnya, selama ini TKI kerap menjadi korban ketidak adilan, terjadinya kekerasan baik fisik dan psikis, bahkan ada yang terlantar hingga hidup di lorong jembatan.

Namun demikian, persoalan ini menurut Hari tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah, karena seluruh elemen masyarakat, dipandang memiliki kewajiban yang sama untuk melakukan perhatian dan perlindungan terhadap TKI.

Aksi penggalangan dana untuk para TKI dengan melantunkan lagu “Jeritan TKI” itu kontan menjadi perhatian para pengguna jalan.

Dari pantauan di lapangan, cukup banyak pengguna jalan yang memberikan sumbangan. Dalam satu jam aksi, keluarga ini setidaknya mendapatkan hasil sumbangan tidak kurang dari Rp 100 ribu.


“Semoga jumlah yang tak seberapa dari hasil sumbangan warga, bisa membantu beban para TKI yang terkena masalah,” pungkas Hari Widianto.


Berikut lagu “Jeritan TKI”





Hatiku kini kian hancur saja
Melihat berita, berita yang ada
Sekarang tambah banyaknya masalah
Yang tidak ada penyelesaiannya

Apakah kita cukup diam saja
Kasihan … nasib mereka
Padahal dia pahlawan devisa
Harus jadi tanggung jawab negara

Inginnya kerja mencari harta
Yang didapat malah derita
Apakah ini nasib tki kita
Mau senang malah mendapatkan siksa

Keluarga ini sebelumnya dikenal setelah melantunkan lagu berjudul “Nyasaruddin” yang diunggah dalam bentuk video dan meledak di Youtube. Lagu “Nyasaruddin” adalah tentang seseorang yang lari dari jeratan hukum, karena merasa dikambing hitamkan. tj


Selasa, 21 Juni 2011

3 M Untuk Akses Bromo


PASURUAN – Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun anggaran 2011 ini, gelontor Rp 3,18 Milyar, untuk membangun kembali akses jalan Gunung Bromo, di wilayah Pakis Bincil, Desa Wonokitri, Kec Tosari, Kabupaten Pasuruan,

Dana tersebut disiapkan setelah Pemerintah Kabupaten Pasuruan ‘menyatakan menyerah’ sehingga tanggung jawab jalan tersebut diambil alih oleh Pemprov Jatim.

“Pemprov sudah meninjau lokasi dan bersedia melakukan pembangunan jalan menuju Wisata Bromo itu,” ujar Kepala Dinas PU Binamarga Hari Aprianto melalui telepon selulernya.

Pemprov akan mengawali proses pembangunan jalan sekitar bulan agustus nanti, sehingga saat ini Pemkab Pasuruan hanya melakukan perbaikan seperlunya, hanya agar warga sekitar tidak kesulitan jika melintasi jalan di Pakis Bincil tersebut.

Lebih lajut, Hari mengatakan, perbaikan sementara jalan tersebut dilakukan dengan cara bergotong royong bersama warga sekitar.

“Minggu (19/6) kemarin perbaikan sudah dilakukan. Jadi warga tidak usah khawatir lagi, mungkin satu bulan selesai perbaikannya,” pungkasnya.

Diketahui sejak Mei 2011, akses jalan di wilayah Pakis Bincil, Desa Wonokitri, Kec Tosari, lumpuh total karena terkelupas selebar 5 meter. Padahal jalan tersebut merupakan akses utama menuju lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

Intensitas guyuran air hujan secara terus menerus di duga menjadi penyebab badan jalan tersebut rusak. tj

MUI Razia Miras

Ketua Komisi Fatwa dan Hukum MUI, Hb Bakar Asegaf mengecek kadar alkohol miras. 
PASURUAN – Bulan Puasa Ramadhan masih kurang beberapa pekan lagi, namun Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Satpol PP dan Polisi resor Kota Pasuruan, menggelar razia minuman keras (miras) ke sejumlah super market maupun retail sejenis. Senin (21/6).

Dari pantauan MUI, dari 20 retail yang tersebar di wilayah Kota Pasuruan, hampir semuanya kedapatan menjual minuman keras.

“Setidaknya kami lihat ada 18 retail menjual minuman keras,” ujar Habib Abu Bakar Assegaf, Ketua Komisi Fatwa dan Hukum, mendampingi Ketua MUI Kota Pasuruan KH Said Kholil.

Untuk sementara ini, MUI masih memberikan toleransi dengan tidak melakukan penyitaan langsung terhadap minuman keras yang dijual bebas tersebut.

Pihaknya saat ini, hanya memberikan teguran dan himbauan agar segera membuang miras dan tidak lagi menjualnya.

Tapi, jika pada bulan puasa Ramadhan nanti retail-retail tersebut masih nekad menjual minuman keras, maka MUI bersama polisi nanti akan bertindak tegas dengan langsung melakukan penyitaan miras.

“Minuman keras atau Khomer, berapapun prosentase kadar alkoholnya, menurut Islam haram hukumnya,” tegas Habib Abu Bakar.

Gelaran razia ini juga dimaksudkan untuk memantapkan langkah MUI dalam mengawal Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Ramadhan yang saat ini masih dalam penggodokan dan revisi DPRD Kota Pasuruan. tj

Geger Jenglot


Mas Anom bersama Jenglot yang ditemukannya.
PASURUAN – Warga Kecamatan Nguling, Kab Pasuruan, digemparkan dengan ditemukannya jenglot oleh seorang warga di Dusun Kapur, Desa Sudimulyo, Kec Nguling, bernama Mas Anom Sugiyo (27), akhir Mei lalu.

Jenglot tersebut didaperoleh saat tirakat di sebuah pemakaman Buyut Boto Suro yang lokasinya sekitar 100 meter di belakang rumahnya. Anom Sugiyo waktu itu bersama dengan enam orang temannya sengaja tirakat ke pemakaman Buyut Boto Suro untuk ‘memburu’ benda-benda pusaka dari alam ghaib.

“Dari kabar yang berkembang, katanya di makam Buyut Boto Suro itu banyak pusaka. Saya coba-coba, kok malah dapat ini. Kalau saya sih menganggapnya genderuwo, tapi orang lain menganggapnya jenglot,” terang Mas Anom Sugiyo, di rumahnya, Senin (20/6).

Jenglot ini bentuknya seperti manusia kecil, dengan ukuran sekitar 15 sentimeter, berwarna coklat gelap, dan sepintas terbuat dari kayu kering yang sangat tua.

Layaknya manusia, jenglot ini juga memiliki anggota badan lengkap, seperti kepala, tangan dan kaki.

Sekilas wajahnya mirip kelelawar dengan dua gigi ‘siung’ berada di luar mulutnya, rambut panjang menempel kaku mulai dari kepala hingga ujung kaki dan kedua tangannya bersedekap tertutup kuku panjang. Selain itu, pada jenglot terlihat juga terdapat alat kelamin seperti milik seorang laki-laki.

“Ibu saya pernah mendengar ada orang tidur mendengkur saat malam hari. Waktu dicari, ternyata suara dengkur itu dari benda (jenglot) ini,” ujar Mas Anom.

Karena kejadian itu, sejumlah anggota keluarganya sempat ketakutan, sehingga jenglot sebelumnya diletakkan begitu saja dalam kotak, akhirnya dibungkus dengan kain putih.

Mas Anom yang bekerja sebagai Staff di UPTD Pasar Grati, Kab Pasuruan tersebut, juga mendapat benda pusaka lain yang juga diburu selama satu pekan dengan tirakat di makam Buyut Boto Soro.

Berbagai pusaka ghaib pun berhasil didapatkan, seperti wesi kuning dalam kepompong; cemeti sapu jagat, berbentuk besi besi kecil; minyak dan mustika duyung; batu akik pirus urat emas; kol buntek, berbentuk keong; serta stambul (Al Quran berukuran se-ibu jari).

Mas anom menguraikan pusaka tersebut dipercaya memiliki beragam keistimewaan. Seperti jenglot dapat digunakan untuk pesugihan, besi kuning dan kol buntek untuk kekuatan, minyak dan mustika duyung untuk pengasihan, serta stambul untuk kesaktian.

Bahkan saat itu juga dipraktikkan dengan membakar wadah stambul yang sepertinya terbuat dari potongan kain dengan sebuah korek gas. ternyata potongan pembungkus tersebut, tidak terbakar.

“Jika ada yang berminat dengan benda-benda ini, saya persilahkan saja untuk memilikinya,” kata Mas Anom yang mengaku pusakanya berupa keris lekuk 11 dari jaman Mojopahit, pernah dibeli Sri Mulyani, Mantan Menkeu RI yang saat ini menjadi Direktur IMF.

Alasan Mas Anom Sugiyo melakukan tirakatan di makam Buyut Boto Suro, lantaran merasa sebagai anak turun dari tokoh babad desa di wilayah Nguling.

Masyarakat setempat memahami Buyut Boto Suro adalah seorang tokoh panglima Kerajaan Mataram kala itu, yang melarikan diri dari kejaran Belanda bersama seorang tokoh atau Panglima Kerajaan Mataram lainnya, yakni Trohpati.

Makam Trohpati sendiri juga berada tidak jauh dari makam Buyut Boto Suro.

“Keberadaan Buyut Boto Suro dan Trohpati tersebut juga pernah dilacak oleh Kesultanan Yogyakarta,” terang Joko S, kakak Mas Anom Sugiyo.

Dalam pelariannya itu, Trohpati dan Buyut Boto Suro, membawa sejumlah pusaka Kerajaan Mataram.

Trohpati membawa pusaka berupa Bende Mataram dan keris Nogo Sosro Sabuk Inten. Sedangkan Buyut Boto Suro membawa kotak yang didalamnya berisi minyak, sopak, kebo dungkul (seperti batu-batu kecil) dan bintang lambang kerajaan. tj

Senin, 20 Juni 2011

Tersangkut SS, Staff PN Bangil Ditangkap Polisi


Istiningsih Kadariswati, Ketua PN Bangil.  
PASURUAN – Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bertugas di Pengadilan Negeri (PN) Bangil, ditangkap polisi karena terjerat kasus narkoba jenis shabu-shabu (SS).

Dari informasi yang berhasil dihimpun, pegawai tersebut diketahui bernama M Bakri dan sehari-hari bertugas sebagai salah satu staff di bagian pidana PN Bangil.

Bakri ditangkap polisi di suatu tempat pada Jum’at (17/6) malam lalu, setelah sebelumnya seorang yang diduga sebagai kurir SS bernama Nanang tertangkap membawa satu poket Shabu saat berada di Pasar Bangil.

Terungkap jika SS yang dibawa tersebut diakui milik Bakri. Waktu itu barang haram yang dibawanya itu, hendak dikirim dan diberikan kepada Bakri.

Berdasarkan pengakuan Nanang itu, polisi pun langsung menangkap M Bakri tanpa perlawanan.

Saat ini kedua pelaku, masih menjadi tahanan di Mapolres Pasuruan, menunggu proses pengembangan dan penyelidikan.

Polisi saat ini juga masih memburu pelaku lain yang diduga sebagai bandar SS, bernama Feri.

“Dari mulut kurir itu, akhirnya semua kebongkar,” ujar seorang sumber di Mapolres Pasuruan yang enggan namanya dipublikasikan.

Kasat Reskoba Polres Pasuruan, AKP M Yusuf, enggan memberikan keterangan, dan terkesan menyembunyikan informasi, terkait tertangkapnya staff PN Bangil yang terkena kasus narkoba pada Jum’at malam itu.

Bahkan, AKP Yusuf ‘ngacir’ melarikan diri dari ruanganya, menghindari sejumlah wartawan, dengan alasan bertemu dengan Kapolres Pasuruan.

Sementara itu, Ketua PN Bangil, Istiningsih Kadariswati, SH, membenarkan jika PNS yang disebut-sebut terjerat kasus narkoba itu adalah salah satu staff di Bagian Pidana di PN Bangil yang dipimpinnya.

Istiningsih sebelumnya tidak mengetahui jika staffnya itu telah berurusan dengan polisi dalam kasus narkoba, karena baru mendapat laporan Senin pagi kemarin.

“Saya baru mengetahui baru pagi tadi, kalau staff saya ditangkap polisi,” ujar Istiningsih Kadariswati, Ketua PN Bangil sesaat setelah keluar dari ruang tahanan Mapolres Pasuruan.

Saat ditanya, kemungkinan sanksi yang akan diterima Bakri nanti, Istiningsih masih menunggu proses hukum yang saat ini dilakukan pihak kepolisian.

Ia memastikan akan memberikan sanksi Bakri jika benar-benar melanggar hukum menyalahgunakan narkoba.

“Kejadian ini sudah saya laporkan ke Pengadilan Tinggi, kita tunggu hasil penyidikan polisi bagaimana,” pungkas Istiningsih. tj

Minggu, 19 Juni 2011

DAK Pendidikan Diduga Menyimpang

PASURUAN - Tim Investigasi Hanura Kab Pasuruan, membeberkan temuan adanya dugaan penyimpangan proyek DAK (Dana Alokasi Khusus) tahun 2009 dan 2010 di Dinas Pendidikan (Dispendik) Kab Pasuruan. Minggu (19/6).
Penyimpangan tersebut diantaranya rendahnya mutu pekerjaaan hingga tidak dijalankannya aturan main (prosedur) dalam penanganan tersebut.

Pada tahun 2009 terdapat 391 SD yang pekerjaan mebelernya bermasalah, hingga mencapai 60 persen.
“Seperti di SDN Sumberagung 2, Kec Grati, terpaksa mengeluarkan dana lagi untuk perbaikan mebel tersebut hingga Rp 45 juta,” ujar M Ridwan, Sekretaris DPC Hanura Kab Pasuruan, kepada wartawan, Minggu (19/6).
Sedangkan pada 2010, penyimpangan pengerjaan proyek DAK, juga ditemukan pada pengerjakan sejumlah bangunan SD serta bangunan untuk SMP.
“Bangunan perpustakaan sebuah sekolah dasar, kondisinya memprihatinkan. Ada gedung yang 
dicat asal-asalan, tidak ubahnya pewarna makanan yang mudah luntur,” tambah M Ridwan.

Di tingkat SMP, penyimpangan DAK diduga terjadi pada prosedur yang sengaja tidak diumumkan. Padahal anggaran untuk pengumuman lelang tersebut besarannya mencapai Rp 156 juta.
Prosedur penggunaan DAK untuk SMP dikatakan telah melanggar Permendiknas nomor 18 tahun 2010.
“Selain dana Rp 156 juta untuk pengumuman lelang di media massa raib,” terang Ngurah Darma, Wakil Ketua DPC Hanura Kab Pasuruan.
Menariknya lagi, dari temuan diketahui juga bahwa pengerjaan DAK untuk SMP senilai Rp 9,5 miliar tersebut, dilakukan oleh perusahaan yang dimiliki oknum orang dinas setempat.
Selain kualitas yang memprihatinkan, tim investigasi DPC Hanura Kab Pasuruan, juga menemukan adanya dugaan mark up, pada pembiayaan jasa konsultan proyek.
Pembayaran jasa konsultan secara riil di lapangan sebesar Rp 1,5 juta, ternyata dalam laporan tertulis minimal Rp 2 juta, bahkan hingga mencapai angka Rp 7,7 juta untuk setiap sekolah.
“Sudah berapa itu, padahal yang dimark up biaya konsultan jumlahnya ratusan sekolah,” celetuk A Subakir, salah satu anggota tim investigasi DPC Hanura Kab Pasuruan.
Sementara Kepala Dinas Pendikan Kab Pasuruan, Iswahyudi, menyampaikan bahwa terkait dugaan penyimpangan tersebut, sudah ada pemeriksaan dari Badan Pengawas Kab Pasuruan maupun BPK.
Iswahyudi secara rinci mengaku tidak begitu memahami persoalan dugaan sejumlah penyimpangan itu, karena sebelumnya ia hanya sebagai Kabid Sekolah Lanjutan Dindik Kab Pasuruan.
“Kalau saya sendiri tidak tahu-menahu, karena saya baru menjadi kepala dinas,” kata Iswahyudi. tj

Jumat, 17 Juni 2011

Balita Perokok Kian Parah

**Sehari Habiskan 12 Batang Rokok

Khoirul Anam enggan dibujuk untuk tidak merokok.
PASURUAN – Kondisi Khoirul Anam, balita 26 bulan yang kecanduan rokok, kian parah. Dalam sehari, rokok yang dihisap putra ketiga pasangan Asmad (Alm) dan Salamah (27) ini, bertambah menjadi sekitar 12 batang.

Padahal sebelumnya, dalam satu hari, Irul hanya menghabiskan 3 batang rokok saja.

Hal itu, diungkapkan oleh kakek Khoirul, Abidin Selamet (51), saat menemui Surabaya Pagi di kediamannya, di Jl. Nanas 2E, Kel Ngemplakrejo, Kec Purworejo, Kota Pasuruan. Jum’at (17/6).

Menurut Selamet, cucu ketiganya itu, semakin tidak terkendali meminta rokok untuk dihisap setelah mendapat pemberian permen dan coklat yang diberikan oleh tim medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan.

“Ini sisa bungkus rokoknya kemarin,” ujar Abidin Selamet menunjukkan bungkus rokok filter berwarna merah.

Rengekan permintaan ‘jajanan’ rokok Irul (panggilan akrab Khoirul) tidak mampu ditolak. Pasalnya, pihak keluarga takut Irul marah dan kembali melukai orang lain, seperti yang terjadi pada diri Abidin Selamet yang ditusuk Irul dengan pisau dapur pada punggung tangan dan perutnya.

“Kalau melukai saya, gak apa-apa, tapi kalau sampai melukai diri, gimana?,” tambah Abidin Selamet.

Selamet sebenarnya, menginginkan Irul dapat hidup normal tanpa rokok, namun berbagai cara telah ditempuh, seperti dibawa ke rumah sakit atau dipindah ke luar daerah.

“Pernah Irul kami pisahkan dari rumah ini, namun, dapat satu minggu Irul sakit, terus setelah dibawa ke rumah kami malah sembuh,” pungkas Abidin Selamet.

Sementara itu, tidak lama tim kesehatan Dinkes Kota Pasuruan berjumlah 5 orang, datang berkunjung dalam rangkaian observasi dan memantau perkembangan balita perokok ini.

Salah satu tim, langsung menyodorkan sebungkus permen ke Irul, yang waktu itu asik memegang dan menghisap rokok.

Namun, Irul malah lari menghindar dari bujukan bahkan menangis histeris karena dipaksa untuk membuang rokoknya. Bujukan pun melemah dan si Irul tetap dibiarkan menikamati rokoknya tanpa gangguan.

Koordinator tim medis, dr Darmayanti, mengatakan, bahwa selain kondisi fisik dapat terganggu, dipastikan juga psikis Irul akan semakin terganggu, jika tetap dibiarkan menghisap rokok.

Dari pengamatan tim medis saat ini, cara yang paling efektif untuk menghilangkan kebiasaan merokok Irul adalah menjauhkan dari lingkungan dimana selama ini diasuh dan tumbuh berkembang.

“Mumpung kesehatan fisiknya belum parah, kami kira Khoirul harus dipisahkan dari asuhan kakeknya saat ini,” ujar dr Darmayanti, saat berada di rumah Irul.

Setelah dipisah dari lingkungannya saat ini, Si Irul nanti harus didampingi oleh Psikiater anak untuk dilakukan terapi dan dikumpulkan dengan teman-teman usia sebaya Irul.

Selain itu, prilaku Abidin Selamet, yang sehari-hari mengasuh Irul, juga menjadi perhatian. Selama ini, Selamet terus bebas merokok di hadapan Irul, sehingga kemungkinan ditiru oleh Irul, cucunya.

“Untuk Kakeknya itu, mungkin kami meminta bantuan pihak kelurahan dan tokoh masyarakat agar dapat berbicara, karena kami menduga kakeknya kian memperparah kondisi Irul,” tambah dr Darmayanti.

Diketahui, Khoirul Anam, balita 26 bulan, putra pasangan (Alm) Asmad dan Salamah (27), kecanduan rokok sejak 6 bulan silam.

Kecanduan merokok tersebut diketahui saat Irul tiba-tiba asik merokok milik kakeknya, Abidin Selamet (51), yang ditinggalkan pergi ke kamar mandi.

Pihak keluarga, selama itu, tidak berdaya melarang kebiasaan merokok itu, karena balita ini akan marah-marah bahkan hingga melukai dengan benda-benda tajam orang yang melarangnya merokok. tj

Kamis, 16 Juni 2011

Dilarang Perbaiki Rumah Warga Sumber Anyar Protes Puslatpur

Warga Sumber Anyar Protes Puslatpur.

PASURUAN – Sebanyak 19 orang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Petani Sumberanyar, Kec Nguling, Kab Pasuruan, mendatangi Pemkab Pasuruan, menyampaikan surat protes, menyusul tindakan Puslatpur TNI AL Grati yang melarang warga membangun atau menambah bangunan serta memperbaiki rumahnya. Kamis (16/6).

“Makanya kami minta bantuan Pemkab Pasuruan untuk dapat menyelesaikan masalah kami,” kata Lasminta, koordinator petani Sumberanyar seusai bertemu Wabup, Eddy Paripurna.

Seperti diketahui, lahan sengketa yang saat ini menjadi Puslatpur TNI AL sekitar 5.000 hektar masih berdiri ribuan rumah warga di 10 desa yang tersebar di Kec Nguling dan Kec Lekok.

Sengketa lahan ini pun kian mencuat secara nasional dengan tragedi tewasnya 5 warga Alas Tlogo, yang terkena peluru prajurit TNI AL pada Juni 2007 lalu.

Namun dalam perkembangannya, kasus sengketa lahan itu masuk ke pengadilan hingga kasasi yang diwakili warga Desa Alastlogo dan dinyatakan kalah.

Sementara, Wabup Pasuruan, Eddy Paripurna, menyampaikan bahwa pihaknya memperhatikan serius persoalan ini dan akan segera membahasnya dalam rapat muspida.

“Selanjutnya kami juga akan mencari tahu alasan serta dasar pihak puslatpur yang melarang warga membangun maupun memperbaiki rumahnya,” ujar Eddy Paripurna. tj

Dinkes Tangani Balita Perokok

Khoirul Anam

PASURUAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) akhirnya terjun ke lapangan menemui Khoirul Anam, balita 26 bulan, warga Jl hangtuah Gg Nanas 2E, Kel Ngemplakrejo, Kec Purworejo, Kota Pasuruan, yang kecanduan rokok sejak 6 bulan lalu.

Dinkes menduga kebiasaan merokok balita ini lantaran pola asuh yang salah dari orang tua dan keluarga.

“Dari hasil tim kesahatan, anak tersebut terlalu dimanja oleh keluarganya,” tandas Endang Kuntiarti, Plt Kepala Dinkes Kota Pasuruan, Kamis (16/6).

Untuk itu, Dinkes juga akan melakukan pengawasan secara menyeluruh dengan menyediakan konselor (pendamping) agar kebiasaan buruk balita tersebut dapat segera dihentikan.

Selain itu, dr Hendra Ramadhan, tim Dinkes Kota Pasuruan yang datang ke rumah Khoirul, menyampaikan bahwa pihaknya terjun untuk melakukan observasi sebagai langkah awal untuk mengetahui cara menghentikan kebiasaan merokok khoirul.

“Kondisi kesehatan Khoirul secara umum masih cukup sehat,” ujar dr. Hendra Ramadhan.

Namun, yang patut dikhawatirkan dari kondisi kesehatan Khoirul adalah dampak negatif dari kecanduannya menghisap rokok selama hamper 6 bulan.

Diketahui, Khoirul Anam, balita 26 bulan, putra pasangan (Alm) Asmad dan Salamah (27), kecanduan rokok sejak 6 bulan silam.

Kecanduan merokok balita yang akrab dipanggil Irul tersebut diketahui tengah asik merokok milik kakeknya, Abidin Selamet (51), yang tanpa sengaja ditinggalkan pergi ke kamar mandi.

Sejak saat itu, rokok menjadi ‘jajanan’ sehari-hari si Irul. Setidaknya dalam satu hari 3 batang rokok mampu dihisap habis.

Pihak keluarga, selama itu, tidak berdaya melarang kebiasaan merokok itu, karena balita ini akan marah-marah bahkan hingga melukai dengan benda-benda tajam orang yang melarangnya merokok. tj

Rabu, 15 Juni 2011

Balita Merokok 3 Kali Sehari

Khoirul Anam
PASURUAN – Kasus bocah merokok kembali dijumpai. Kali ini, terjadi pada seorang balita bernama Khoirul Anam, warga Jl Hangtuah 2 E Kel Ngemplak Rejo, Kec Purworejo, Kota Pasuruan.

Usianya baru menginjak 26 bulan, tapi kita boleh geleng-geleng kepala, jika melihat kebiasaan sehari-hari balita ini.

Layakya pria dewasa, putra ketiga dari pasangan Salamah (27) dengan As’ad (alm) ini, terlihat mahir memainkan puntung rokok dan menghisapnya.

Di hadapan sejumlah wartawan yang datang ke rumahnya, Abidin Selamet (51), kakek Khoirul, menuturkan jika kebiasaan merokok ini, diketahui pada saat khoirul masih berusia 20 bulan.

“Waktu itu, saya pergi ke kamar mandi dan lupa menaruh rokok di bawah aquarium, lalu saya coba ambil kembali rokok itu. Lha kok si Irul (panggilan akrab Khoirul) menghisap rokok saya itu,” terang Selamet. Rabu (15/6).

Sejak saat itu, kebiasaan Khoirul kian hari sudah tidak dapat dibendung. Dalam sehari, setidaknya Khoirul menghabiskan lebih dari 3 batang rokok.

Khoirul akan marah-marah dan menangis jika orang tua atau orang lain, tidak segera memberi rokok saat menginginkan ‘jajanan’ rokok.

Bahkan, khoirul pernah melukai Selamet dengan sebuah pisau dapur, karena mencoba melarangnya berhenti merokok.

“Punggung tangan kanan dan perut saya pernah dilukai dengan pisau, karena saya larang,” ujar Selamet sambil menunjukkan bekas lukanya.

Pihak keluarga menjelaskan sudah berupaya agar balita ini sembuh dari kebiasaan buruknya merokok karena menyadari akan sangat mengganggu kesehatan fisik dan psikisnya.

Berbagai bujukan dan cara sudah dilakukan, diantaranya dibawa ke rumah sakit, hingga dilarikan ke rumah saudaranya yang ada di Malang dan Surabaya.

Kehidupan sehari-hari Khoirul diketahui terbilang cukup bebas dari pantauan Ibunya lantaran seharian harus membantu usaha potong milik keluarganya.
Setiap pagi hingga menjelang siang hari, Khoirul dibawa ke pasar oleh kakek-neneknya yang berjualan daging sapi di pasar besar Kota Pasuruan, sehingga Si Irul bebas lepas bermain bersama pedagang pasar lainnya.

Pihak keluarga berharap Khoirul segera berhenti dari kebiasaanya itu. Karena sampai saat ini diakui kehabisan cara sehingga sulit menghentikan kebiasaan merokok ini. tj

Selasa, 14 Juni 2011

Perangkat Desa Jual Jasa Akta Cerai Palsu

Abdus Salam pembuat akta cerai palsu.

PASURUAN – Seorang Kepala Urusan Kesejahteraan (Kaur Kesra) yang juga sebagai pencatat nikah di Desa Sumber Rejo, Kec Purwosari, Kab Pasuruan, ditangkap polisi diduga telah memalsukan dokumen berupa akta cerai, surat kelahiran dan kartu keluarga.

Tersangka mengaku menyediakan ‘jasa penyediaan’ dokumen kepada warga tersebut dilakukan sejak awal tahun 2009 lalu.

Selama itu, sebanyak 25 orang warga Desa Sumber rejo, pemohon dokumen, diketahui menjadi korban penipuan dan pemalsuan.

Dokumen yang telah dipalsukan tersangka diantaranya 7 lembar akta cerai; surat kelahiran sebanyak 9 lembar; serta 9 lembar kartu keluarga.

Dokumen yang dipalsukan tersebut dilakukan cukup sederhana yakni dengan cara men-scan lembaran dokumen asli, selanjutnya mencetak ulang dengan merubah data diri pemohon dokumen.

Harga yang ditawarkan pelaku dengan jasa penyediaan dokumen aspal kepada pemohon tersebut bervariasi disesuaikan kepentingannya.

Satu lembar dokumen akta cerai, tersangka menarik uang kepada korban berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu. Sedangkan untuk uang jasa pembuatan akta kelahiran, pemohon ditarik uang sekitar Rp 100 ribu hingga 200 ribu. Namun, jumlah uang yang dikeluarkan korban terbilang cukup murah sekitar Rp 25
ribuan.

Belajar memalsukan dokumen ini, dikatakan oleh tersangka dilakukan secara otodidak dengan melihat informasi dari internet dan sejumlah buku komputer.

“Saya sebenarnya kasihan dengan warga, karena saat mengurusi dokumen pasti harus menunggu lama,” ungkap Abdus Salam Ghozali, di hadapan penyidik di Mapolsek Purwodadi. Selasa (14/6).

Terungkapnya aksi Kaur Kesra Desa Sumber Rejo ini, bermula dari laporan korban bernama Sariati curiga bahwa akta cerai miliknya palsu.

Dijelaskan, jika pada bulan Januari 2009 silam, Sariati telah digugat cerai dan tiba-tiba menerima surat akta cerai Darmuji, suaminya dengan nomor 0011 /AC/ 2009 /PA BGL, tertanggal 7 Januari 2009.

Sariati selanjutnya mengetahui jika suaminya waktu itu meminta bantuan Abdus Salam Ghozali untuk dapat menerbitkan surat akta cerai.

Namun, Sariati kemudian mendengar selentingan dari warga sekitar, jika oknum yang juga sebagai pencatat nikah tersebut kerap membuat dokumen palsu.

Untuk memastikan kebenaran kabar tersebut, Sariati bersama saudaranya, berusaha memastikan keontetikan akta cerai yang diterimanya itu ke Pengadilan Agama Bangil.

Dari hasil ‘blusukan’ itu, Sariati pun kaget, ternyata akta cerai yang diberikan suaminya waktu itu dinyatakan palsu karena tidak tercatat di Pengadilan Agama.

Atas laporan korban itu, petugas Polsek Purwodadi langsung menangkap Abdus Salam Ghozali tanpa perlawanan di rumahnya.

Dari tangan tersangka polisi berhasil mengamankan satu set unit komputer, mesin scanner dan printer yang diduga digunakan untuk membuat sejumlah dokumen palsu.

Selain alat pemalsu, polisi juga menemukan sejumlah lembaran dokumen akta cerai, surat kelahiran dan kartu kelurga, yang digunakan sebagai bahan untuk membuat dokumen palsu.

Polisi saat ini masih melakukan pengembangan dan mencari kemungkinan pelaku lain yang membantu aksi Abdus Salam Ghozali.

“Pengungkapan ini barangkali kasus pertama yang kami tangani, dan untuk sementara, tersangka mengaku bekerja sendiri,” ujar AKP Heri Pujiono, Kapolsek Purwosari.

Atas perbuatannya tersangka dijerat dengan pasal 263 dan 264 KUHP tentang pemalsuan surat dan atau dokumen dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara. tj

Senin, 13 Juni 2011

Penyanyi Lagu Nyasaruddin Dari Pasuruan

*Kaget Video Nyasaruddin Meledak

PASURUAN – Video lagu ‘Nyasaruddin’ yang saat ini meledak di youtube, ternyata dinyanyikan oleh sebuah keluarga di Kota Pasuruan.

Keluarga ini kaget, tidak menyangka video yang terkesan menyindir Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat yang kabur ke singapura itu, mendapat sambutan di dunia maya.

Keluarga pemilik lagu sindiran para koruptor yang kerap kabur ke luar negeri berjudul ‘Nyasaruddin’ berformat video tersebut bernama Hari Widiyanto, warga Jl. Hasanuddin VI/ 30, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.

Hari Widiyanto sendiri mengaku kaget, tidak mengetahui tahu jika video lagu yang diciptakannya itu diunggah ke Youtube dan mendapat sambutan luar biasa di masyarakat dunia maya.

Video tersebut sebenarnya diambil hanya untuk dokumen keluarga, pada 3 juni 2011 lalu. Saat itu, 5 orang anggota keluarga tengah berkumpul dan bernyanyi untuk melepaskan penat setelah beraktifitas seharian.

5 anggota keluarga tersebut diantaranya Hari Widiyanto (44), pencipta lagu ‘Nyasaruddin’; Nurul Khoiriyah (43), Istri Hari Widiyanto; Dini Dwi Lestari (28), keponakan; sedangkan putrid Hari, Saveli Winurani (17) bersama Aan Wijayanto (39) kala itu sebagai pemetik gitar.

“Saya kaget kok malah meledak di youtube, karena sebelumnya nggak tahu kalau diunggah,” kata Hari Widiyanto, saat ditemui di rumahya.

Lagu Nyasaruddin diciptakan sebagai ungkapan hati seorang Hari Widiyanto melihat banyaknya pelaku korupsi yang mudah sekali kabur ke luar negeri.

Namun, tanpa sengaja lagu Nyasaruddin muncul beriringan dengan kasus Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat yang kabur ke singapura dan hingga kini belum kembali.

Belakangan diketahui jika pengunggah video nyasaruddin adalah putra Hari Widiyanto sendiri bernama Fandi Winurjani.

Video tersebut sengaja diunggah ke Youtube hanya untuk bersenang-senang dengan nama akun manabtolib.

“Saya hanya prihatin kok banyak pelaku korupsi yang tiba-tiba menghilang ke luar negeri. Nah kebetulan ada ide meciptakan lagu yasaruddin ini,” lanjut Hari.

Nyasaruddin adalah lagu tentang seseorang yang lari dari jeratan hokum, karena merasa dikambing hitamkan dan media dianggap gencar memberitakan seakan menghujat.

Video lagu ini diunggah ke Youtube tanggal 4 juni 2011, berdurasi 2,59 menit, dan saat ini sudah ditonton lebih 13 ribu kali.

Dalam video klip ‘Nyasaruddin’ terlihat lima orang anggota keluarga sedang duduk santai dengan menyanyikan lagu nyasaruddin. tj

Minggu, 12 Juni 2011

Warga Di Dua Desa Tawuran Massal




PASURUAN – Tawuran massal antara warga Desa Kalirejo dengan warga Desa Semare, Kec Kraton, Kab Pasuruan kembali terjadi.

Motif tawuran diduga adanya dendam lama dua kelompok warga di kedua desa yang hingga kini tak kunjung padam.

Dari keterangan yang dihimpun, peristiwa itu bermula ketika 3 orang warga Semare yakni Ibrahim, Halim dan Rokhman berjalan-jalan dan bertemu 3 temannya di sekitar alun-alun Bangil, pada Sabtu ( 11/6 ), sekitar pukul 23:30 WIB.

Namun, saat asyik bercengkrama, warga Semare tersebut terkejut karena bertemu dengan sekelompok orang yang diketahui berasal dari Dusun Kaligung. Desa Kalirejo yakni Arip, Aripin, Udin, Siri, saturi dan Makrus.

Ibrahim yang masih memiliki dendam dengan warga Kaligung itu, tanpa banyak tanya langsung menyerang penghadang itu dengan sebuah Rencong.

Akibat serangan mendadak itu, punggung Makrus terluka karena tersabet rencong maut Ibrahim.

Mengetahui Makrus terluka, 5 warga Kaligung lainnya, kemudian mencoba menyelamatkan Makrus hingga berhasil melarikan diri.

Aksi brutal Ibrahim Cs kali ini dimungkinkan karena beberapa waktu sebelumnya Ibrahim pernah terluka karena dibacok warga Kalirejo, bernama Rojib, yang terjadi di wilayah Kelurahan Bangilan, Kota Pasuruan.

Setelah berhasil menyelamatkan Makrus, warga Kaligung dengan mengendarai 4 sepeda motor berjumlah antara 8 hingga 12 orang, sengaja melurug Ibrahim Cs sekitar pukul 01.30 WIM, Minggu (12/6) dini hari.

Warga Kaligung dengan mengendarai 4 motor itu, akhirnya berhasil menjumpai Ibrahim yang tengah terjaga dan berkumpul belasan orang di sebuah tempat di Dsn Kramat, Desa Pulokerto, Kec Kraton.

Bentrokan pun tak terhindarkan ketika kedua belah pihak saling bertemu dan berhadapan di lokasi itu.

Akibatnya, dua orang warga Dsn Kramat, Desa Pulokerto, terluka karena terkena sabetan dan tusukan belati milik warga Kaligung.

Kedua korban masing-masing diketahui masih memiliki hubungan famili sebagai paman dan keponakan yakni bernama Mujiono dan Mahuri.

Korban langsung dilarikan ke RSU R Sudarsono untuk mendapatkan perawatan. Mahuri mengalami luka memar pada bagian mulut sedangkan lengan tangan sebelah kanan tergores benda tajam.

Sedangkan Mujiono terpaksa dirujuk ke RSU Syaiful Anwar Malang karena luka yang diderita cukup parah. Pergelangan tanan kiri Mujiono tersayat belati sepanjang 20 cm, luka di perut sekitar 3 cm, dan luka pada punggung sepanjang 5 cm.

Tawuran tersebut juga mengakibatkan sejumlah motor rusak dan saat ini diamankan di Mapolsek Kraton, diantaranya Honda Tiger Nopol N 5201, Suzuki Shogun Nopol N 2216 TG, Supra Fit N 3273 TV.

Hingga sore tadi sejumlah petugas dari kepolisian bersama bersama aparat terkait lainnya masih berjaga-jaga di desa yang terkait dalam aksi tawuran antar kelompok dua desa.

Petugas polair juga dilibatkan melakukan pengamanan dengan berpatroli di sepanjang laut dan pantai di masing-masing desa pesisir itu.

Kapolres Pasuruan, AKBP Agung Yudha Wibowo, melalui telepon seluler mengatakan bahwa saat itu juga telah menangkap pelaku utama tawuran dari warga Semare yakni Ibrahim dan Rokhman. Sedangkan, Halim yang saat itu bersama juga turut membantu Ibrahim masih dalam pengejaran karena melarikan diri.

“Polisi masih melakukan penyelidikan motif mendasar hingga terjadi tawuran. Kita jelaskan juga, jika kejadian ini bukan carok missal, hanya tawuran biasa antara kelompok warga,” terang AKBP Agung Yudha Wibowo, Kapolres Pasuruan, di sebrang telepon.

Namun polisi masih belum menentukan apakah juga akan menangkap pelaku tawuran dari desa seberang yakni warga Desa kalirejo. tj

Jumat, 10 Juni 2011

Aki Generator DPRD Kota Pasuruan Hilang

H.Ismail Marzuki,
Ketua DPRD Kota Pasuruan

*Pansus Gagal Digelar

PASURUAN – Anggota DPRD Kota Pasuruan pada Kamis (9/6) malam kemarin tiba-tiba kalang kabut saat rapat panitia khusus Laporan Pertanggung Jawaban (Pansus LKPj) Walikota Pasuruan baru berlangsung setengah jam.

Betapa tidak, listrik gedung Dewan Kota tiba-tiba terputus terkena ‘giliran PLN’ sehingga lampu-lampu penerangan gedung menjadi gelap.

Namun, apes, generator yang biasanya secara ‘otomatis’ hidup jika listrik PLN terputus, saat itu malah macet dan tidak bisa digunakan.

Setelah ‘tim penyeledik’ dewan kota memeriksa generator, ternyata aki generator pembangkit listrik gedung Dewan hilang.

Akibatnya, rapat Pansus LKPj Walikota yang digelar pada pukul 20.00 WIB itu, terpaksa diputus ditengah jalan dan gagal digelar.

“Kita nggak ngerti kalau aki generator listrik hilang,” terang H Ismail Marzuki, Ketua DPRD Kab Pasuruan, kepada wartawan, Jumat (10/6).

Hilangnya aki tersebut membuat dewan prihatin, pasalnya pembahasan penting dari Pansus ini molor tidak sesuai jadwal yang telah direncakan.

Anggota dewan juga belum memastikan hilangnya aki generator tersebut sebelumnya sengaja dicuri oleh pencuri biasa, atau terdapat unsur sabotase.

Pihaknya untuk sementara ini belum melaporkan dan hanya mengkomunikasikan hilangnya aki generator tersebut ke polisi.

Dari hilangnya aki generator tersebut, belakangan diketahui bahwa dalam beberapa bulan ini sejumlah peralatan maupun perabotan yang menjadi inventaris DPRD Kota Pasuruan juga hilang.

“Informasinya yang kami peroleh kok banyak barang-barang lain yang hilang. Makanya kami akan segera berkoordinasi dengan pihak Sekretariat DPRD untuk memperketat inventaris kantor dewan,” tandas H Ismail Marzuki yang juga Ketua DPD KNPI Kota Pasuruan ini. tj

Mobil Kijang Nyemplung Kali

Seorang warga mengevakuasi barang dalam mobil  nyemplung sungai.
PASURUAN – Sebuah mobil Kijang Innova dengan nopol AG 90 AG terjun ke dalam sungai di Desa Kedung Bako, Kec Rejoso, Kab Pasuruan. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kondisi mobil bagian depan mobil ringsek. Jum’at (10/6).

Pengemudi mobil, Farid (35) saat berada di lokasi menuturkan bahwa ia bersama seorang temannya dari Banyuwangi berencana pergi ke Surabaya dalam sebuah urusan.

Saat melaju di jalur Pantura Rejoso tersebut, mobil yang dikemudikannya melaju cukup kencang hendak mendahului bus Ladju bernopol N 7058 UW dari lajur kanan.

Namun, tidak disangka, bus tersebut malah menyenggol bodi kiri mobil Kijang, hingga Farid kesulitan mengendalikan kemudi.

Farid semakin kehilangan kendali dan terpaksa membanting kemudi ke sebelah kiri hingga ‘notol’ motor Mio yang ada didepannya hingga akhirnya terjun ke dalam sungai di pinggir jalan raya tersebut.

"Untung selamat dan tidak terluka" ujar Farid, sopir Innova.

Akibat kecelakaan ini, pengendara Mio, Mahmuji (45), warga Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan mengalami luka ringan pada bagian lengan dan kaki.

Dari informasi yang diterima mobil Kijang Innova yang terjun ke dalam sungai di Rejoso tersebut adalah milik seorang pejabat nomor satu di kepolisian resor Banyuwangi.

Namun demikian, Farid, pengemudi Kijang Innova enggan memberikan komentar terkait mobil yang dikemudikannya.

Sementara, petugas lalu lintas yang bertugas saat itu pun juga hanya tersenyum saat ditanya pemilik mobil dari Banyuwangi itu. tj