Kamis, 05 Januari 2012

Pabrik Aqua Dituding Penyebab Air Sumur Menyusut


PASURUAN – Keberadaan dan aktifitas usaha eksplorasi air tanah milik Aqua yang berada di Desa Keboncandi, Kec Gondang Wetan, Kab Pasuruan dituding sebagai penyebab utama menyusutnya debit air sumur milik warga.

Pabrik air minum dalam kemasan yang berdiri sejak tahun 2005 tersebut, dikatakan telah menyengsarakan warga sekitar karena saat ini warga semakin sulit mendapatkan air seperti saat pabrik belum dibangun.

Dari penjelasan yang dituturkan Imam Bashori, Kepala Desa Penataan, Kec Winongan, saat menyampaikan aspirasi warganya ke Komisi C DPRD Kabupaten Pasuruan, diketahui bahwa penurunan debit air sumur di pemukiman warga sekitar, telah dirasakan sejak beberapa tahun terakhir, bahkan sangat tampak penurunannya jika musim kemarau tiba.

“Pabrik Aqua yang menggunakan bahan baku utama air bawah tanah telah mengurangi sumur-sumur milik warga,” kata Imam Basori.

Pengambilan air tanah jika tetap dilakukan secara terus menerus ini, lanjut Imam Basori, dipastikan berdampak pada matinya sumber air dan sumur milik warga di sekitar pabrik asing tersebut.

Pihaknya pun mendesak kepada DPRD agar membentuk tim audit lingkungan bersifat independent, dengan harapan dapat melakukan evaluasi dan memastikan kebenaran atas dugaan sebagai penyebab susutnya debit air sumur milik warga.

Selain masalah air bawah tanah, warga juga mempersoalkan kerusakan jalan kabupaten yang selama ini digunakan jalur lalu lintas angkutan hasil produksi Aqua maupun aktifitas pabrik lain di kawasan tersebut.

Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Pasuruan, Bachrul Alam, menyatakan bahwa keluhan dan aspirasi warga ini akan segera ditindak lanjuti.

Pihaknya juga akan mengklarifikasi ijin pemanfaatan air bawah tanah oleh pabrik Aqua. Selanjutnya ditegaskan jika untuk memastikan kebenaran dugaan penyebab susutnya air sumur warga masih diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut.

"Keluhan penurunan air dan kerusakan lingkungan disekitar pabrik akan kami tindak lanjuti, meminta keterangan dari instansi terkait," tandas Bachrul Alam. tj

Rabu, 04 Januari 2012

Waladalah!, Jeruji Roda Menancap Di Mulut


PASURUAN – Seorang bocah bernama Sudiono (11), warga Desa/Kec Lumbang, Kab Pasuruan harus dilarikan ke rumah sakit setelah mulutnya tertancap jeruji besi roda sepeda.

Saat berada di UGD RSU R Soedarsono, Kota Pasuruan, sore tadi, bocah nahas tersebut terlihat tegang dan menahan tangis sambil sesekali tangannya memegang tangan Sueb (43), ayahnya, seakan meminta pertolongan.

Sejumlah perawat rumah sakit terlihat bingung, hanya melakukan pemeriksaan kecil terhadap kondisi Sudiono dan tidak berusaha mengeluarkan jeruji yang tertancap sekitar 1 hingga 2 sentimter di langit-langit mulut.

Salah satu perawat, Abdul Mukhlis, mengaku takut mencabut jeruji itu karena bahan terbuat dari logam tersebut menancap cukup parah, sehingga harus menunggu dokter spesialis THT (tenggorokan, hidung dan telinga).

“Kami takut terjadi pendarahan,” kata Abdul Mukhlis.

Namun apesnya lagi, dokter yang ditunggu tidak juga muncul untuk segera memberikan pertolongan, sehingga setelah hampir setengah jam sudiono ‘tersiksa’ menunggu untuk dirawat, akhirnya pihak UGD terpaksa merujuk ke RSU Syaiful Anwar Malang agar mendapatkan pertolongan medis yang lebih memadai.

Dari informasi diketahui bahwa peristiwa tertancapnya jeruji itu terjadi tidak terduga ketika Sudiono tengah bersepeda di sebuah jalanan desa sekitar pukul 13.00 WIB.

Layaknya aksi tokoh dalam film ‘Cobra’ dengan gaya menggigit batang korek api, Sudiono saat itu bersepeda dengan menggigit jeruji yang sebelumnya ia temukan di tengah jalan.

Tidak diduga, sebuah mobil melaju di depannya, sehingga kedua tangannya pun langsung membanting setir sepeda mini yang dikendarainya hingga terjatuh.

Namun, seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Jeruji yang ia kulum waktu itu malah menancap di langit-langi rongga mulut.

Setelah sekian lama, bocah nahas itu akhirnya dilarikan ke rumah sakit R Sudarsono, setelah orang tua dan warga sekitar tidak mampu mengeluarkan jeruji dalam mulut Sudiono. 

Barangkali peristiwa ini dapat menjadi peringatan kepada para orang tua agar lebih berhati-hati dan memberi pemahaman kepada putra putrinya saat bermain. Alat permainan yang sepertinya aman ternyata dapat juga berbahaya bahkan barangkali dapat mengacam jiwa. tj

Banjir Dimungkinkan Terjadi Lebih Besar


PASURUAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas II Tretes memperkirakan kemungkinan datangnya banjir lebih besar dibanding dengan yang pernah terjadi beberapa waktu terakhir.

Data yang diperoleh dari BMKG Tretes menyebutkan intensitas hujan di wilayah di hampir seluruh Jawa Timur, selama bulan Januari dan Februari bisa mencapai lebih dari 115 mm hingga 200 mm dan dapat terjadi setiap hari secara terus menerus, hingga volume air yang turun ke bumi melimpah dan menimbulkan banjir.

Sebagai ilustrasi, banjir yang melanda wilayah Pasuruan beberapa waktu terakhir terjadi setelah hujan dengan curah kurang dari 115 mm dengan intensitas tinggi.

Sehingga, jika curah hujan mencapai seperti yang diperkirakan yakni 115 mm hingga 200 mm, diperkirakan bencana banjir dengan skala lebih besar dimungkinkan terjadi.

Potensi bencana banjir dalam skala relatif kecil juga akan tetap mengancam terutama pada daerah dataran rendah atau berdekatan dengan permukaan laut, meskipun curah hujan hanya mencapai 80 mm.

Hal itu lebih disebabkan fungsi drainase selama ini tidak optimal dan sungai yang ada saat ini diketahui dangkal sehingga meluap tidak mampu menampung debit air hujan.

“Warga di dataran rendah agar selalu waspada akan bahaya banjir yang bisa terjadi tiap hari,” himbau Nugraha Priyalaksmana, Kasi Observasi dan Informasi BMKG kelas II Tretes, Rabu (4/1/).

Di wilayah Pasuruan sendiri, daerah yang kerap terdampak bencana banjir dinataranya wilayah Kecamatan Beji, Bangil, Kraton, hingga wilayah timur seperti Kec Rejoso dan Grati Kab Pasuruan serta sejumlah titik di wilayah Kota Pasuruan. Wilayah tersebut diketahui berdekatan dengan laut serta ketinggian dari permukaan air laut tergategori rendah. tj

Senin, 02 Januari 2012

Parade Nusantara Akan Tutup Pantura Di Jawa


PASURUAN – Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara, organisasi Kepala Desa, berencana akan melakukan penutupan jalur pantai utara (pantura) di sepanjang Pulau Jawa mulai Anyer hingga Panarukan, termasuk di jalur tengah dari Sidoarjo sampai
Bandug bagian barat berakhir di Bogor.

Rencana itu terungkap dalam acara 'Silaturahmi dan konsolidasi anggota Parade Nusantara Jawa Timur dalam rangka pengawalan Undang-undang Desa' bersama sekitar 400 Kepala Desa se-Jatim, di Chandra Wilwatikta, Kec Pandaan, Kab Pasuruan, Senin (2/1).

Aksi penutupan jalur pantura di jawa itu digelar dalam bentuk kegiatan karnaval serempak kepala desa, peringati hari jadi Parade Nusantara, pada 12 Januari 2012 mendatang.

Karnaval dalam memperingati kebangkitan desa nusantara itu, jika terus digelar dipastikan berdampak lumpuhnya jalur pantura.

Selama ini kepala desa prihatin dengan sikap pemerintah pusat yang tidak segera mengesahkan Undang-undang Desa yang sampai saat ini masih pada tahapan proses pembahasan di DPR pada Sabtu (7/1) nanti.

Kepala desa sepertinya mendukung dan bersepakat karnaval sebagai bentuk semangat perjuangan guna mewujudkan pengesahan UU Desa.

"Tidak ada rencana menutup jalan. Tapi pada 12 Januari 2012 akan memperingati kebangkitan desa nusantara. Agendanya karnaval di jalur pantura," tegas Sudir Santoso, menjawab keseriusan rencana karnaval kepada sejumlah wartawan.

Ia menjelaskan tujuan karnaval dalam konteks ulang tahun, dan rasa kebersamaan. Tapi ia tidak menyangkal dan menganggap wajar jika saja dampaknya terjadi kemacetan.

Terkait UU Desa, kepala desa juga akan mengawal pembahasan RUU Desa di DPR dengan mengerahkan 200 orang untuk memantau pembahasan tersebut.

"Bila UU Desa pembahasannya melenceng dari harapan kita, maka anggota dewan akan kita kejar sampai di ruang fraksi," ancamnya.

Pemerintah desa menuntut alokasi dana desa (ADD) sebesar 10% dari dana APBN. Sehingga masing-masing desa nantinya mendapatkan ADD sekitar Rp 1 Miliar.

Ia berpendapat di APBN 2009-2011 tersedia dana Rp 82 triliun untuk pembangunan desa, tapi pengelolaannya dilakukan pada 14 kementerian. Sehingga idealnya tiap desa dapat 1 miliar. Tapi kenyataannya pengelolaan dana oleh 14 kementerian itu hanya sebagian kecil diwujudkan ke desa.

Sudir membandingkan ketimpangan yang terjadi bahwa selama ini tiap desa hanya dapat ADD rata-rata Rp 75 juta per tahun. Dana itu sangat kecil dibandingkan dana reses anggota dewan yang mencapai Rp 50 juta per orang.

Selain itu Parade Nusantara juga menuntut agar desa diberikan kejelasan melalui undang-undang tentang kewajiban, kewenangan dan hak.

Pasalnya selama ini desa hanya diberikan kewajiban, itu pun sebatas melalui tugas
Bersifat perbantuan.

Pembina Parede Nusantara Rizal Ramli mengatakan rasa kecewa dialami kepala desa terkait lambatnya RUU Desa dinilai sangat wajar, karena sekitar 70% rakyat Indonesia hidup di desa.

"Seharusnya pembangunan di pusatkan di desa. Tapi ironisnya kepala desa
hanya diberikan kewajiban, tetapi tidak diberikan kewenangan. Sehingga tuntutan kepala desa sangat wajar," kata Rizal Ramli.

Sikap pemerintah dipandang sebagai sebuah ironi, karena saat pembahasan RUU terkait
Kehidupan masyarakat banyak justru sangat lambat.

Perlakuan berbeda justru ditunjukkan pemerintah jika terdapat kepentingan asing, maka RUU bisa cepat dibahas.

"Begitu menyangkut modal asing, bisa cepat. Tapi menyangkut rakyat di desa justru diundur-undur," pungkas Rizal. tj

Kepala Desa Diinstruksikan Tutup Paksa Usaha Retail


PASURUAN - Persatuan rakyat desa (Parade) Nusantara, salah satu organisasi kepala desa di Indonesia, menginstruksikan kepala desa dan perangkatnya, agar menutup usaha retail dan supermarket.

Instruksi untuk mendatangi pengelola retail itu disampaikan Ketua Umum Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara Sudir Santoso dihadapan sekitar 400 kepala desa se-Jawa Timur dalam acara 'Silaturahmi dan konsolidasi anggota Persatuan rakyat desa (Parade) Nusantara Jawa Timur Dalam Rangka Pengawalan Undang-undang
Desa' di Chandra Wilwatikta, Kec Pandaa, Kab Pasuruan, Senin (2/1).

Parade Nusantara menilai, keberadaan usaha retail yang menjamur di desa-desa itu berdampak buruk pada perekonomian masyarakat kecil.

Banyak toko kecil yang selama ini menjadi sandaran hidup warga desa terpaksa tutup, bahkan pasar tradisional juga semakin kehilangan pembeli lantaran kalah bersaing dengan pemodal besar.

"Kita intruksikan kepala desa, waktu hari jadi Parade Nusantara agar menolak supermarket," tegas Sudir Santoso, Ketua Umum Parade Nusantara.

Ia menyatakan saat mendatangi retail dan supermarket tersebut harus, dengan memberikan pilihan diantaranya tutup permanen, tetap buka tapi dalam bentuk grosir, atau sahamnya dibeli desa melalui Badan Pemberdayaan Desa (BPD).

Dasar penolakan terhadap retail bermodal besar itu adalah keprihatinan terhadap sikap kepala daerah (Bupati dan Walikota) selama ini langsung memberikan ijin pendirian retail setelah menerima 'uang pelicin' sebesar Rp 50 juta.

"Ada dasarnya kita menutup (usaha retail), itu bukti kepala daerah tidak bijak, pemodal besar diadu dengan pemodal kecil," katanya kemudian.

Waktu yang di-deadline-kan kepada kepada kepala desa tersebut, pada 12 Januari nanti, tepat perayaan hari jadi Parade Nusantara.

Sudir Santoso mengatakan, perayaan hari jadi Parade Nusantara juga dikemas dalam bentuk kegiatan karnaval serentak oleh Kepala Desa se-Jawa.

Kegiatan karnaval dilakukan di jalan raya dari Anyer sampai Panarukan dalam rangka mengawal pembahasan Rancangan Undang-undang Desa.

Sudir melanjutkan, penolakan terhadap retail yang kain menjamur ini, sudah dilakukan para kepala desa di Sumenep, Madura, dengan cara tidak memberikan izin usaha.

Parade Nusantara saat ini sebanyak 71 ribu kepala desa, utamanya di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Total anggota mencapai 1,1 juta orang termasuk perangkat desa. tj