Selasa, 30 November 2010

Pelanggar Lalu Lintas, Sidang Di Tempat


Pelanggar lalin saat dilakukan penindakan di tempat,
di alun-alun Bangil, Kab Pasuruan. Selasa (30/11).
PASURUAN – Satlantas Polres Kabupaten Pasuruan, bersama Pengadilan Negeri dan Kejaksaan Negeri Bangil serta Pemerintah Kab Pasuruan, menjalin kesepakatan bersama menggelar “Sidang Di Tempat’ terhadap pelanggar lalu lintas (lalin) bagi pengguna kendaraan bermotor roda dua. Selasa (30/11).

Dalam rangkaiannya, kegiatan tersebut diteruskan dengan terjun ke lapangan untuk melakukan operasi pelanggar lalin di alun-alun Bangil.

“Kami bekerja sama menggelar operasi bersama tiap minggu kedua dan keempat selama 2 tahun ke depan,” ujar AKP Indro Susetiyo saat mendampingi Kapolres Pasuruan, AKBP Syahardiantono di alun-alun Bangil.

Secara lebih mendetail dijelaskan, bahwa para pelanggar lalin akan dilakukan penindakan di tempat, selanjutnya langsung dilakukan persidangan dengan putusan berupa denda rupiah.

Upaya ini dipastikan untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umum sehingga lebih professional dan transparan.

Hal tersebut dimungkinkan, karena selama ini para pelanggar lalu lintas kerap ditemukan mengeluh lantaran harus menunggu lama saat harus mengikuti persidangan di pengadilan negeri.

“Barangkali ini sebagai salah satu upaya jemput bola maupun solusi tepat agar pelanggar lalu lintas tidak direpotkan harus antri menunggu proses persidangan,” tambah Kapolres Pasuruan, AKBP Syahardiantono.

Dalam operasi gabungan yang digelar secara singkat tersebut terungkap, jika jumlah pelanggar lalin di Kabupaten Pasuruan secara umum tergolong tinggi.

Dalam satu jam operasi, setidaknya jumlah pelanggaran lalin mencapai angka sekitar 300 pelanggar.

Rata-rata pelanggar lalu lintas tercatat tidak membawa kelengkapan berkendara seperti tidak mengenakan helm ber-SNI serta tidak memiliki SIM.

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas kala berkendara tersebut juga menjadi perhatian pihak kepolisian.

Sehingga, dalam kesempatan itu juga, polisi langsung memberikan kesempatan kepada para pelanggar yang tidak mempunyai SIM untuk langsung membuat SIM sehingga telah memenuhi kelengkapan dalam berkendara.

Wakil Bupati Pasuruan, Eddy Paripurna, menyambut positif agenda kerja sama tersebut dan menyatakan akan terus mendukung upaya pihak kepolisian agar kesadaran masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas semakin meningkat.

“Yang penting, dalam penindakan kepada pelanggar lalu lintas, tidak disertai dengan menakut-nakuti atau mencari-cari kesalahan masyarakat pengendara,” tegas Wakil Bupati, Eddy Paripurna. tj

Senin, 29 November 2010

Dua Desa Terdampak Abu Bromo, Pemda Bagikan Masker

Sejumlah Warga menerima bantuan masker gratis dari Pemerintah Kab Pasuruan. Senin (29/11).
PASURUAN - Aktifitas vulkanik Gunung Bromo yang masih ditetapkan AWAS oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PV-MBG), kian hari terus menunjukkan peningkatannya. Sejak dua hari ini, wilayah pasuruan mulai terkena dampak debu vulkanik Gunung Bromo.
Mengantisipasi kemungkinan buruk, pemerintah daerah Kab Pasuruan membagikan masker ke warga terdampak.

Wilayah Pasuruan yang terdampak debu termasuk di daerah kecamatan tosari, diantaranya Dusun Ngawu, Desa Podokoyo; serta Dusun Kandangsari, Desa Mororejo.

Namun, aktifitas warga masih terlihat seperti biasa dan tidak tampak kepanikan.

Pasalnya, debu Bromo tidak mengarah secara langsung ke pemukiman di dua desa tersebut, melainkan mengarah ke areal perbukitan seputar wilayah Gunung Bromo.

Mengantisipasi dampak debu vulkanik Bromo ini, Pemerintah Daerah Kab Pasuruan, langsung berupaya membagikan masker ke warga terdampak.

“Tidak ada pengaruh kok. Lha wong debunya tipis dan langsung hilang terkena hujan,“ ujar Budi, Warga Podokoyo, setelah menerima masker. Senin (29/11).

Wakil Bupati Pasuruan, Eddy Paripurna mengatakan bahwa pemberian masker tersebut sebagai upaya antisipasi agar warga dapat menjaga diri dan kesehatannya terkait turunnya debu vulkanik Gunung Bromo.

“Ini bukan apa-apa, kita jaga-jaga karena warga secara geografis cukup dekat dengan Gunung Bromo,” kata Eddy Paripurna, Wakil Bupati Pasuruan.

Kepala Dinas Kesehatan Kab Pasuruan, Bambang Heru mengatakan, pemerintah saat ini telah menyiapkan masker sebanyak 16 ribu yang disediakan untuk 4 Kecamatan Di Pasuruan sekitar kawasan Gunung Bromo.

Secara teknis Bambang Heru menyebutkan tingkat ambient wilayah Kec Tosari akibat debu ini masih memenuhi baku mutu dan masih aman, yakni NH = 3; No = 3; O2 = 2; HPM = 10.

Hingga siang tadi, secara visual aktifitas kawah Gunung Bromo menunjukkan peningkatan. Asap hitam masih membumbung tinggi memenuhi mulut kawah Gunung Bromo. tj

Kembalikan Bencana, Suku Tengger Barikan

Warga Tengger gelar upacara Barikan, agar terhindar Bencana.

PASURUAN – Umat Hindu Suku Tengger, Pasuruan yang berada di sekitar kawasan Gunung Bromo, menggelar Upacara Barikan, dengan tujuan agar warga terhindar dalam berbagai malapetaka dan bencana yang bakal mengancam jiwa. Senin (29/11).

Upacara Barikan atau upacara ritual Buta Yadnya Umat Hindu Suku Tengger tersebut digelar di Pura Dang Kahyangan, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Pasuruan.

Dengan beragam makanan sesajian untuk dipersembahkan kepada dewa, warga terlihat khusuk mengikuti setiap prosesi dan doa ritual barikan.

Doa persembahyangan itu terutama ditujukan pada unsur-unsur alam kehidupan yang dipercaya warga suku tengger diantaranya bumi, air, api dan laut, agar alam tersebut tetap memberikan keselamatan dan manfaat bagi kehidupan mereka.

Selain wujud syukur dan terima kasih kepada pemberian alam, secara khusus upacara Barikan kali ini, juga sebagai puja agar terhindar dari malapetaka bencana Gunung Bromo yang saat ini masih dalam status awas dan aktifitas vulkaniknya semakin meningkat.

“Kita tidak berupaya menolak bencana dari alam, tapi kita mencoba mengembalikan bahaya yang ditimbulkan alam,” ujar Sulkan, tetua Umat Hindu Suku Tengger Tosari.

Pemuka umat hindu suku tengger pun mengakhiri puncak ritual dengan memercikkan air suci mengelilingi jemaat.

Selanjutnya sebagai bentuk kerukunan, warga bersama-sama menyantap berbagai makanan sesajian yang sebelumnya dipersembahkan kepada dewa. tj

Minggu, 28 November 2010

Berharap Tidak Meletus, Gelar Labuhan Sesaji Ke Kawah Bromo

Sejumlah tokoh adat berkomunikasi, melalui mediasi seorang perempuan yang dirasuki oleh penjaga Gunung Bromo yang menjadi legenda dan keyakinan warga Suku Tengger yakni Ki Joko Seger dan Nyi Roro Anteng. Minggu (28/11).

Kamis, 25 November 2010

Status Awas, Wisatawan Tetap Kunjungi Bromo

Sejumlah wisatawan saat berada di Gunung Penanjakan Taman Wisata Gunung Bromo. Wisatawan sengaja datang karena penasaran aktivitas asap yang keluar dari mulut kawah Gunung Bromo sejak berstatus AWAS. Kamis (25/11).
PASURUAN – Status AWAS Gunung Bromo tampaknya bukan menjadi alasan bagi wisatawan untuk takut ataupun khawatir berkunjung ke lokasi wisata Gunung Bromo.

Dari pantauan di lokasi Gunung Penanjakan kawasan Taman Wisata Gunung Bromo, wisatawan baik asing maupun lokal, tetap berkunjung untuk menikmati indahnya pemandangan Gunung Bromo.

Meskipun tidak melintasi lautan pasir untuk mendekat ke kawah Gunung Bromo, rata-rata wisatawan ingin menikmati indahnya sunrise Gunung Bromo pada pagi hari, dari Gunung Penanjakan,

Status awas, membuat wisatawan penasaran sehingga ingin melihat secara langsung aktivitas vulkanik gunung bromo yang tervisualisasi dalam kepulan asap membumbung dan memenuhi mulut kawah.

“Asap tebal berwarna putih yang keluar dari kawah Gunung Bromo kalau menurut warga asli, itu malah pertanda baik, karena biasanya kondisi gunung telah aman,” ujar Semi (40), wisatawan yang datang bersama suaminya.

Masih banyaknya kunjungan wisatawan ini diakui oleh sejumlah pedagang suvenir yang berada di sekitar Taman Wisata Gunung Bromo.

Meskipun jumlah pengunjung tidak seramai sebelum adanya peningkatan status menjadi AWAS. Setidaknya satu mobil bersama beberapa pengendara sepeda motor hingga berjumlah belasan orang, setiap pagi datang ke Gunung Penanjakan.

“Meskipun tidak membeli dagangan saya, tapi tiap hari masih banyak pengunjung ke sini,” Ujar Sumiati, pedagang souvenir.

Secara visual, aktifitas Gunung Bromo terpantau normal, asap putih masih terlihat mengepul dan memenuhi kawah Gunung Bromo, meskipun beberapa waktu tertutup sempat kabut.

Status gunung bromo hingga Kamis (25/11) sore kemarin, oleh Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status AWAS dan dinyatakan tertutup hingga pengunjung dilarang mendekat dengan radius minimal 3 kilometer di seputar Gunung Bromo. tj

Rabu, 24 November 2010

Gunung Bromo AWAS, Warga Sikapi Biasa

Peningkatan status Gunung Bromo menjadi AWAS ditanggapi biasa. Warga masih melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak khawatir.

PASURUAN – Hingga Rabu (24/11) pagi kemarin, status Gunung Bromo masih pada status AWAS hingga warga maupun pengunjung taman wisata Gunung Bromo dilarang mendekati gunung minimal radius 3 kilometer.

Namun, meskipun demikian warga di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, yang berada di sekitar wilayah Gunung Bromo terlihat tidak terpengaruh terhadap adanya peningkatan tersebut.

Warga Tosari, atau yang lebih dikenal warga Suku Tengger ini, tetap bertahan dan beraktivitas seperti hari-hari biasa, seperti pergi bekerja, berkebun maupun bercengkrama bersama warga lainnya.

Warga mengaku tidak takut maupun khawatir terkait kabar peningkatan aktivitas vulkanik gunung bromo hingga ditetapkan status AWAS.

Gunung Bromo saat ini masih dianggap normal oleh warga lantaran gejala gempa bumi layaknya gunung meletus, masih belum dirasakan warga.

“Warga tosari nggak takut, karena udah biasa. Kalo ada awas-awas gitu mesti ada tanda lindu (gempa),” tegas Antoro Asis, saat tengah berkebun di sekitar kawasan Gunung Bromo.

Gunung Bromo secara visual terus menyembulkan asap putih hingga memenuhi mulut kawah. Namun asap pekat belerang berwarna kehitaman seperti yang terjadi sehari sebelumnya, volume aktivitasnya sudah menurun.

Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Pasuruan, Muhammad Yahya, mengatakan bahwa hingga saat ini status AWAS sesuai rekomendasi Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih dianggap wajar dan belum membahayakan warga di sekitar wilayah Gunung api Bromo.

Namun, warga tetap dihimbau untuk bersikap waspada dan diharapkan tidak panik menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Bromo ini. tj

Senin, 22 November 2010

Pemkot Janji Serius Awasi Proses Pendaftaran CPNS


Hasani, Walikota Pasuruan sidag pendaftaran CPNS di kantor Kec Gadingrejo.
PASURUAN - Mengantisipasi praktik-praktik kecurangan maupun percaloan pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2010 kali ini, Walikota Pasuruan, Hasani berjanji akan melakukan pengawasan secara serius dan ketat.

Janji itu diungkapkan oleh Walikota Pasuruan, Hasani dihadapan Panitia Seleksi CPNS saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) tempat pendaftaran CPNS di Kantor Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Senin (22/11).

“Kami berharap kepada masyarakat, khususnya para pelamar agar tidak segan-segan melaporkan jika mengetahui adanya kecurangan ataupun praktik percaloan,” pinta Hasani, Walikota Pasuruan di hadapan ratusan pendaftar CPNS. Senin (22/11).

Para pelamar juga diingatkan agar tidak mudah percaya jika mendapatkan tawaran dari oknum maupun seseorang yang mengaku mampu meloloskan menjadi PNS dengan sejumlah imbalan.

Secara khusus juga diperoleh keterangan bahwa telah ada 'Tim Khusus' yang secara berkala melaporkan kepada Walikota Pasuruan terkait adanya kemungkinan penyimpangan dalam proses pendaftaran CPNS kali ini.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, pendaftaran untuk penyerahan dokumen kelengkapan administrasi CPNS, dibuka pada 22 hingga 27 November, sementara ujian test tertulis pada 12 Desember nanti yang pelaksanaannya dilakukan di kantor Kecamatan wilayah Kota Pasuruan.

Dalam pengadaan PNS pada tahun 2010 ini, Pemkot Pasuruan membuka sebanyak 218 formasi pegawai yang dibutuhkan, yang terbagi dalam tiga formasi diantaranya tenaga teknis; tenaga pendidikan; dan formasi tenaga kesehatan.

Jumlah formasi yang dibutuhkan untuk tenaga teknis sebanyak 114 orang dan proses administrasi pelaksanaannya dilakukan di kantor Kec Purworejo; tenaga pendidikan 54 orang di kantor Kec Bugul Kidul; sedangkan tenaga kesehatan sebanyak 50 orang pelaksanaannya dilakukan di kantor Kec Gading Rejo. tj

Senin, 15 November 2010

Siswa SD Bangun Lorong Jembatan Penyeberangan

Siswa SDN 1 Suwayuwo, Kec Sukorejo, menyebrang di terowongan jembatan.
‘Tidak ada rotan, akar pun jadi’.


PASURUAN – Barangkali kalimat pepatah itu pas digunakan mewakili ide kreatif siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri Suwayuwo, yang berada di Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kab Pasuruan.
Ide tersebut cukup unik yakni ‘menyulap’ lorong jembatan untuk dapat digunakan sebagai jalur penyebrangan alternatif saat bersekolah sehingga lebih aman dan murah, layaknya sebuah jembatan layang untuk penyebrangan.
Lorong jembatan Desa Suwayuwo yang sebelumnya kotor dan berbau itu dirombak sedemikian rupa dengan cara menjaga kebersihan lorong dan memasang pagar pengaman terbuat dari besi agar tidak membahayakan siswa kala melintas.
Digunakannya lorong jembatan untuk sarana penyebrangan ini, sangat dimungkinkan karena air sungai yang mengalir sehari-hari terlihat tidak begitu besar.
Semakin menarik, karena pada setiap bagian dinding beton dipenuhi berbagai lukisan hasil karya para siswa-siswi SD Negeri Suwayuwo.
“Kami sengaja melukis dinding lorong agar terlihat lebih nyaman saat menyebrang,” ujar Sucah, Kepala Sekolah SDN 1 Suwayuwo, saat berada di sekolah. Senin (15/11).
Tidak diketahui pasti siapa yang memulai melintasi lorong jembatan jalan raya ini berfungsi seperti jembatan penyebrangan pada umumnya.
Pasalnya, sebelum ‘resmi’ ramai-ramai digunakan untuk menyebrang, beberapa siswa sebelumnya juga telah memanfaatkan lorong tersebut untuk pergi maupun pulang sekolah.
Namun, ide memberikan pagar pengaman untuk siswa itu, terpikir setelah beberapa waktu lalu sempat terjadi kecelakaan yang menimpa salah seorang guru saat membantu menyeberangkan seorang murid.
“Sebelumnya kami juga komunikasikan dengan para wali murid dan warga, akhirnya kita sepakat bergotong royong membangun pagar pengaman agar bisa dimanfaatkan bersama,” lanjut Sucah.
Pagar pada lorong penyeberangan itu secara bertahap akan diperkuat, agar siswa maupun warga yang melintas merasa nyaman dan semakin aman.
Selanjutnya, semua bagian dinding akan dicat dengan warna-warna cerah dan menambah gambar menarik pada dinding dengan yang lebih edukatif.
Salah seorang siswa mengaku sangat senang, lantaran tidak perlu lama-lama menunggu lalu lalang kendaraan hingga sepi, jika hendak berangkat atau pulang sekolah.
“Asyik Ohm, jadi lewat lorong terus,” ujar seorang siswa sambil terus menyebrang ke dalam lorong untuk kembali pulang ke rumahnya.
Dengan mengalihfungsikan lorong sebagai sarana menyebrang tersebut, diharapkan dapat dirasakan manfaatnya bersama-sama. Karena tidak ada lagi siswa, guru maupun warga sekitar yang ketakutan menyebrang jalan karena sudah ada jalur alternatif yang lebih aman, nyaman dan murah. tj

Sabtu, 13 November 2010

Pedagang Dan Penjual Jasa Jip Bromo Tak Berpenghasilan

Sejumlah warung dan kios tidak ada pembeli dan sebagian lainnya menutup dagangannya, karena tidak ada pengunjung ke lokasi wisata Gunung Bromo. Sabtu (13/11).


PASURUAN- Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo menyusul intruksi penutupan kawasan wisata Gunung Bromo oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengakibatkan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan sehingga mempengaruhi penghasilan penjual jasa angkutan jip Gunung Bromo maupun para pedagang kecil di kawasan wisata Gunung Bromo.

Sejumlah penjual jasa angkutan jip di wilayah Tosari, mengaku sebelum ada intruksi penutupan, setiap hari rata-rata pengunjung Gunung Bromo menyewa sekitar 50 jip. Bahkan, pada hari libur, mencapai 100 jip.

Jumlah jip yang disediakan oleh warga Tosari, untuk pengunjung Gunung Bromo yang melewati Pasuruan sebanyak 148 unit dengan ongkos sewa sebesar Rp 300 ribu melintasi Penanjakan – Lautan Pasir Gunung Bromo.

“Hari ini tidak ada yang nyewa naik jip menuju kawah gunung Bromo,” kata Sugianto, salah satu penjual jasa jip.

Kondisi yang sama juga terjadi pada para pedagang suvenir maupun pemilik warung di seputar kawasan wisata gunung Bromo.

Sebagian besar pedagang terlihat menutup kios maupun warung miliknya karena hari itu tidak ada pengunjung yang datang dan membeli dagangannya.

“Saya ya coba buka aja, tapi mulai pagi sampai siang jualan saya tidak ada yang laku,” ujar Sumarti, salah satu pedagang suvenir.

sementara itu, Kepala Resor Gunung Penanjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan, Basuki Agus Prajitno, mengatakan, bahwa pengunjung dilarang mendekati kawah Gunung Bromo hingga radius 1 kilometer.

Hal itu sesuai rekomendasi Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyatakan aktivitas Gunung Bromo meningkat dan berstatus Waspada level 2.

TNBTS, terkait status waspada Gunung Bromo ini, hanya melakukan sosialisasi dengan memasang papan pengumuman di sejumlah titik dan melakukan komunikasi kepada para agen-agen perjalanan atau sejumlah pihak perhotelan. tj

Jumat, 12 November 2010

Pemkab Pasuruan Serahkan Bantuan Bencana Alam


Petugas mengangkat bantuan untuk korban bencana. 
PASURUAN – Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Pemerintah Kabupaten Pasuruan, mengirimkan bantuan bagi korban bencana alam gunung Merapi Yogyakarta dan Jawa Tengah serta korban bencana tsunami Mentawai, Sumatera Barat. Jum’at (12/11).

Bantuan tersebut berupa uang dan berbagai barang kebutuhan korban bencana, yang dihimpun dari sumbangan berbagai kelompok masyarakat beserta seluruh karyawan Pemkab Pasuruan dalam beberapa waktu terakhir.

Jumlah uang sumbangan yang tercatat di Bakesbanglinmas Kab Pasuruan yakni sebesar Rp 62.115.500,-.

Muhammad Yahya, Kepala Bakesbanglinmas Kab Pasuruan, menuturkan bahwa, dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 7.746.000,- yang dihimpun OSIS se-Kabupaten Pasuruan beberapa waktu lalu telah disumbangkan secara langsung ke rekening salah satu TV swasta nasional.

“Perwakilan OSIS cuma melaporkan dan mencatatkan jumlah sumbangannya kepada kami,” terang Muhammad Yahya, Kepala Bakesbanglinmas Kab Pasuruan.

Uang sumbangan yang terkumpul itu akan ditransfer melalui rekening Badan Penanggulan Bencana (BPB) Pemprop Jatim, untuk selanjutnya dibagi secara merata kepada korban bencana alam gunung Merapi Yogyakarta dan Jawa Tengah maupun korban bencana tsunami Mentawai, Sumatera Barat.

Sementara, barang-barang berbentuk sembako ataupun makanan dan minuman instan, pakaian serta selimut hingga kebutuhan kebersihan tubuh lengkap seperti pembalut wanita terkumpul di kantor Bakesbanglinmas sebanyak satu truk dan satu pickup.

Seluruh bantuan barang kebutuhan korban bencana tersebut, dipastikan akan diserahkan sepenuhnya ke posko BPB Pemprop Jatim di yogyakarta, agar dapat disalurkan kepada para korban bencana gunung Merapi Yogyakarta dan Jawa Tengah.

“Biar lebih efektif, bantuan barang kita berikan langsung kepada korban Merapi, karena kita tidak bakalan menjangkau jika harus diberikan kepada korban tsunami Mentawai,” lanjut Muhammad Yahya.

Kepada kelompok masyarakat yang saat ini tengah mengumpulkan bantuan bencana alam dihimbau agar menghimpun sumbangannya menjadi satu kepada pemerintah agar penyalurannya lebih terpadu. tj

Rabu, 10 November 2010

Bayi Lahir Dengan Mulut dan Telinga Tertutup Daging


Bejo slamet,  memiliki kelainan pada mulut dan telinga
karena tertutup daging. Rabu (10/11).
** Orang Tua Butuh Bantuan Pengobatan

PASURUAN – Seorang bayi laki-laki di Kota Pasuruan diketahui lahir dalam keadaan mengenaskan. Mulut dan satu telinga sebelah kiri bayi bernama Bejo Slamet tersebut tertutup lantaran tumbuh daging.

Akibatnya, kondisi tubuh dan kesehatan bayi lemah, dengan hanya memiliki bobot tubuh seberat 1,8 Kg karena tidak dapat menyusu ibunya.

Anak pertama pasangan Khanafi (22) dan Siti Fatimah (23) ini dilahirkan secara normal pada 25 Oktober bulan lalu, di Rumah Bersalin Siti Khodijah, Kota Pasuruan.

Pasangan suami istri ini tercatat warga Jl Kalimantan Gg Lebar No. 8, Kelurahan Trajeng, Kec Gading Rejo, Kota Pasuruan.

Saat melahirkan anaknya waktu itu, Siti Fatimah menuturkan tidak mengalami kesulitan. Namun, dia kaget ketika perawat Rumah Bersalin menunjukkan ada kelainan meskipun terlihat memiliki anggota tubuh normal.

Pada wajah bagian mulut, tumbuh daging seperti bentuk brokoli, serta pada bagian telinga sebelah kiri Bejo tertutup gundukan daging hingga tidak memiliki daun telinga. Selain itu, pada kepala bagian atas juga tumbuh daging serupa seperti gelambir ayam jago, meskipun saat ini telihat sudah menyusut.

Sehari kemudian, Bejo langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) R. Soedarsono, Purut, Kota Pasuruan, dan kembali pulang setelah dirawat selama satu minggu ditempat ini.

Namun, pada 8 Nopember, Bejo terpaksa dirawat kembali karena kondisi kesehatan dan bobot tubuhnya terus menurun.

Bejo hingga kini masih tergeletak lemah di ruangan anak kelas III Melati RSU Purut dengan dibalut infus di tangan dan hanya diberikan asupan susu formula khusus yang dimasukkan melalui hidung bayi. Sesekali terlihat Bejo merengek seperti keskitan.

“Tidak ada firasat. Keluarga semua ya bisa pasrah, berdoa supaya anak saya bisa normal,” ujar Siti Fatimah.

Siti Fatimah juga berharap ada pihak-pihak yang bersedia memberikan bantuan biaya penyembuhan agar anaknya dapat normal seperti anak-anak lainnya.

“Suami saya Cuma buruh angkut-angkut pengiriman ikan ke pasar-pasar dengan penghasilan paling besar Rp 15 ribu. Saya cuma ibu rumah tangga biasa,” ratap Siti sambil memeluk anaknya.

Sementara itu, pihak rumah sakit menganggap wajar kejadian ini dan masih belum menentukan jenis penyakit apa yang diderita Bejo ini.

“Kami masih melakukan observasi, dan belum mengetahui penyakit bayi ini,” terang dr. Yunus Lingga, dokter anak RSU.

Menurut dr. Yunus Lingga, Bejo bisa dilakukan operasi pemulihan jika bobot tubuhnya sudah mencapai lebih dari 10 kilogram. tj

Minggu, 07 November 2010

Pungli Pembebasan Lahan Tol

Rohin (50) bersama Saad (45) mengaku di-pungli
dalam pembebasan lahan tol Gempol–Pasuruan. Minggu (7/11).


PASURUAN –
Proses pembebasan lahan untuk proyek tol Gempol – Pasuruan ternyata sarat penyimpangan dalam bentuk pungutan liar dalam pembayaran uang pembebasan lahan milik warga.

Penyimpangan tersebut diungkap oleh Rohin (50) dan Saad (45) warga Dusun Krajan, Desa Oro-oro Ombo Wetan, Kec Rembang, Kab Pasuruan.

Tanah mereka dikatakan telah dibayar melalui kantor kelurahan setempat, karena termasuk dalam peta proyek pembangunan tol Gempol – Pasuruan yang rencananya akan dibangun pada tahun 2011 mendatang.

Rohin mengaku mendapatkan uang pembebasan tanah miliknya sebesar Rp 396 juta dari nilai luas tanah sekitar 4.000 M2.

Namun dari jumlah rupiah yang seharusnya diterima tersebut, Rohin terpaksa rela menerima uang ganti lahannya sebesar Rp 371 juta karena pihak kelurahan memotong sebanyak Rp 25 juta.

Uang tersebut diberikan di kantor desa dan dipoton jumlahnya oleh perangkat desa, Sholeh serta seorang mantan perangkat desa bernama Gimin.

“Waktu itu, saya sempat menolak uang saya dipotong sebanyak itu, namun, Pak Sholeh (perangkat desa) malah marah dan mengatakan kepada saya jika itu bukan uang milik saya. Ini kan aneh,” kata Rohin kepada Surabaya Pagi. Minggu (7/11).

Hal yang sama juga dialami oleh Saad. Meski mengaku jumlah yang di-pungli dalam pembayaran pembebasan lahan tol tersebut tidak sebesar Rohin, namun, ia tidak rela uang pengganti tanahnya dipotong tanpa alasan yang jelas.

“Dari jumlah Rp 17,9 juta yang seharusnya saya terima saya hanya menerima Rp 16 juta saja. Kami ini orang kecil masak ditekan-tekan kayak gitu,” sesal Saad.

Saad melanjutkan jika warga sebenarnya bersedia jika jumlah uang yang diterima tersebut dipotong jumlahnya dalam batas wajar.

Pasalnya, sebelumnya warga yang lahannya masuk dalam peta tol Gempol – Pasuruan, sempat melakukan berbagai perundingan terkait jumlah potongan uang pembebasan tersebut yakni disepakati sebesar 1 % dari harga tanah milik warga yang diberikan ke pihak kelurahan.

Rohin maupun Saad tidak mengetahui secara pasti kenapa jumlahnya pungutan yang dilakukan pihak kelurahan berubah menjadi lebih besar 6x lipat.

“Katanya uangnya diberikan kepada tim. Tapi  kami tidak tahu tim apa atau tim yang mana,” lanjut Saad.

Di Desa Oro-oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang setidaknya terdapat 15 orang warga yang mendapatkan uang ganti tanah karena termasuk dalam peta proyek tol Gempol – Pasuruan. Dari jumlah tersebut 7 diantaranya dimiliki oleh warga Dusun Krajan, Kec Rembang, Kab Pasuruan. tj

Rabu, 03 November 2010

Kutuk Kekerasan Terhadap Wartawan

Puluhan wartawan yang tergabung di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan, membawa payung dan pistol sebagai ungkapan kritik adanya aksi kekerasan terhadap wartawan, di halaman Polres Bangil, Kabupaten Pasuruan. Rabu (3/11).


PASURUAN- Reaksi mengutuk aksi kekerasan yang terjadi kepada wartawan televisi Madura Channel, Didik Setia Budi, kala melakukan tugas peliputannya di PN Sumenep pada Rabu (27/10) lalu, semakin meluas.

Puluhan wartawan Pasuruan baik dari media cetak maupun elektronik, yang tergabung dalam Persatuan wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pasuruan menggelar aksi simpatik, mengutuk kekerasan yang dialami Didik, yang digelar di depan halaman mapolres Pasuruan. Rabu (3/11).

Aksi ini dilakukan cukup akrobatik, dengan membawa sebuah payung dan pistol mainan sebagai simbol hilangnya rasa aman dan keadilan terhadap wartawan saat menjalankan tugas peliputan.

Abdul kadir Zaelani, mewakili PWI Pasuruan, mengutuk aksi kekerasan yang terjadi pada diri Didik Setia Budi, wartawan telivisi lokal Madura Channel.

"Sepatutnya pemukulan itu tidak terjadi dan kami berharap aksi kekerasan serupa tidak terjadi, khususnya di wilayah Pasuruan," sesal Kadir.

Wartawan senior di Pasuruan ini, juga mengungkapkan seharusnya semua pihak dapat menghormati serta melindungi profesi pencari berita.

Wakapolres, Kompol. Ghufron, mewakili Kapolres Pasuruan, AKBP. Shardiyantono, didampingi Kasat Reskrim AKP. Indra Mardiana menyatakan dukungannya terhadap aksi wartawan Pasuruan ini.

"Segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan, apalagi kerja wartawan kan dilindungi oleh undang-undang," ujar kompol Ghufron, Wakapolres Pasuruan.

Sebelumnya, Didik Setia Budi, wartawan Madura Channel dipukul disertai ancaman dari pendukung Wardiyanto, terdakwa kasus dugaan korupsi P2SEM ketika bekerja meliput sidang vonis kasus korupsi tersebut di Pengadilan Negeri Sumenep. Rabu (27/10) lalu. tj