PASURUAN – Pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan
pelayanan kepada warganya selama ini, masih belum memperhatikan keberadaan penyandang
cacat (difabel).
Pernyataan itu diakui Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf, saat
menghadiri acara Reuni Akbar Eks Klien tahun 1986-2011 yang terangkai Peringatan
Hari Penyandang Cacat (Hipenca) Internasional di aula gedung UPT Rehabilitasi
Sosial Cacat Tubuh, Bangil, Kab Pasuruan. Minggu (18/12).
Menurutnya, kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan oleh
pemerintah masih kurang adil karena para penyandang cacat tubuh belum menjadi
mainstream (arus utama) dalam pembangunan.
“Negara maju, jika membangun jalan sudah diperhatikan
bagaimana nantinya para penyandang cacat ini dapat juga menikmati jalan dengan
nyaman dan aman,” ujar Syaifullah Yusuf dalam sambutannya.
Ungkapan tersebut juga terlihat dalam kebijakan anggaran
bagi para penyandang cacat di Jawa Timur yang hanya dialokasikan sekitar Rp 10
Milyar.
Dari jumlah itu, wilayah Kab Pasuruan hanya kebagian sekitar
Rp 100 juta untuk memenuhi kebutuhan dan perhatian kepada para penyandang cacat
yang dikelola UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Tubuh Dinas Sosial Jatim yang ada
di Bangil, Kab Pasuruan.
Lebih lanjut diketahui jumlah klien yang termasuk dalam binaan
UPT ini sebanyak 150 klien, terbagi masing-masing sebanyak 90 orang penderita
cacat tubuh dan 60 klien lainnya penyandang tuna rungu dan wicara.
Namun demikian, Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf,
menegaskan Pemprop Jatim dalam waktu mendatang akan terus berupaya agar
kelompok difabel ini menjadi arus utama dalam tiap proses pembangunan daerah.
Sementara, Ahmad Sulthon, ketua Persatuan Penyandang Cacat
Indonesia (PPCI) Jawa Timur membenarkan jika selama ini perlakukan dalam bentuk
kebijakan pemerintah masih belum memenuhi rasa keadilan bagi penyandang cacat.
Dijelaskan jika selama ini, pemerintah maupun pihak swasta
dalam membangun sarana maupun fasilitas umum belum memperhatikan aksesibilitas
bagi kelompok difabel.
Sehingga Ahmad Sulthon menyatakan ketegasannya menuntut kepada
pemerintah segera mengupayakan penerbitan peraturan daerah yang mengatur khusus
terkait aksesibilitas kelompok difabel.
Pada reuni akbar dan Hipenca kali ini, para penyandang cacat
juga menggelar kegaitan lain diantaranya penanaman seribu pohon, donor
darah dan tour sepeda roda tiga. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...