“Nyatanya sampai sekarang janji itu hanya gombal saja. Pagar tembok yang katanya akan segera direalisasi, buktinya belum juga digarap. Makam, belum ada kejelasan,” tandas Sugihandowo, wakil warga, usai mendatangi kantor Pemasaran PT CPS.
Sikap pengembang kali ini berbanding terbalik dengan yang ditunjukkan sebelumnya. Menurut Sugihandowo, awal sebelum perumahan dibangun, para calon pembeli diiming-imingi bentuk perumahan yang mewah.
Mulai dari fisik bangunan sampai dengan keamanan dan kenyamanan diantaranya berupa pagar tembok mengelilingi areal perumahan. Tidak hanya itu, warga penghuni saat itu juga dijanjikan pemberian fasilitas umum berupa makam serta mesjid.
Namun dalam perjalanannya, semua fasilitas itu hanya omong kosong. Tak satupun yang direalisasi, meskipun mesjid telah dibangun, namun sampai sekarang belum ada penyerahan secara resmi dari pihak pengembang.
Terlebih satu hal yang sangat disesalkan lagi, adanya pungutan liar (pungli) bagi warga Graha Indah. Dicontohkan oleh Sugihandowo, jika ingin merubah pintu kamar mandi saja, setiap pemilik rumah dikenakan biaya tambahan antara Rp 150 ribu – Rp 250 ribu.
Kalau dari sekitar 520 unit rumah harus merubah pintu kamar mandi, total uang dari pemilik rumah sudah mencapai puluhan juta rupiah.
“Kalau tidak becus tidak usah bisnis perumahan,” kata seorang warga dengan nada kesal.
Selain fasum yang tidak dipenuhi, kekesalan warga ini juga karena kualitas bangunan fisik tidak sesuai dengan yang telah digembar-gemborkan.
Seperti kayu-kayu yang dipasang tidak lebih dari kayu-kayu kampung yang rapuh, karena hamprr semua kayu yang terpasang pada bangunan rumah di Graha Indah sudah dalam kondisi keropos, padahal belum berusia dua tahun.
Sehingga dengan kondisi kayu rapuh itu, warga juga mulai khawatir rumah yang dihuni akan roboh hingga membahayakan keselamatan.
Menanggapi kekesalan warga ini, Cecep S, dari Departemen Pemasaran PT CPS, mengakui kalau permintaan warga belum direalisasi semuanya.
Sampai kini pembangunan fasum seperti mesjid dan makam, yang dijanjikan itu masih dalam proses. Termasuk pagar tembok, pihak PT masih memesan batako kepada perusahaan di Gresik
“Untuk bangunan tembok warga menyodorkan gambar kontruksinya. Kami belum berikan jawabannya. Nanti akan ketemu lagi dengan warga untuk mencari solusi tembok yang sesuai dengan keinginan bersama,” tandas Cecep. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...