Dalam Kasus Dugaan Penyimpangan DAK Pendidikan
PASURUAN – Temuan hasil investigasi Partai Hanura Kab
Pasuruan adanya dugaan penyimpangan dan korupsi bantuan Dana Alokasi Khusus
(DAK) tahun anggaran 2009 dan 2010 di Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kab
Pasuruan, mendapat beragam tanggapan dari sejumlah pihak.
Diataranya Ketua Komisi D DPRD Kab Pasuruan, Aida Fitriani,
yang sempat menyatakan melalui media cetak, jika temuan dugaan penyimpangan itu
tidak berdasar dan tidak pernah ada.
Meskipun tidak menyebutkan Partai Hanura sakit hati karena
tidak mendapat jatah proyek DAK 2009 dan 2010, ketua Komisi Bidang Pendidikan
itu, menuturkan jika data dan informasi yang diterima Komisi D, pelaksanaan
proyek DAK 2009 dan 2010 di lingkungan Diknas selama ini tidak ada masalah.
Pernyataan Ketua Komisi D itupun dijawab partai Hanura dengan
menantang anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pasuruan untuk buka-bukaan tentang
DAK yang kini kasusnya dalam penanganan Kejaksaan Tinggi.
“Dasarnya itu darimana, mengatakan jika DAK 2009 dan 2010
tidak masalah. Komisi D dan Diknas bawa data DAK. Biar sama-sama tahu apa yang
terjadi di DAK,” Tegas Nafiudin Fadhol, Ketua Partai Hanura Kab Pasuruan
didampingi M Ridwan, Sekretaris.
Ketua Partai Hanura yang juga Pengasuh sebuah Ponpes di
Desa/ Kecamatan Lekok itu menyesalkan pernyataan Komisi D, karena dilakukan
secara sembarangan dan dituding ‘ngawur’ karena temuan Hanura terkait dugaan
penyimpangan DAK disertai bukti kuat.
Partai Hanura juga merasa heran dan mempertanyakan sikap
Kepala Diknas selama ini yang selalu menjawab “no coment” setiap kali ditanya
wartawan.
Tudingan lain dari sejumlah pihak yang menyatakan jika
langkah yang ditempuh Hanura ini lantaran dendam tidak mendapatkan proyek DAK
2009 dan 2010 juga ditanggapi dingin Gus Nafi, panggilan akrab Nafiuddin
Fadhol.
“Ini benar-benar ujian berat. Terus terang, belakangan ini
kami dianggap dendam karena tidak diberi proyek atau tudingan lainnya.
Perjuangan kami murni untuk memajukan pendidikan di Pasuruan,” pungkas Gus Nafi.
Hanura akan membuka satu persatu borok di masing-masing SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) atau Dinas-dinas di Pemkab Pasuruan.
Diantara data penyimpangan yang sudah ada Dinas Kehutanan
dan Perkebunan (Dishutbun), BLH (Badan Lingkungan Hidup) dan Dinas Koperasi,”
ungkap M Ridwan, Sekretaris Partai Hanura blak-blakan. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...