Diduga Terlibat Penyimpangan DAK Pendidikan
PASURUAN – Tim investigasi Partai Hanura Kabupaten Pasuruan,
masih belum berhenti mencari tambahan data terkait dugaan penyimpangan Dana
Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan tahun 2009 dan 2010, untuk dikirim ke Kejati
Jatim, Kejagung dan KPK.
Setelah sebelumnya memberikan tambahan data berupa
sekolah-sekolah rusak, sekarang giliran membeberkan 119 nama rekanan selaku
penggarap proyek perpustakaan dan rehab gedung dari DAK untuk SD dan SMP tahun
2010.
Dari daftar itu terdapat nama-nama rekanan yang mendapat
garapan lebih dari satu proyek DAK SD dan SMP, diantaranya CV Andalus, CV Guna
Bhakti, CV Lelawala, CV Wahyu Mulya, CV Bukit Sofa, CV Alam Karya, CV Multi
Perkasa, CV Cahaya Jaya Abadi, CV Lestari, CV Damar Jati, CV Tunggul Bambu,
dll.
Tim investigasi meminta kepada pemerintah agar mem-Black
List rekanan-rekanan tersebut karena kinerjanya selama ini dinilai
buruk.
“Kita minta pemkab agar proyek DAK 2011 lebih selektif dalam
menentukan rekanan-rekanan yang akan menggarap. Yang jelas kami akan kupas
dugaan penyimpangan di proyek DAK ini,” ujar M Ridwan, Tim Hanura. Selasa
(26/7).
Diurai oleh tim investigasi, bahwa rekanan yang mendapat
banyak proyek itu mendapat penilaian ‘amat baik’, tapi kenyataan di lapangan
hasil garapannya bobrok.
Untuk bangunan perpustakaan setiap sekolah mendapatkan dana
antara Rp 71,2 juta – Rp 71,6 juta. Sedang untuk rehab gedung sebesar Rp 39
jutaan hingga Rp 400 jutaan.
Ridwan menantang kepada para konsultan pengawas yang telah
mendapat bayaran tinggi ini turun ke lapangan bersama-sama meneliti hasil
garapan para rekanan.
Tantangan ini bukannya tidak berdasar. Karena, ada beberapa
kepala sekolah “bernyanyi” dengan mengatakan jika selama penggarapan proyek
saat itu, jarang disambangi pengawas proyek.
“Kepala sekolah itu bilang, bila proyek digarap dengan cara
swakelola hampir tiap saat pengawas proyek datang untuk memantau. Tapi giliran digarap
rekanan jarang ada pengawas datang untuk melihat garapannya,” papar Ridwan sembari
meminta supaya nama kasek tidak ditulis.
Beberapa garapan rekanan yang mendapat nilai amat baik, ternyata
belum satu tahun sudah rusak.
Bahkan gedung perpustakaan di SDN Pekangkungan, Kec Gondang
Wetan yang digarap PT Figo Jaya Pratama belum rampung. Lantai belum dikeramik,
plafon (asbes) dibiarkan mlompong dan dinding juga tidak diplester. Untuk gedung
perpustakaan ini masih butuh dana lagi kira-kira Rp 40 juta untuk biaya
merampungkan gedungnya.
“PT Figo dapat nilai amat baik, terus pakah memang RAB-nya
kayak itu. Dana 71 juta rupiah lebih tanpa harus plafon, keramik dan dinding
tembok luar tidak diplester. Temuan kami ini sudah kami kirimkan ke Kejati,
Kejagung dan KPK. Termasuk nama-nama rekanan penggarapnya,” pungkas M Ridwan.
Ditegaskan juga bahwa penilaian bagus pada rekanan itu juga
sebagai satu cara dan rekayasa dari rekanan, agar rekanan-rekanan itu kembali
mendapat proyek DAK pada tahun anggaran 2011. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...