PASURUAN – Ratusan warga berunjuk rasa menyambut kedatangan
Tim Survei Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Provinsi Jawa
timur ke danau ‘tiban’ yang berada di lokasi penambangan pasir berbatu (sirtu),
di Desa Cobanjoyo, Kec Kejayan, Kab Pasuruan. Kamis (7/7).
Unjuk rasa dilakukan untuk menyampaikan aspirasi penolakan
ke Pemprov Jatim, terhadap rencana kemungkinan penutupan danau karena dianggap
berbahaya dan merusak lingkungan.
Sejak sumber air dadakan yang melimpah di wilayah Desa
Cobanjoyo itu, dirasakan warga sebagai suatu berkah.
Diketahui, warga Cobanjoyo dan sekitarnya selama ini, kesulitan
mendapatkan air bersih. Untuk memenuhinya, warga harus membuat sumur, dengan
kedalaman 30 meter hingga 40 meter.
Warga telah mendapatkan manfaat lebih semenjak sumber air meluber
karena tidak lagi kesulitan mendapatkan air yang digunakan untuk kebutuhan
seperti mandi dan mencuci.
“Kita tidak mau danau ini ditutup!,” teriak Farhan tidak
lama Tim Survei Dinas ESDM Pemprov Jatim berada di lokasi danau ‘tiban’.
Dalam aksinya, sejumlah warga sempat melakukan demontrasi
dengan meminum dan mengguyur air danau ‘tiban’ di hadapan Tim Survey untuk
menunjukkan bahwa keberadaan sumber air tersebut saat ini sangat dibutuhkan dan
aman dikonsumsi.
Bahkan, ditegaskan juga warga saat ini telah menyerahkan
surat permohonan dan ijin kepada Pemerintah Kab Pasuruan, agar terus dapat
memanfaatkan sumber air yang ada di areal penambangan sirtu milik H. Misbachul
Munir.
Salah satu Tim Survei danau ‘tiban’ Dinas ESDM Pemprov
Jatim, Dja’far, menolak anggapan jika kedatangannya ke lokasi danau untuk
melakukan penutupan sumber air.
Pihaknya kali ini hanya memantau kemungkinan kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan munculnya sumber air serta bahaya yang dapat
terjadi kepada warga sekitar.
Selain itu, pada kesempatan itu, tim survey juga mengambil
sample air di danau ‘tiban’ untuk mengetahui kandungan maupun unsur-unsur
berbahaya dalam air.
Pemprov Jatim memastikan tetap mengapresiasi tuntutan warga
agar air yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, pemilik tambang sirtu, H Misbachul Munir
mengatakan tidak dapat menolak keinginan untuk terus dapat memanfaatkan air
yang ada di lokasi usahanya.
Namun, untuk keamanan, H. Munir berencana segera memasang
tanda peringatan bahaya kepada warga agar lebih berhati-hati berada di lokasi danau
‘tiban’.
Pasalnya, tiap hari sejumlah bocah-bocah desa setempat kerap
mandi dan bermain air danau, sehingga rentan bahaya jika tidak mendapatkan
pengawasan.
Sebelumnya, satu bulan yang lalu, warga sempat dikagetkan
munculnya sumber air di lokasi penambangan yang tiba-tiba meluas hingga 3
hektar dari 10 hektar lahan tambang sirtu milik H Misbachul Munir, di Desa
Cobanjoyo, Kec Kejayan, Kab Pasuruan.
Sebagai bentuk rasa syukur warga sempat melakukan pesta rakyat
dengan melakukan ritual ojung di lokasi sumber air. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...