Kamis, 07 Juli 2011

Tim Survey Danau Tiban Disambut Unjuk Rasa


PASURUAN – Ratusan warga berunjuk rasa menyambut kedatangan Tim Survei Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Provinsi Jawa timur ke danau ‘tiban’ yang berada di lokasi penambangan pasir berbatu (sirtu), di Desa Cobanjoyo, Kec Kejayan, Kab Pasuruan. Kamis (7/7).

Unjuk rasa dilakukan untuk menyampaikan aspirasi penolakan ke Pemprov Jatim, terhadap rencana kemungkinan penutupan danau karena dianggap berbahaya dan merusak lingkungan.

Sejak sumber air dadakan yang melimpah di wilayah Desa Cobanjoyo itu, dirasakan warga sebagai suatu berkah.

Diketahui, warga Cobanjoyo dan sekitarnya selama ini, kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhinya, warga harus membuat sumur, dengan kedalaman 30 meter hingga 40 meter.

Warga telah mendapatkan manfaat lebih semenjak sumber air meluber karena tidak lagi kesulitan mendapatkan air yang digunakan untuk kebutuhan seperti mandi dan mencuci.

“Kita tidak mau danau ini ditutup!,” teriak Farhan tidak lama Tim Survei Dinas ESDM Pemprov Jatim berada di lokasi danau ‘tiban’.

Dalam aksinya, sejumlah warga sempat melakukan demontrasi dengan meminum dan mengguyur air danau ‘tiban’ di hadapan Tim Survey untuk menunjukkan bahwa keberadaan sumber air tersebut saat ini sangat dibutuhkan dan aman dikonsumsi.

Bahkan, ditegaskan juga warga saat ini telah menyerahkan surat permohonan dan ijin kepada Pemerintah Kab Pasuruan, agar terus dapat memanfaatkan sumber air yang ada di areal penambangan sirtu milik H. Misbachul Munir.

Salah satu Tim Survei danau ‘tiban’ Dinas ESDM Pemprov Jatim, Dja’far, menolak anggapan jika kedatangannya ke lokasi danau untuk melakukan penutupan sumber air.

Pihaknya kali ini hanya memantau kemungkinan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan munculnya sumber air serta bahaya yang dapat terjadi kepada warga sekitar.

Selain itu, pada kesempatan itu, tim survey juga mengambil sample air di danau ‘tiban’ untuk mengetahui kandungan maupun unsur-unsur berbahaya dalam air.

Pemprov Jatim memastikan tetap mengapresiasi tuntutan warga agar air yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, pemilik tambang sirtu, H Misbachul Munir mengatakan tidak dapat menolak keinginan untuk terus dapat memanfaatkan air yang ada di lokasi usahanya.

Namun, untuk keamanan, H. Munir berencana segera memasang tanda peringatan bahaya kepada warga agar lebih berhati-hati berada di lokasi danau ‘tiban’.

Pasalnya, tiap hari sejumlah bocah-bocah desa setempat kerap mandi dan bermain air danau, sehingga rentan bahaya jika tidak mendapatkan pengawasan.

Sebelumnya, satu bulan yang lalu, warga sempat dikagetkan munculnya sumber air di lokasi penambangan yang tiba-tiba meluas hingga 3 hektar dari 10 hektar lahan tambang sirtu milik H Misbachul Munir, di Desa Cobanjoyo, Kec Kejayan, Kab Pasuruan.

Sebagai bentuk rasa syukur warga sempat melakukan pesta rakyat dengan melakukan ritual ojung di lokasi sumber air. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...