Kamis, 21 Juli 2011

Proyek Miliaran Hanya Untuk Sapi Kurus


PASURUAN - Mega proyek Usaha Peternakan Aliansi (UPA) dengan anggaran belasan miliar rupiah di Desa Sumberrejo Kec Purwosari Kab Pasuruan yang dibangun sejak tahun 2005 dan bekerjasama dengan Louisiana University Amerika Serikat menghasilkan sapi-sapi kurus.

Awalnya proyek ini mendapat suntikan dana APBD sebesar Rp10 miliar berbadan hukum perusahaan daerah (Perusda UPA).

Setiap tahunnya masih disupport anggaran APBD sebesar Rp1,2 miliar. Namun pada 2010 lalu, karena terus mengalami penyusutan, Perusda UPA ini diturunkan statusnya menjadi unit pelaksana tehnis daerah (UPTD) Dinas Peternakan dan Kehewanan.

Catatan petugas UPTD UPA, Rusdianto, diketahui bahwa indukan sapi lokal pada tahun 2005 berjumlah 250 ekor, saat ini sapi indukan tinggal 96 ekor, pedet (anak sapi) jantan 50 ekor dan betina 66 ekor. Lebih dari separuh sapi indukan ini mati dan dijual karena tidak produktif.

Kondisi sapi-sapi dari proyek ini sangat mengenaskan. Tulang belulang sapi ini tampak menonjol dibanding tubuhnya, karena tidak terawat.

Menurut Rusdianto, kondisi sapi-sapi ini karena anggaran pembelian makanan konsentrat yang turun sangat terbatas.

Rumput gajah yang ditanam dilahan seluas 11 hektar dan seharusnya dapat dipanen sebulan sekali itupun tidak bisa menghasilkan panenan yang produktif.

"Untuk mengganti rumput gajah, kami terpaksa memberi makan sapi dengan jerami. Konsentrat dan vitamin kadang-kadang saja,” ujar Rusdianto, di lokasi. Kamis (21/7)

Dalam kurun sejak akhir 2010, sudah ada 14 sapi yang mati karena sakit. Ironisnya, saat pemeriksaan BPK, UPTD mengaku harus meminjam sapi milik warga yang masih sehat, yang kemudian dikembalikan lagi ketika petugas BPK selesai melakukan pemeriksaan.

"Saat BPK meriksa, kami diperintah untuk meminjam delapan sapi milik warga,” tambah Rusdianto.

Selain kesulita merawat sapi hasil kawin silang dengan semen (sperma) sapi Amerika, UPTD selama 3 bulan terakhir juga tidak mampu membayar 21 karyawannya yang bekerja menggembala sapi.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Irsyad Yusuf prihatin atas kondisi proyek UPA tersebut.

"Kami akan melakukan evaluasi dan dicarikan solusi. Pemkab Pasuruan mungkin harus segera me-reorientasi program atau mengupayakan kerjasama dengan pihak ketiga," kata Irsyad Yusuf. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...