PASURUAN - Mega proyek Usaha Peternakan Aliansi (UPA) dengan
anggaran belasan miliar rupiah di Desa Sumberrejo Kec Purwosari Kab Pasuruan
yang dibangun sejak tahun 2005 dan bekerjasama dengan Louisiana University
Amerika Serikat menghasilkan sapi-sapi kurus.
Awalnya proyek ini mendapat suntikan dana APBD sebesar Rp10
miliar berbadan hukum perusahaan daerah (Perusda UPA).
Setiap tahunnya masih disupport anggaran APBD sebesar Rp1,2
miliar. Namun pada 2010 lalu, karena terus mengalami penyusutan, Perusda UPA
ini diturunkan statusnya menjadi unit pelaksana tehnis daerah (UPTD) Dinas
Peternakan dan Kehewanan.
Catatan petugas UPTD UPA, Rusdianto, diketahui bahwa indukan
sapi lokal pada tahun 2005 berjumlah 250 ekor, saat ini sapi indukan tinggal 96
ekor, pedet (anak sapi) jantan 50 ekor dan betina 66 ekor. Lebih dari separuh
sapi indukan ini mati dan dijual karena tidak produktif.
Kondisi sapi-sapi dari proyek ini sangat mengenaskan. Tulang
belulang sapi ini tampak menonjol dibanding tubuhnya, karena tidak terawat.
Menurut Rusdianto, kondisi sapi-sapi ini karena anggaran
pembelian makanan konsentrat yang turun sangat terbatas.
Rumput gajah yang ditanam dilahan seluas 11 hektar dan
seharusnya dapat dipanen sebulan sekali itupun tidak bisa menghasilkan panenan
yang produktif.
"Untuk mengganti rumput gajah, kami terpaksa memberi
makan sapi dengan jerami. Konsentrat dan vitamin kadang-kadang saja,” ujar
Rusdianto, di lokasi. Kamis (21/7)
Dalam kurun sejak akhir 2010, sudah ada 14 sapi yang mati
karena sakit. Ironisnya, saat pemeriksaan BPK, UPTD mengaku harus meminjam sapi
milik warga yang masih sehat, yang kemudian dikembalikan lagi ketika petugas
BPK selesai melakukan pemeriksaan.
"Saat BPK meriksa, kami diperintah untuk meminjam
delapan sapi milik warga,” tambah Rusdianto.
Selain kesulita merawat sapi hasil kawin silang dengan semen
(sperma) sapi Amerika, UPTD selama 3 bulan terakhir juga tidak mampu membayar 21
karyawannya yang bekerja menggembala sapi.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Irsyad Yusuf prihatin
atas kondisi proyek UPA tersebut.
"Kami akan melakukan evaluasi dan dicarikan solusi.
Pemkab Pasuruan mungkin harus segera me-reorientasi program atau mengupayakan
kerjasama dengan pihak ketiga," kata Irsyad Yusuf. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...