PASURUAN - Program Usaha Garam Rakyat
(Pugar) dituding oleh petani garam Kec Kraton, Kab Pasuruan, tidak tepat
dan hanya membuang-buang anggaran saja.
Pasalnya, Pugar diketahui lebih banyak
berbentuk sarana serta peralatan untuk usaha tani garam. Sehingga sarana
seperti pembuatan gudang dan pengadaan peralatan berupa mesin tersebut,
dipastikan akan mubazir karena petani sudah memiliki dan tidak
membutuhkannya.
“Justru yang dibutuhkan para petani
garam saat ini adalah biaya untuk pengolahan
tambak agar kualitas produksinya
meningkat,” ujar Badrus Soleh, petani garam
asal Desa Gerongan, Kec Kraton. Minggu (17/7).
asal Desa Gerongan, Kec Kraton. Minggu (17/7).
Lebih terinci dituturkan bahwa pemberian
sarana dan peralatan tersebut dianggap justru mengabaikan skala prioritas
dari kebutuhan para petani. Diantaranya seperti pembangunan tanggul
pembatas tambak dan laut; serta pembangunan jalan akses ke areal tambak
garam.
Alasan yang dilontarkan para petani tersebut agar program tersebut diberikan dalam bentuk biaya operasional, karena selama hampir dua musim ini, mereka merugi akibat cuaca yang tidak menentu dan banyaknya bencana banjir sehingga banyak tanggul yang jebol dan merusak lahan garam.
Fasilitator Pugar, M Fuad dan A Ridhoi menyampaikan, jika bantuan yang diberikan kepada para petani sesuai dengan keputusan yang sudah disepakati para ketua kelompok dan pengurus di tingkat desa.
“Kami hanya menjalankan tugas untuk mendampingi mereka dan memberikan saran. Tapi semua keputusan di tangan pengurus,” kata M Fuad.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kab Pasuruan, Sulistiyowati menyampaikan jika program bantuan yang diberikan ini disesuaikan dengan rencana usulan bersama (RUB).
“Semua berdasarkan RUB yang disusun setiap kelompok dengan mengakomodir kebutuhan anggotanya. Kalau untuk sarana-prasarana juga disesuaikan dengan skala prioritas yang dibutuhkan seluruh petani,” tandas Sulistiyowati.
Saat ini pemberian bantuan dari
pemerintah berupa program Pugar tengah berlangsung yang rencananya
dibagikan kepada tujuh kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10
petani garam dengan jumlah keseluruhan senilai Rp 900 juta.
Dari Rp 900 juta tersebut, tiap kelompok
akan mendapatkan sebesar Rp 50 juta setiap kelompoknya untuk membangun sarana
seperti gudang serta pemberian mesin pengolahan yang
diseragamkan seperti kincir angin, silinder atau pemadat, bambu dan alat
lainnya.
Sedangkan dari Rp 50 juta untuk setiap
kelompok itu, petani dibantu Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta saja untuk
kebutuhan operasioanal produksi. tj
Nikmati bonus tambahan credit 100% dari kemenangan anda Di situs Agen Judi Online Bolavita sekarang juga..
BalasHapusHadir promo terbaru dan terpopuler saat ini, Judi Online Casino Live dan Sabung ayam live anda dapat bonus tambahan 100% bila menang beruntun !
Untuk informasi selengkapnya , Hubungi kontak cs kami yang bertugas 24 jam (Online setiap hari) dibawah ini :
» Nomor WhatsApp : +62812-2222-995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita