Minggu, 17 Juli 2011

Program Bantuan Petani Garam Dituding Tidak Tepat


PASURUAN - Program Usaha Garam Rakyat (Pugar) dituding oleh petani garam Kec Kraton, Kab Pasuruan, tidak tepat dan hanya membuang-buang anggaran saja. 

Pasalnya, Pugar diketahui lebih banyak berbentuk sarana serta peralatan untuk usaha tani garam. Sehingga sarana seperti pembuatan gudang dan pengadaan peralatan berupa mesin tersebut, dipastikan akan mubazir karena petani sudah memiliki dan tidak membutuhkannya.

“Justru yang dibutuhkan para petani garam saat ini adalah biaya untuk pengolahan 
tambak agar kualitas produksinya meningkat,” ujar Badrus Soleh, petani garam 
asal Desa Gerongan, Kec Kraton. Minggu (17/7). 

Lebih terinci dituturkan bahwa pemberian sarana dan peralatan tersebut dianggap justru mengabaikan skala prioritas dari kebutuhan para petani. Diantaranya seperti pembangunan tanggul pembatas tambak dan laut; serta pembangunan jalan akses ke areal tambak garam.

Alasan yang dilontarkan para petani tersebut agar program tersebut diberikan dalam bentuk biaya operasional, karena selama hampir dua musim ini, mereka merugi akibat cuaca yang tidak menentu dan banyaknya bencana banjir sehingga banyak tanggul yang jebol dan merusak lahan garam.

Fasilitator Pugar, M Fuad dan A Ridhoi menyampaikan, jika bantuan yang diberikan kepada para petani sesuai dengan keputusan yang sudah disepakati para ketua kelompok dan pengurus di tingkat desa.

“Kami hanya menjalankan tugas untuk mendampingi mereka dan memberikan saran. Tapi semua keputusan di tangan pengurus,” kata M Fuad.

Sementara, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kab Pasuruan, Sulistiyowati menyampaikan jika program bantuan yang diberikan ini disesuaikan dengan rencana usulan bersama (RUB).

“Semua berdasarkan RUB yang disusun setiap kelompok dengan mengakomodir kebutuhan anggotanya. Kalau untuk sarana-prasarana juga disesuaikan dengan skala prioritas yang dibutuhkan seluruh petani,” tandas Sulistiyowati.
Saat ini pemberian bantuan dari pemerintah berupa program Pugar tengah berlangsung yang rencananya dibagikan kepada tujuh kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 petani garam dengan jumlah keseluruhan senilai Rp 900 juta.

Dari Rp 900 juta tersebut, tiap kelompok akan mendapatkan sebesar Rp 50 juta setiap kelompoknya untuk membangun sarana seperti gudang serta pemberian mesin  pengolahan yang diseragamkan seperti kincir angin, silinder atau pemadat, bambu dan alat lainnya.

Sedangkan dari Rp 50 juta untuk setiap kelompok itu, petani dibantu Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta saja untuk kebutuhan operasioanal produksi. tj





1 komentar:

  1. Nikmati bonus tambahan credit 100% dari kemenangan anda Di situs Agen Judi Online Bolavita sekarang juga..

    Hadir promo terbaru dan terpopuler saat ini, Judi Online Casino Live dan Sabung ayam live anda dapat bonus tambahan 100% bila menang beruntun !

    Untuk informasi selengkapnya , Hubungi kontak cs kami yang bertugas 24 jam (Online setiap hari) dibawah ini :

    » Nomor WhatsApp : +62812-2222-995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...