PASURUAN – Tingkat hunian (okupansi) hotel yang tersebar di
wilayah puncak Tretes, Kec Prigen, Kab Pasuruan dalam kurun satu tahun ini
berkisar 48 persen. Angka prosentase tersebut menurun dibanding tahun 2010 lalu
yang mencapai pada angka sebesar 51 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sunarko Hidayat, salah satu
pengurus PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia )
yang menjabat sebagai Ketua Komisi Pengembangan Usaha.
Narko, panggilan akrabnya, ditemui di hotel
yang dipimpinnya sore tadi, menjelaskan dari sekitar 4000 penginapan maupun losmen yang terebar
di wilayah puncak Tretes, terdapat tujuh hotel yang saat ini masih bertahan
berdiri, mulai hotel bintang tiga hingga bintang lima.
Tanpa bermaksud menyudutkan, Narko menuturkan bahwa selain
persoalan pengelolaan kebijakan yang masih lemah oleh pemerintah daerah selama
ini, penurunan tingkat hunian lebih disebabkan pesatnya perkembangan sarana
hiburan dan obyek pariwisata di daerah Malang
dan Batu.
Wilayah Pasuruan yang sebelumnya menjadi transit dan tujuan
utama para wisatawan dalam memanfaatkan liburannya, ternyata dalam beberapa
waktu terakhir ini, hanya menjadi jalur perlintasan saja, sehingga berdampak
pada menurunnya jumlah kunjungan wisata dan angka hunian hotel di wilayah
Pasuruan khususnya Tretes.
Dilanjutkan tingkat okupansi hotel khususnya di daearah
Tretes dibandingkan dengan daerah lain dikatakan sangat jauh tertinggal. Di
daerah Malang dan Batu diperkirakan
tingkat okupansi sudah mencapai lebih 80 persen dan di wilayah Surabaya ,
okupansi sekitar 70 persen.
Persoalan ini dikatakan menjadi tanggung jawab bersama baik
pemerintah maupun pelaku usaha pariwisata termasuk pengusaha penginapan dan
hotel. Pasalnya, menyinggung okupansi tidak bisa dilepaskan dengan upaya pengelolaan
potensi wisata dan pengembangan kekayaan lainnya yang dapat menjadi daya tarik
wisata.
“Pasuruan (obyek kunjungan wisata) sudah tidak ada daya
tarik lagi yang dapat mendukung, kita sudah jauh tertinggal dengan daerah
lain,” ujar Narko.
Narko tidak dapat memastikan kemungkinan usaha hotel dan
penginapan di puncak Tretes dalam beberapa tahun nanti akan gulung tikar, jika
kondisi ini tetap dibiarkan.
Momentum libur natal dan tahun baru kali ini, sepertinya
menjadi satu ‘bonus’ hiburan, karena jumlah hunian terdapat peningkatan.
Salah satu manajer sebuah hotel bintang tiga, Suparman,
mengatakan bahwa terhitung sejak sebulan lalu, jumlah penghuni kamar hotel meningkat
lebih dua kali lipat dari hari-hari biasa.
Dari 31 kamar yang dimiliki, hampir setiap hari terdapat
pengunjung yang menyewa kamar untuk mengisi liburan di kawasan puncak tretes.
Padahal pada hari-hari biasa, jumlah kamar hotel yang disewa
tidak lebih dari sepuluh pengunjung saja.
Dijelaskan, saat ini hampir seluruh hotel ‘full booked’ dan tidak lagi melayani reservasi
kepada pengunjung yang akan menghabiskan waktu menjelang pergantian tahun nanti.
Seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, sejumlah
hotel menerapkan sistem tarif bervariasi dalam bentuk program paket libur akhir
tahun dengan memberikan beragam fasilitas.
Meskipun demikian meningkatnya hunian hotel pada akhir tahun
ini, tetap saja tidak mampu mengatrol prosentase okupansi hotel pada kurun
tahun 2011 ini, yang hanya mencapai 48 persen dari tahun sebelumnya sebesar 51
persen. tj