PASURUAN – Siswa SDN Banjarimbo 02, Kec Lumbang, Kab
Pasuruan terpaksa menumpang sekolah di rumah warga. Pasalnya, gedung sekolah
yang digunakan belajar sejak lebih tiga bulan lalu rusak parah.
Unit gedung rusak untuk tiga kelas belajar siswa tersebut
memprihatinkan dan membahayakan karena seluruh atap ambrol dan dinding yang
mengelilingi gedung jebol.
Sejumlah siswa mengaku tidak dapat belajar karena rumah yang
ditumpangi tidak memadai, sempit dan berdebu lantaran bangunan rumah tersebut
dipinjamkan pemiliknya dalam kondisi setengah jadi.
Rumah yang ditempati masih berlantai tanah, belum terpasang
pintu maupun jendela, bahkan dinding rumah juga belum diplester.
“Ya terganggu karena banyak debu, saya pingin sekolah
dibangun lagi,” kata Tri Yuliani, siswa kelas IV setelah mengikuti pelajaran
pagi kemarin. Rabu (16/11).
Dari catatan pihak sekolah, setidaknya sekitar 82 siswa SDN
Banjarimbo 02 terpaksa ‘ngemper’ belajar di luar kelas dan rumah warga karena
gedung sekolah rusak dan saat ini masih belum dibangun.
Dari jumlah tersebut siswa kelas I hingga IV selama ini
melakukan proses belajar menggunakan rumah warga. Sedangkan kelas V untuk
sementara ini menempati ruang rapat guru dan parahnya lagi untuk siswa kelas VI
bertempat di sebuah petak rumah tukang kebun sekolah.
Kepala sekolah SDN Banjarimbo 02, H. Giyo, hanya bisa pasrah
menerima kondisi bangunan sekolahnya rusak. Tidak adanya anggaran menjadi
alasan utama sehingga gedung tidak segera dibangun dan diperbaiki.
Ambruknya atap gedung sekolah dituturkan karena atap
bangunan selama ini lapuk.
“Melihat kondisi bangunan gedung kami takut dan tidak lagi
dibuat belajar, sehingga saat ambruk tidak mengakibatkan korban,” kata H. Giyo.
Desa Banjarimbo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Lumbang yang terletak di sekiar lereng Gunung Bromo berbatasan dengan wilayah Kabupaten Probolinggo.
Barangkali peristiwa ini menjadi sebuah ironi, di satu sisi
pemerintah ‘jor-joran’ menambah anggaran pendidikan nasional agar mutu
pendidikan meningkat lebih baik. Namun, ternyata besarnya anggaran dan janji
peningkatan pendidikan sepertinya berbanding terbalik dan memprihatinkan jika
sekolah-sekolah yang terpencil jauh seperti SDN Banjarimbo 02 malah luput dari
perhatian pemerintah. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...