Kamis, 17 November 2011

Dindik Lambat Tangani SDN Banjarimbo 02


PASURUAN – Siswa SDN Banjarimbo 02 tampaknya harus rela ‘ngemper’ dan berdesak-desakan belajar di rumah warga setelah selama lebih tiga bulan bangunan sekolahnya rusak.

Dinas Pendidikan Kab Pasuruan, hingga kini masih belum menentukan upaya kongkrit untuk memberikan solusi agar siswa dapat belajar dengan lebih nyaman di tempat yang lebih memadai.

Kepala Dinas Pendidikan, Iswahyudi, mengatakan pihaknya masih membutuhkan kordinasi dengan sejumlah pihak, sehingga belum mengetahui langkah yang tepat agar siswa tidak lagi berdesak-desakan belajar di rumah berlantai tanah dan berdebu tersebut.

“Hari ini kami akan lakukan evaluasi dengan bapak asisten II dan datang ke lokasi,” kata Iswahyudi, saat berada di Pendapa Kab Pasuruan. Kamis (17/11).

Ditanya kemungkinan untuk membuat tenda maupun tempat lain yang lebih layak agar proses belajar siswa dari sejumlah kelas yang menumpuk menjadi satu ruangan dalam rumah warga tersebut, Kepala Dinas Pendidikan lagi-lagi mengatakan masih akan berkordinasi dengan pihak terkait.

Padahal, Dinas Pendidikan sudah menerima laporan kerusakan gedung dari pihak sekolah dan UPTD Lumbang pada 18 Juli lalu, namun dari uraian yang disampaikan oleh Iswahyudi bahwa upaya yang dilakukan hanya berkutat pada masalah administrasi dan laporan semata.

Lebih jauh dituturkan jika pada 23 Juli sejak laporan kerusakan dari sekolah diterima, Dinas Pendidikan telah menerbitkan nota dinas dan meminta kepala bidang maupun kepala seksi Dinas Pendidikan untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dialami SDN Banjarimbo 02.

Nota dinas tersebut diantaranya juga berisi agar segera dilakukan perbaikan gedung secepatnya, karena kerusakan gedung dianggap sebagai sebuah bencana, terangkai dengan dana tanggap darurat bencana. 

Namun, dana tanggap darurat terkait rencana perbaikan gedung rusak itu belum juga keluar hingga kondisinya makin memprihatinkan dan terlunta-lunta.

Setelah sekian waktu menunggu, dijelaskan jika saat ini proses perbaikan gedung sudah dilakukan, dengan dana yang diperoleh dari bantuan dana percepatan infrastruktur pendidikan (DPIP) bersama 9 SD dan 19 SMP di Kab Pasuruan.

“SDN Banjarimbo 02 mulai dilakukan perbaikan melalui dana DPIP yang keluar untuk 10 SD dan 19 SMP di Pasuruan senilai Rp 2,5 milyar,” tambah Iswahyudi.

Tidak dijawab secara pasti, cairnya DPIP tersebut apakah karena adanya pemberitaan media yang gencar memantau kondisi SDN Banjarimbo 02 beberapa hari terakhir ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, siswa SDN Banjarimbo 02, Kec Lumbang, Kab Pasuruan terpaksa menumpang belajar di rumah warga, setelah gedung sekolah yang digunakan belajar lebih tiga bulan lalu rusak parah.

Sejumlah siswa mengaku tidak dapat belajar karena rumah yang ditumpangi tidak memadai, sempit dan berdebu lantaran bangunan rumah tersebut dipinjamkan pemiliknya dalam kondisi setengah jadi.

Rumah yang ditempati masih berlantai tanah, belum terpasang pintu maupun jendela, bahkan dinding rumah juga belum diplester.

Dari catatan pihak sekolah, setidaknya sekitar 82 siswa SDN Banjarimbo 02 yakni siswa kelas I hingga IV belajar di rumah warga; siswa kelas V menempati ruang rapat guru; dan untuk siswa kelas VI bertempat di sebuah petak rumah tukang kebun sekolah. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...