PASURUAN – Ruangan dan bangunan SD Negeri 1 Nguling, Kab
Pasuruan, yang dijadikan sarang ribuan kelelawar hingga saat ini masih tidak
berubah bahkan kian memperihatinkan.
Pasalnya, hingga saat ini, kelelewar-kelelawar tersebut
masih tetap dibiarkan bersarang dan menganggu aktifitas belajar mengajar siswa sehari-hari.
Kondisi tersebut terpantau saat Komisi D, DPRD Kab Pasuruan,
yakni Aida Fitriati selaku ketua Komisi, dan tiga lainnya masing-masing Ni’mah
Jamilah, Suharlik serta Ida Wahyuni melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke
lokasi ruangan kelelawar, yang berada di lantai dua gedung sekolah.
Sejumlah asbes plafon masih tetap bolong, terlebih lantai
pada bekas ruang perpustakaan masih dipenuhi oleh kotoran kelelawar.
Selain kondisi fisik ruangan, aroma pesing dan tidak sedap memenuhi
udara di SD Negeri 1 Nguling juga masih dirasakan.
Ibu-ibu anggota dewan ini, langsung berceloteh dan menutup
hidung saat melangkah ke tangga menuju ruangan atas tempat ribuan kelelewar
berada.
“Waduh, baunya…,” celetuk Aida Fitriani, Ketua Komisi D DPRD
Kab Pasuruan, sambil terus melangkah di tangga.
Bahkan, setelah hampir 15 menit berada di dalam ruangan,
tiba-tiba Ni’mah Jamilah, mual dan muntah-muntah dan berlari turun karena tidak
tahan lagi terhadap bau kotoran kelelawar.
“Maaf, saya baru saya sakit jadi saya mual,” kata Ni’mah
Jamilah memberi alasan.
Kondisi ruangan dan bangunan sarang kelelawar yang masih
belum berubah tersebut diakui anggota dewan, merupakan sesuatu yang cukup sulit
untuk dilakukan karena melibatkan banyak pihak.
Jika pengusiran dilakukan secara sembarangan, kelelawar
tersebut juga ditakutkan akan pindah bersarang ke rumah-rumah warga sekitar.
“Jika pindah ke rumah warga malah semakin repot,” tegas Aida
Fitriani.
Ni’mah Jamilah juga menambahkan jika kondisi ruangan
bangunan tersebut tetap diterlantarkan tidak segera diperbaiki, selalu
mengganngu belajar siswa, dikhawatirkan juga muncul keengganan dari para orang
tua untuk tidak mendaftarkan putra putrinya ke SD Negeri 1 Nguling.
Komisi D DPRD Kab Pasuruan, pun mengakui jika pihaknya belum
mampu mendesak ke pemerintah Kab Pasuruan untuk segera melakukan pengusiran dan
perbaikan terhadap bangunan ruangan kelelawar.
Untuk
dikethaui Ribuan kelelawar sejak 2003 silam menyerang SD Negeri 1 Nguling di
Desa Nguling, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
Akibat
serangan kelelawar, 4 ruangan sekolah yang berada di lantai dua terpaksa
dikosongkan karena atap ruangan dijadikan sarang ribuan kelelawar.
Ruangan
tersebut diantaranya perpustakaan, dua ruangan pertemuan guru dan pusat
kegiatan guru (PKG). kar
ali2Gk ����salinan Puskesmas hingga berhasil
melahirkan dan sekitar sekitar 10 menit dilahirkan, bayi tersebut pun meninggal
tidak dapat diselamatkan.
“Bayi
tersebut berjenis kelamin perempuan, dilahirkan sekitar pukul 08.00 WIB, dengan
panjangnya sekitar 50 centimeter,” terang seorang petugas yang enggan disebut
namanya.
Secara
medis, pihak Puskesmas juga masih belum mengetahui penyebab secara pasti meninggalnya
bayi tersebut.
Dokter
yang menangani proses kelahiran bayi tersebut, saat wartawan berada di lokasi
tidak ada di puskesmas. Informasinya ia pergi untuk mengikuti pelatihan.
Sementara,
kabar kelahiran bayi dempet tersebut dengan cepat menyebar ke masyarakat hingga
warga berbondong-bondong dating ke puskesmas Lekok. Tapi mereka terpaksa gigit
jari, karena keluarga dan puskesmas tidak menginjinkannya melihat. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...