Seorang guru menunjukkan kelelawar yang menyerang SD Negeri 1 Nguling. |
Proses belajar mengajar siswa pun terganggu, karena kelelawar-kelelawar tersebut mengeluarkan suara bising dan mengeluarkan kotoran dengan bau tidak sedap.
"Setiap belajar pasti terganggu, kami minta kelelawarnya diusir," ujar Anton, siswa kelas IV SDN 1 Nguling, saat hendak pulang dari sekolah. Rabu (4/5).
"Setiap belajar pasti terganggu, kami minta kelelawarnya diusir," ujar Anton, siswa kelas IV SDN 1 Nguling, saat hendak pulang dari sekolah. Rabu (4/5).
Akibat serangan kelelawar, 4 ruangan sekolah yang berada di lantai dua terpaksa dikosongkan karena atap ruangan dijadikan sarang ribuan kelelawar.
Ruangan tersebut diantaranya perpustakaan, dua ruangan pertemuan guru dan pusat kegiatan guru (PKG).
Kondisi ruangan terparah, yang kemungkinan dijadikan sarang utama kelelawar tersebut berada di bekas ruangan perpustakaan.
Sejumlah asbes jebol dan lantai dalam ruangan perpustakaan tersebut dipenuhi dengan kotoran kelelawar.
Menurut Suyono, kepala SD Negeri 1 Nguling, keberadaan kelelawar tersebut sebenarnya sudah lama ada, diperkirakan sejak tahun 2003 silam.
Setelah sekian waktu kelelawar berkoloni di atap-atap ruangan, pihak sekolah beberapa kali melakukan pengusiran dan berupaya melakukan pencegahan, namun kelelawar tersebut tetap saja bertahan.
“Kami sudah berupaya mengusir dengan menyemprot pestisida, memasang daun pandan duri, memberi lampu bahkan dengan karbit juga pernah, tapi tetap tidak mempan,” jelas Suyono, Kepala SDN 1 Nguling.
Namun demikian, pihak sekolah mengaku hingga detik ini, belum melaporkan serangan ribuan kelelawar sehingga tidak lagi bersarang di sekolah.
Pihak sekolah selama ini, hanya berupaya meminta bantuan renovasi ataupun pengembangan gedung sekolah.
“Saya memang tidak pernah melapor ada kelelawar,” aku Suyono. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...