Kamis, 12 Mei 2011

Bocah 6 tahun Lumpuh, Butuh Bantuan


PASURUAN – Miris. Barangkali kalimat pertama kali muncul jika melihat Madinatul Munawaroh (6,5), bocah perempuan asal Dusun Buduk, Desa Sambirejo, Kec Rejoso, Kab Pasuruan.

Tubuh bocah malang ini terlihat kurus seperti hanya tulang dibalut kulit, tak mampu bergerak lincah layaknya bocah-bocah seusianya.

Selama lebih dari enam tahun ini, putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Dahlan (41) dan Saidah (31) ini, sehari-hari tergeletak lunglai di dalam kamar karena kedua kakinya lumpuh.

Menurut Saidah, putrinya saat ia lahirkan dalam kondisi normal, tidak terdapat tanda-tanda adanya penyakit.

Namun, menginjak usia empat bulan, tubuh Munawaroh mendadak membiru dan tidak dapat lagi aktif bergerak seperti pada saat sebelumnya.

Usaha penyembuhan medis ke sejumlah dokter spesialis anak bahkan pengobatan alternative telah dilakukan keluarga dan orang tua, tapi tetap saja kondisi kesehatan Munawaroh tidak kunjung berubah.

Hingga usia dua tahun, kesehatannya semakin parah. Munawaroh, gadis kecil itu, hanya mampu menangis kesakitan, berkedip dan menggerakkan kedua tangannya saja.

Selama usaha pengobatan itu, keputusan penyakit yang diderita berubah-ubah. Salah satu dokter yang pertama kali menangani Munawaroh menyebut bahwa sakit yang diderita adalah infeksi tenggorokan. sedangkan dokter lainnya, mendeteksi menderita infeksi paru-paru.

Keluarga kian bingung, karena dari hasil ke Laboratorium terkemuka di Pasuruan, tidak ditemukan sebab dan penyakit yang diderita Munawaroh.

Orang tua dan keluarga hanya bisa pasrah dan tidak dapat lagi berbuat apa-apa. Dahlan yang hanya sebagai satpam sebuah pabrik mie di daerah Rejoso tidak mampu membiayai pengobatan.

“Kami sudah habis-habisan agar anak saya sembuh, tapi gimana lagi, penghasilan kami pas-pasan,” kata Saidah.

Namun demikian, meskipun terbilang menahun, perhatian dan bantuan dari dinas kesehatan dan pihak-pihak terkait terbilang terlambat.

Jaminan dan pendampingan kesehatan kepada bocah perempuan ini baru dilakukan, saat sejumlah anggota Komisi D DPRD berkunjung ke rumah Saidah untuk melihat Munawaroh, dua hari lalu.

Salah satu dokter Puskesmas Rejoso, dr. Pertiwi Ekarwati, memastikan akan memberikan rujukan ke rumah sakit untuk proses penyembuhan bocah malang ini.

“kemugkinan infeksi di otak, namun untuk deteksi pasti selanjutnya, kami akan memeriksa ke laboratorium secara menyeluruh,” jawab dr. Pertiwi Ekarwati saat berada di rumah saidah.

Sementara itu, ketua Komisi D DPRD Kab Pasuruan, Aida Fitriani, bahwa pihaknya berjanji akan terus mengawal perkembangan kesehatan Munawaroh.

Pasalnya, dari pengalaman selama ini, banyak kasus kesehatan serupa mandeg setelah mendapat perhatian dan ditangani oleh dinas kesehatan.

Seperti yang terjadi pada seorang bocah dipasung di Nguling yang diduga hyperaktif dan saat ini tidak lagi ditangani oleh pemerintah sehingga pihak keluarga tetap memasung di dalam rumah.

“Kami sadar mungkin tidak sepenuhnya sembuh, tapi kami tetap kawal,” tegas Aida Fitiriani. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...