PASURUAN – Miris. Barangkali kalimat pertama kali muncul
jika melihat Madinatul Munawaroh (6,5), bocah perempuan asal Dusun Buduk, Desa
Sambirejo, Kec Rejoso, Kab Pasuruan.
Tubuh bocah malang ini terlihat kurus seperti hanya tulang
dibalut kulit, tak mampu bergerak lincah layaknya bocah-bocah seusianya.
Selama lebih dari enam tahun ini, putri kedua dari tiga
bersaudara pasangan Dahlan (41) dan Saidah (31) ini, sehari-hari tergeletak
lunglai di dalam kamar karena kedua kakinya lumpuh.
Menurut Saidah, putrinya saat ia lahirkan dalam kondisi
normal, tidak terdapat tanda-tanda adanya penyakit.
Namun, menginjak usia empat bulan, tubuh Munawaroh mendadak
membiru dan tidak dapat lagi aktif bergerak seperti pada saat sebelumnya.
Usaha penyembuhan medis ke sejumlah dokter spesialis anak bahkan
pengobatan alternative telah dilakukan keluarga dan orang tua, tapi tetap saja
kondisi kesehatan Munawaroh tidak kunjung berubah.
Hingga usia dua tahun, kesehatannya semakin parah.
Munawaroh, gadis kecil itu, hanya mampu menangis kesakitan, berkedip dan
menggerakkan kedua tangannya saja.
Selama usaha pengobatan itu, keputusan penyakit yang
diderita berubah-ubah. Salah satu dokter yang pertama kali menangani Munawaroh
menyebut bahwa sakit yang diderita adalah infeksi tenggorokan. sedangkan dokter
lainnya, mendeteksi menderita infeksi paru-paru.
Keluarga kian bingung, karena dari hasil ke Laboratorium
terkemuka di Pasuruan, tidak ditemukan sebab dan penyakit yang diderita
Munawaroh.
Orang tua dan keluarga hanya bisa pasrah dan tidak dapat
lagi berbuat apa-apa. Dahlan yang hanya sebagai satpam sebuah pabrik mie di
daerah Rejoso tidak mampu membiayai pengobatan.
“Kami sudah habis-habisan agar anak saya sembuh, tapi gimana
lagi, penghasilan kami pas-pasan,” kata Saidah.
Namun demikian, meskipun terbilang menahun, perhatian dan
bantuan dari dinas kesehatan dan pihak-pihak terkait terbilang terlambat.
Jaminan dan pendampingan kesehatan kepada bocah perempuan
ini baru dilakukan, saat sejumlah anggota Komisi D DPRD berkunjung ke rumah
Saidah untuk melihat Munawaroh, dua hari lalu.
Salah satu dokter Puskesmas Rejoso, dr. Pertiwi Ekarwati,
memastikan akan memberikan rujukan ke rumah sakit untuk proses penyembuhan
bocah malang ini.
“kemugkinan infeksi di otak, namun untuk deteksi pasti
selanjutnya, kami akan memeriksa ke laboratorium secara menyeluruh,” jawab dr.
Pertiwi Ekarwati saat berada di rumah saidah.
Sementara itu, ketua Komisi D DPRD Kab Pasuruan, Aida
Fitriani, bahwa pihaknya berjanji akan terus mengawal perkembangan kesehatan
Munawaroh.
Pasalnya, dari pengalaman selama ini, banyak kasus kesehatan
serupa mandeg setelah mendapat perhatian dan ditangani oleh dinas kesehatan.
Seperti yang terjadi pada seorang bocah dipasung di Nguling
yang diduga hyperaktif dan saat ini tidak lagi ditangani oleh pemerintah
sehingga pihak keluarga tetap memasung di dalam rumah.
“Kami sadar mungkin tidak sepenuhnya sembuh, tapi kami tetap
kawal,” tegas Aida Fitiriani. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...