Kamis, 23 Juni 2011

Menengok Kebun Sayur Desa Kertosari


PASURUAN – Perubahan cuaca ekstrim yang terjadi tidak menentu saat ini, membuat sejumlah kelompok pecinta dan pelaku lingkungan untuk memeras otak. Pasalnya, cuaca ekstrim berdampak buruk pada sejumlah sektor kehidupan terlebih di sektor pertanian.

Satu hal yang kerap dialami para petani saat ini adalah menurunnya produksi padi atau bahkan mengalami gagal panen.

Persoalan tersebut mencoba dijawab oleh Yayasan Satu Daun dengan menawarkan diversifikasi pertanian, dari sebelumnya bercocok tanam padi beralih ke tanaman sayur mayur.

Kondisi lingkungan yang dinilai sudah tidak ramah kepada petani menjadi pertimbangan dari lembaga lingkungan ini melakukan ‘revolusi’ pola bercocok tanam.

Langkah awal dilakukan adalah dengan cara mengajak sebuah kelompok tani bernama ‘Lumbung Tani’ Desa Kertosari, Kec Purwosari, Kab Pasuruan.

Selanjutnya, kerjasama berlangsung dengan membangun sebuah kebun bibit percontohan untuk sayur mayur, di sebuah lahan tidak produktif di desa setempat, seluas 900 meter persegi dari 2000 meter lahan kritis yang tersedia.

Sayuran yang dipilih pun beragam dan sudah umum dikenal, seperti kangkung, bayam, sawi, ataupun selada keriting.

Pola perawatan tanaman dilakukan secara alami dan menghindari cara-cara dengan menggunakan bahan-bahan kimiawi.

“Pola pertanian konvensional dengan mengandalkan keteraturan iklim selama ini, terbukti harus dicarikan solusi dengan terobosan baru,” ujar Fathurrahman, di kebun bibit sayur percotohan di Desa Kertosari. Kamis (23/6).

Terbukti, dalam beberapa bulan melakukan uji coba, hasil yang diperoleh terbilang luar biasa, mencapai 30 kuintal sayur mayur.

Ketua ‘Lumbung Tani’ Desa Kertosari, Didik, mengaku mendapat pengalaman baru dalam bercocok tanam.
“Setidaknya saya merasa dapat pelajaran baru, sebelumnya saya kebingunan bagaimana lahan saya dapat lebih produktif,” ujar Didik.

Selain sayuran, lahan yang saat ini masih tersisa juga telah dikembangkan menjadi pembibitan tanaman yang akan didistribusikan sebagai sarana konservasi hutan.

Dari keterangan diperoleh jumlah persediaan bibit tanaman sudah mencapai sekitar 33 ribu, terdiri dari sengon laut, trembesi, aren, durian serta alpukat.

“Kita juga didukung pihak swasta, dan yang terpenting masyarakat tani nanti dapat lebih sejahtera, dengan manfaat menanam sayur mayur dibanding saat menanam padi,” pungkas Fathurrahman. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...