Jumat, 17 Juni 2011

Balita Perokok Kian Parah

**Sehari Habiskan 12 Batang Rokok

Khoirul Anam enggan dibujuk untuk tidak merokok.
PASURUAN – Kondisi Khoirul Anam, balita 26 bulan yang kecanduan rokok, kian parah. Dalam sehari, rokok yang dihisap putra ketiga pasangan Asmad (Alm) dan Salamah (27) ini, bertambah menjadi sekitar 12 batang.

Padahal sebelumnya, dalam satu hari, Irul hanya menghabiskan 3 batang rokok saja.

Hal itu, diungkapkan oleh kakek Khoirul, Abidin Selamet (51), saat menemui Surabaya Pagi di kediamannya, di Jl. Nanas 2E, Kel Ngemplakrejo, Kec Purworejo, Kota Pasuruan. Jum’at (17/6).

Menurut Selamet, cucu ketiganya itu, semakin tidak terkendali meminta rokok untuk dihisap setelah mendapat pemberian permen dan coklat yang diberikan oleh tim medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan.

“Ini sisa bungkus rokoknya kemarin,” ujar Abidin Selamet menunjukkan bungkus rokok filter berwarna merah.

Rengekan permintaan ‘jajanan’ rokok Irul (panggilan akrab Khoirul) tidak mampu ditolak. Pasalnya, pihak keluarga takut Irul marah dan kembali melukai orang lain, seperti yang terjadi pada diri Abidin Selamet yang ditusuk Irul dengan pisau dapur pada punggung tangan dan perutnya.

“Kalau melukai saya, gak apa-apa, tapi kalau sampai melukai diri, gimana?,” tambah Abidin Selamet.

Selamet sebenarnya, menginginkan Irul dapat hidup normal tanpa rokok, namun berbagai cara telah ditempuh, seperti dibawa ke rumah sakit atau dipindah ke luar daerah.

“Pernah Irul kami pisahkan dari rumah ini, namun, dapat satu minggu Irul sakit, terus setelah dibawa ke rumah kami malah sembuh,” pungkas Abidin Selamet.

Sementara itu, tidak lama tim kesehatan Dinkes Kota Pasuruan berjumlah 5 orang, datang berkunjung dalam rangkaian observasi dan memantau perkembangan balita perokok ini.

Salah satu tim, langsung menyodorkan sebungkus permen ke Irul, yang waktu itu asik memegang dan menghisap rokok.

Namun, Irul malah lari menghindar dari bujukan bahkan menangis histeris karena dipaksa untuk membuang rokoknya. Bujukan pun melemah dan si Irul tetap dibiarkan menikamati rokoknya tanpa gangguan.

Koordinator tim medis, dr Darmayanti, mengatakan, bahwa selain kondisi fisik dapat terganggu, dipastikan juga psikis Irul akan semakin terganggu, jika tetap dibiarkan menghisap rokok.

Dari pengamatan tim medis saat ini, cara yang paling efektif untuk menghilangkan kebiasaan merokok Irul adalah menjauhkan dari lingkungan dimana selama ini diasuh dan tumbuh berkembang.

“Mumpung kesehatan fisiknya belum parah, kami kira Khoirul harus dipisahkan dari asuhan kakeknya saat ini,” ujar dr Darmayanti, saat berada di rumah Irul.

Setelah dipisah dari lingkungannya saat ini, Si Irul nanti harus didampingi oleh Psikiater anak untuk dilakukan terapi dan dikumpulkan dengan teman-teman usia sebaya Irul.

Selain itu, prilaku Abidin Selamet, yang sehari-hari mengasuh Irul, juga menjadi perhatian. Selama ini, Selamet terus bebas merokok di hadapan Irul, sehingga kemungkinan ditiru oleh Irul, cucunya.

“Untuk Kakeknya itu, mungkin kami meminta bantuan pihak kelurahan dan tokoh masyarakat agar dapat berbicara, karena kami menduga kakeknya kian memperparah kondisi Irul,” tambah dr Darmayanti.

Diketahui, Khoirul Anam, balita 26 bulan, putra pasangan (Alm) Asmad dan Salamah (27), kecanduan rokok sejak 6 bulan silam.

Kecanduan merokok tersebut diketahui saat Irul tiba-tiba asik merokok milik kakeknya, Abidin Selamet (51), yang ditinggalkan pergi ke kamar mandi.

Pihak keluarga, selama itu, tidak berdaya melarang kebiasaan merokok itu, karena balita ini akan marah-marah bahkan hingga melukai dengan benda-benda tajam orang yang melarangnya merokok. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...