PASURUAN – Proyek trotoar dan drainase di sepanjang jalan
wilayah Kota Pasuruan, diduga hanya dijadikan langganan dan ajang mencari duit.
Selain itu, nilai proyek juga di luar batas kewajaran, sehingga dianggap oleh
sebagian pihak sebagai proyek akal-akalan.
Lukman Hakim, anggota Komisi III DPRD Kota Pasuruan, bahkan
menghitung jumlah kegiatan proyek perbaikan trotoar kali ini sudah memasuki
tahun ketiga.
Tiap tahun nilai proyek khusus ini sangat fantastis. Jika
tahun sebelumnya hanya berkisar Rp 2 Milyar hingga 3 Milyar, tapi tahun
berikutnya naik sampai Rp 7 Milyar.
Bahkan tahun ini nilai proyeknya semakin menggila. Untuk 27
titik drainase dan trotoar APBD Pemkot Pasuruan tersedot hingga Rp 13 Milyar.
“Untuk rakyat, kami sangat mendukung. Tapi ingat, uang ini
uang rakyat. Jangan rakyat dibodohi,” kata Lukman Hakim, anggota Komisi III
DPRD Kota Pasuruan. Senin (12/10)
Lukim, sapaan akrab Lukman Hakim beralasan, sengaja
menyoroti perbaikan trotoar dan drainase semenjak tahun lalu. Pasalnya,
anggaran yang dialokasikan terkesan terlampau besar.
Dicontohkan, anggaran proyek di titik Jl Belitung
dan Jl Sumatra di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Purworejo, nilai proyeknya
mencapai hampir Rp 2 Milyar. Nilai tersebut oleh Lukim yang juga ketua Partai
Hanura Kota Pasuruan ini dianggap tidak wajar karena terlampau besar.
“Benar, masak satu proyek saja nilainya sampai ratusan juta.
Apa trotoarnya dipasang besi lalu dilapisi emas 24 karat,” kata Lukim sedikit
emosi.
Pria bertubuh gempal ini inipun meminta BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan), untuk fokus melakukan audit dan pemeriksaan proyek tersebut, dengan
terjun langsung ke lapangan, agar tidak asal menerima laporan saja.
Dari evaluasi yang dilakukan, Lukim mengungkapkan bahwa
terdapat proyek perbaikan trotoar dan drainase tahun lalu yang menyalahi
aturan.
Salah satunya adalah proyek trotoar dan drainase yang ada di
sekitar Taman Kota yang diduga menyalahi bestek, karena kondisi trotoar sudah
rusak. Ironisnya, oleh rekanan, trotoar rusak dibiarkan begitu saja, sehingga
Pemkot kelabakan harus melakukan perbaikan.
Sampai saat ini Lukim tidak mengetahui kenapa Pemkot tidak
melakukan teguran atau meminta pertanggung jawaban rekanan nakal itu. Karena
trotoar Taman Kota waktu itu mengakibatkan banjir saat terjadi hujan.
Lukim pun menduga, jika selama ini proses lelang proyek
tidak sesuai dengan aturan dan adanya rekayasa yang dilakukan oknum panitia
lelang, sehingga proyek dimenangkan oleh rekanan-rekanan yang dekat dengan
Walikota Pasuruan.
Hal itu diungkapkan lantaran diketahui antara rekanan satu
dengan lainnya yang memenangkan proyek trotoar, masih ada hubungan famili.
“Ini tidak fair. Kami minta pemkot untuk melakukan lelang
terbuka sesuai atuaran,” tegas Lukim.
Sementara itu, Ir. Eko Juni Saroyo, Kepala Dinas PU Bina
Marga Pemkot Pasuruan, melalui sambungan selularnya, mengungkapkan jika
perbaikan drainase ini dilakukan untuk persiapan dini memasuki musim penghujan
nanti.
Dengan perbaikan trotoar dan drainase genangan air yang
terjadi di hampir seluruh kota bisa
teratasi.
Fokus perbaikan dilakukan di kawasan yang selama ini jadi
langganan genangan air setiap kali terjadi hujan.
Sebelumnya perbaikan sudah dilakukan di sebagian kawasan
Kota Pasuruan bagian barat.
“Kalau tidak salah, sekarang yang sudah dikerjakan mencapai
Rp 9 Milyar. Ini untuk proyek drainase dan trotoar,” jelas Ir. Eko Juni Saroyo.
Untuk tahun anggaran ini, perbaikan diarahkan ke wilayah
bagian timur kota , sehingga
diharapkan sudah tidak ada lagi genangan air yang mengganggu kenyamanan warga.
Proyek perbaikan trotoar dan drainase tahun ini terdapat 27
titik yang terinci sebanyak 8 proyek berada di Kecamatan Gadingrejo; 15 proyek
di Kecamatan Purworejo; dan 4 proyek di Kecamatan Bugul Kidul.
Jumlah kesuluruhan 27 proyek tersebut mencapai lebih Rp 13
Milyar. Selanjutnya dari nilai tersebut dipecah-pecah antara Rp 200 jutaan
sampai Rp 927 jutaan.
“Desember proyek ini harus diselesaikan oleh para rekanan,”
kata Eko Juni Saroyo. tj