PASURUAN – Aksi penolakan terhadap rencana pemerintah untuk melakukan privatisasi atau swastanisasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) kian meluas.
Kali aksi penolakan dilakukan oleh gabungan sejumlah elemen masyarakat diantaranya Pekat (Pembela Kesatuan Tanah Air), GmnI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia) serta puluhan tukang becak.
Dengan membawa spanduk penolakan dan bernada kecaman terhadap rencana privatisasi PLN, massa melakukan aksinya di depan kantor Area Pelayanan Jaringan Perusahaan Listrik Negara (APJ-PLN) Pasuruan. Rabu (28/9).
“Dahlan Iskan (Dirut PLN) jangan menjadi Dajjal masayarakat miskin!,”teriak Lukman, kordinator aksi, dalam orasinya.
Menurut Romli, mewakili elemen Gmni, menegaskan jika langkah privatisasi tetap dilakukan, maka dipastikan masyarakat kecil akan lebih sengsara. Pasalnya, peran Negara saat ini dipandang masih dibutuhkan, terkait kebijakan tarif harga listrik untuk lebih adil.
“Semestinya, pemerintah tidak sibuk menjual PLN. Kalau sudah dipegang oleh orang asing, masyarakat makin sengsara, karena pasti harga listrik akan meroket karena mereka nanti hanya memikirkan keuntungan saja,” ujar Romli panjang lebar.
Massa kemudian melanjutkan aksi ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Pasuruan, dengan tujuan mendesak dan meminta dukungan politik anggota dewan untuk melakukan penolakan rencana privatisasi PLN dan menolak kenaikan tariff dasar listrik (TDL).
“Aksi ini juga untuk mencegah terlibatnya lembaga parlemen ikut menyakiti dan melukai hati rakyat,” kata Lukman sesaat setelah keluar dari gedung DPRD Kota Pasuruan. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...