Rabu, 09 Februari 2011

Plengsengan Sungai Gembong Ambrol


PASURUAN – Warga di sekitar Sungai Gembong Kota Pasuruan resah. Pasalnya, hampir tiga bulan ini plengsengan yang menjadi tanggul pembatas antara pemukiman dengan aliran sungai, jebol hingga sepanjang 15 meter.

Ironisnya, plengsengan jebol tersebut masih termasuk dalam radius komplek perkantoran Pemerintah Kota Pasuruan.

Salah seorang warga Kelurahan Pekuncen, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Rusman (50), menuturkan setidaknya sudah tiga kali pemukiman warga terendam banjir karena pelengsengan tidak segera diperbaiki. Padahal warga telah beberapa kali melaporkan kerusakan ini ke Pemkot Pasuruan, namun hingga saat ini belum ada tindakan perbaikan.

“Saya nggak tahu pemerintah itu gimana, kok nggak ada perhatian segera memperbaiki,” sesal Rusman. Rabu (9/2).

Dari informasi yang didapat, pembangunan plengsengan tersebut dilakukan pada tahun 2010 lalu dan masih berusia sekitar 7 bulan. Sehingga ada dugaan, buruknya kualitas bangunan menjadi penyebab jebolnya plengsengan, sehingga tidak mampu menahan derasnya aliran arus sungai.

Sementara itu, Kepala Pekerjaan Umum (PU) Kota Pasuruan, Juni Eko Saroyo, terkesan lepas tangan dengan menyampaikan bahwa bangunan plengsengan di sungai Gembong itu merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi Jatim melalui UPT PSAW Gembong – Pekalen.

“Pemkot Pasuruan tidak bisa apa-apa. Walaupun sebenarnya tahun 2010 lalu sudah membantu perbaikan plengsengan di sungai gembong tepatnya di samping kantor Disnakertrans,” elak Juni Eko Saroyo.

Sementara pihak UPT PSAW Gembong – Pekalen, saat ini belum dapat dimintai keterangan terkait jebolnya plengsengan yang mengancam keberadaan warga tersebut. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...