Kamis, 03 Februari 2011

Seorang Mahasiswa Al-Azhar Kairo Dari Pasuruan


PASURUAN – Gejolak politik berdarah yang tengah terjadi di Negara Mesir saat ini, membuat warga Indonesia yang memiliki keluarga yang tengah menempuh pendidikan maupun bekerja di sana merasa khawatir.

Hal tersebut karena hampir satu minggu pihak keluarga kesulitan dan kehilangan kontak tentang kabar dan keberadaan saudaranya, selama memanasnya konstelasi politik di Mesir.

Salah seorang warga Bangil, Kabupaten Pasuruan, bernama Umi Rosyidah (23) dikabarkan masih selamat bersama ratusan warga Indonesia lainnya.

Kepastian tersebut ditegaskan oleh Muzayyanah (29), kakak pertama Umi Rosyidah, saat berada di Ponpes Al-Yasini, Areng-areng Wonorejo, pada Rabu (2/2) kemarin.

Umi Rosyidah dikatakan telah melakukan kontak telepon dari Mesir ke pihak keluarga sekitar pukul 04.00 WIB pagi, menceritakan jika kondisinya dalam keadaan baik dan meminta kepada keluarga untuk tidak khawatir.

Dari obrolan via telepon tersebut, Umi Rosyidah menjelaskan bahwa ia bertahan di sebuah asrama yang berjarak sekitar 45 KM sehingga cukup jauh dari daerah konflik di Mesir.

“Untuk masalah makanan, katanya selama ini sudah tercukupi dari pemerintah setempat,” terang Muzayyanah.

Muzayyanah kemudian meminta penjelasan ke pihak kedutaan besar Indonesia untuk Mesir, terkait upaya evakuasi oleh pemerintah Indonesia kepada warganya di Mesir.

Namun, Muzayyanah bersama keluarganya hanya bersikap pasrah dan menyayangkan sikap Pemerintah Indonesia yang mendahulukan proses evakuasi terhadap para ibu-ibu istri pejabat Indonesia di Mesir, sehingga dianggap kurang memperhatikan warga Indonesia lainnya.

“Kata pihak Dubes, sementara evakuasi dilakukan kepada ibu-ibu pejabat, anak-anak dan ibu hamil,” lanjutnya.

Jika dalam satu minggu ini kondisi keamanan di Mesir semakin memburuk pihah kedubes Indonesia menyatakan kepada Muzayyanah akan segera melakukan pemulangan kembali atau evakuasi warga Negara Indonesia secara menyeluruh.

Umi Rosyidah merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan orang tua H. Muhammad Munir Mansur (54) dan Hj. Manis Tamaroh (52), warga Desa Latek, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Tercatat sebagai seorang mahasiswa pada tahun 2007, jurusan Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, setelah mendapat program beasiswa dari Kementrian Agama RI.

Saat ini, Umi tengah menunggu pengumuman hasil penilaian setelah menyelesaikan tugas akhir skripsi untuk mendapat gelar Sarjana S-1 Ushuluddin. Rencananya bulan Juli nanti  pulang ke tanah air karena masa pendidikannya berakhir.

Diinformasikan juga bahwa Umi Rosyidah sebelumnya sebagai santri Pondok Pesantren Al-Yasini, Areng-areng Wonorejo dan lulus di Madrasah Aliyah Al-Yasini pada tahun 2006.

Sementara itu, KH. Mujib Imron, pengasuh Ponpe Al-Yasini juga berharap agar pemerintah serius memberikan perlindungan untuk keselamatan Umi Rosyidah. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...