Minggu, 06 Februari 2011

Mahasiswa Mesir Asal Pasuruan Pulang


PASURUAN – Sehari setelah berada di Indonesia, Umi Rosyidah (23), mahasiswa Al-Azhar, Kairo, bersama keluarga berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Yasini, Wonorejo, Pasuruan, tempat dulu belajar sebelum ke Mesir. Minggu (6/1).

Umi Rosyidah sebenarnya enggan pulang ke Indonesia, karena tanggung jawab studi yang diemban saat ini hanyalah menunggu pengumuman hasil penilaian tugas akhirnya pada Juli mendatang, untuk mendapat gelar sarjana S-1.

Selain itu, keamanan Mesir dianggap masih terkendali, karena daerah pusat benturan massa terparah hanya di satu titik yakni di Tahrir Square.

“Mungkin sudah menjadi kehendak Allah, saya akhirnya termasuk yang terevakuasi, meskipun saya ingin bertahan di sana,” ujar Umi Rosyidah.

Gadis asli Bangil, Pasuruan ini, menegaskan, bahwa saat keadaan Mesir bergolak, ia bersama ratusan mahasiswa dari sejumlah Negara lainnya, dalam kondisi aman di sebuah asrama dengan penjagaan ketat pihak keamanan Pemerintah Mesir.

“Di asrama itu, tempat berkumpul mahasiswa yang mendapat beasiswa dari berbagai Negara, seperti Thailand, Afrika dan sebagainya,” lanjutnya..

Jarak yang ditempuh relative cukup jauh, sekitar setengah jam perjalanan, antara asrama dengan Tahrir Square. Dan meskipun mengakui merasa was-was, kebutuhan hidup di mesir pun masih bisa teratasi.

Menurutnya, pemberitaan media massa terkait kejadian di Mesir dalam beberapa minggu ini, terlalu dibesar-besarkan, sehingga semakin memperburuk keadaan, terlebih kepada keluarga yang memiliki saudara atau anak yang berada di Mesir.

Pada puncak gejolak, sebenarnya aktivitas perkuliahan masih terus berlangsung, karena pergolakan massa tidak secara langsung menggangu proses belajar.

Putri pasangan H. Muhammad Munir Mansur dan Hj. Manis Tamaroh ini, pulang ke indonesia pada gelombang kedua, dalam rangkaian evakuasi yang dilakukan pemerintah. Disebutkan dalam gelombang kedua ini mahasiswa Indonesia yang dievakuasi sebanyak 421 orang.

Umi Rosyidah adalah alumni santri Pondok Pesantren Al-Yasini. Lulus di Madrasah Aliyah Al-Yasini pada tahun 2006. Tercatat sebagai mahasiswa jurusan ushuluddin di universitas Al-Azhar, Kairo, pada tahun 2007, setelah mendapatkan beasiswa dari Kementrian Agama Republik Indonesia.

Sementara itu, pengasuh Ponpes Al-Yasini, KH. Mujib Imron menegaskan akan tetap berencana mengirim santri-santrinya lulusan ponpes binaannya ke Mesir untuk dapat mengembangkan studinya, karena gejolak politik Mesir diyakini akan berlalau dan kembali normal. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...