Kamis, 16 Desember 2010

Longsor, Jalur Bromo Putus

Warga bergotong royong membersihkan sisa tanah berserta pohon yang tumbang menutup jalan di wilayah Kec Tosari, Kab Pasuruan. Kamis (16/12).




PASURUAN – Hujan disertai angin kencang yang menerjang sebagian besar wilayah Pasuruan sejak Rabu (15/12) hingga Kamis (16/12) dini hari, membuat sejumlah tebing perbukitan di sepanjang jalan Kecamatan Tosari mengalami longsor.

Akibatnya, satu-satunya jalur akses menuju kawasan wisata Gunung Bromo terputus hingga sekitar 12 jam.

Menurut Gatot suprapto, Camat Tosari, bencana longsor ini merata di 8 desa yang ada di wilayah kecamatan tosari, Kab Pasuruan.

Longsor terparah terjadi di sembilan titik yang berada di tiga desa yakni Desa Baledono, Tosari, serta Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari.

Dari pantauan di lapangan, sejak pagi hari warga dibantu aparat desa setempat bergotong royong berupaya membersihkan jalan, dari sisa longsoran tanah dan pepohonan dengan peralatan seadanya, seperti.cangkul, arit maupun gergaji tangan untuk memotong pohon yang tumbang.

Alat-alat berat baru didatangkan turut membantu membersihkan longsoran, pada siang hari setelah warga hampir rampung membersihkan sisa longsoran.

Setelah lebih dari 12 jam bekerja membersihkan longsoran, jalan pun kembali dapat dilalui, meskipun untuk semetara waktu hanya dapat digunakan bagi pengendara roda dua.

“Kami himbau agar pengguna jalan berhati-hati karena jalanan sangat licin,” ujar Gatot Suprapto, Camat Tosari, di sela-sela kegiatan membersihkan longsoran di jalan.

Selain akses jalan yang terkena longsoran, sejumlah rumah warga di Kecamatan Tosari, terkena dampak longsoran.

Diantaranya Su’ud (32), warga Desa Tosari, seluruh garasi kendaraan ambruk rata dengan tanah karena tertimbun tanah; di desa Baledono, dapur rumah milik warga masing-masing bernama Suerman dan Sutrisno mengalami kerusakan cukup parah; serta dapur rumah milik Supadmi, warga Desa Sedaeng juga rusak tertimpa longsoran tanah.

Selain itu, tiga titik saluran air yang terletak di Dusun Jetak, Desa Podokoyo juga rusak parah dah hingga kini belum diperbaiki.

Kerugian matriil akibat longsoran ini diperkirakan mencapai Rp 450 juta.
Warga berharap pemerintah segera membangun plengsengan di tebing-tebing pada sepanjang jalur Kecamatan Tosari menuju Gunung Bromo, agar bencana tanah longsor yang kerap terjadi jika hujan tiba ini tidak terjadi.

Kerabat Kariasis (35), Korban tewas diterjang banjir bandang histeris. Kamis (16/12).

Sementara itu, hujan deras kemarin juga mengakibatkan pasangan suami istri (pasutri), Desa Sedaeng, Kec Tosari menjadi korban karena diterjang banjir bandang.

Pasutri tersebut diketahui bernama Kariasis (35), tewas dan Trimandria (30) istri Kariasis selamat dari terjangan banjir.

Menurut Supriasis, tetangga korban menuturkan bahwa pada Rabu (15/12) sore, Kariasis bersama istrinya dari berladang hendak pulang mengendarai motor, melintasi jembatan sungai jurang Mandrim yang berada di Dusun Podokoyo, Desa Podokoyo, Kec Tosari.

Namun, tiba-tiba datang bah besar dan langsung menerjang pasangan ini. Kariasis bersama motornya tak mampu menahan terjangan air dan langsung hanyut.

“Waktu itu Kariasis mencoba menolong istrinya (Trimandria) yang tersangkut ranting pohon, tapi ia malah semakin terseret arus air,” terang Supriasis, saat berada di rumah duka.

Trimandrian berhasil menyelamatkan diri, namun Kariasis terbawa derasnya aliran air sungai.

Saat itu juga warga berusaha mencari pria nahas ini, namun hingga malam hari dilakukan penyisiran, warga tidak berhasil menemukan Kariasis.

Setelah satu hari dinyatakan menghilang, korban baru berhasil ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB pagi kemarin, tersangkut di ranting pepohonan di sekitar jurang Setro, Desa Jimbaran Kec Puspo, sekitar 40 Km.

Pada hari itu juga, korban tewas terkena banjir bandang ini oleh pihak keluarga dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat. tj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...