PASURUAN – Musim kemarau tahun ini baru berjalan beberapa
bulan. Namun demikian, krisis air bersih sudah terjadi di dua kecamatan wilayah
Kabupaten Pasuruan, yakni Kecamatan Lumbang dan Winongan.
Hal itu terpantau saat Komando Distrik Militer AD (Kodim)
0819, memberikan bantuan berupa air bersih ke sejumlah tempat di dua wilayah
kecamatan itu. Selasa (9/8).
Dari informasi yang dikumpulkan di lapangan, kesulitan air bersih,
setidaknya dialami warga di Desa Jeladri, Sumberrejo, Srui, Kedung Banger,
serta Desa Kronto, Kec Winongan.
Sedangkan di wilayah Kec Lumbang dari 12 Desa tercatat 8
desa yang cukup terdampak krisis air bersih, diantaranya Desa Cukur Guling,
Panditan, Lumbang, Watu Lumbung.
Untuk memperoleh air bersih, warga di dua kecamatan
tersebut, terpaksa ‘turun gunung’ dengan cara menyewa angkutan ojek, ke sumber
air di Pemandian Banyu Biru.
Tiap jireken berisi 20 liter air bersih yang diangkut ojek,
warga harus mengeluarkan ongkos sebesar Rp 1.000,-.
Tandon air yang selama ini menjadi satu-satunya sumber untuk
mendapatkan air bersih, saat ini diakui sudah tidak dapat diharapkan.
Pasalnya, aliran air dalam tendon terlalu kecil bahkan
beberapa tandon sudah tidak mampu lagi mengalirkan air.
Sehingga, warga mengaku akan banyak kehilangan banyak waktu
bila tetap berusaha mengambil air di tandon. Untuk dapat mengumpulkan 2-4 jiriken
air ukuran 20 liter, warga terpaksa harus menunggu hingga satu hari.
“Meskipun jauh, kami milih tambah ongkos ojek ke Banyubiru
untuk mendapat air bersih,” ujar Khusniyah, warga Desa Jeladri, Kec Winongan
saat mengantri air bersih pemberian Kodim 0819.
Dituturkan bahwa di wilayah yang tercatat tersebut, selama
ini terkenal sebagai daerah tandus dan sulit untuk mendapatkan air. Semua warga
di tempat itu, dijelaskan tidak memiliki sumur dalam rumah yang bisa digunakan
untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan cuci.
Warga akan sedikit terbantu jika telah menginjak musim
penghujan. Pasalnya, air sungai yang saat ini kering, akan sedikit terisi dan
teraliri air hujan.
Warga berharap agar, Pemerintah setempat memberikan
perhatian dan segera mencari solusi agar krisis air bersih ini dapat segera
teratasi.
“Pak Bupati sampai saat ini sepertinya tidak tahu, kalo
warganya ini kesulitan air,” teriak salah seorang pemuda disambut tawa
Khusniyah dan warga lainnya. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...