Puluhan wartawan yang tergabung di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan, membawa payung dan pistol sebagai ungkapan kritik adanya aksi kekerasan terhadap wartawan, di halaman Polres Bangil, Kabupaten Pasuruan. Rabu (3/11).
PASURUAN- Reaksi mengutuk aksi kekerasan yang terjadi kepada wartawan televisi Madura Channel, Didik Setia Budi, kala melakukan tugas peliputannya di PN Sumenep pada Rabu (27/10) lalu, semakin meluas.
Puluhan wartawan Pasuruan baik dari media cetak maupun elektronik, yang tergabung dalam Persatuan wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pasuruan menggelar aksi simpatik, mengutuk kekerasan yang dialami Didik, yang digelar di depan halaman mapolres Pasuruan. Rabu (3/11).
Aksi ini dilakukan cukup akrobatik, dengan membawa sebuah payung dan pistol mainan sebagai simbol hilangnya rasa aman dan keadilan terhadap wartawan saat menjalankan tugas peliputan.
Abdul kadir Zaelani, mewakili PWI Pasuruan, mengutuk aksi kekerasan yang terjadi pada diri Didik Setia Budi, wartawan telivisi lokal Madura Channel.
"Sepatutnya pemukulan itu tidak terjadi dan kami berharap aksi kekerasan serupa tidak terjadi, khususnya di wilayah Pasuruan," sesal Kadir.
Wartawan senior di Pasuruan ini, juga mengungkapkan seharusnya semua pihak dapat menghormati serta melindungi profesi pencari berita.
Wakapolres, Kompol. Ghufron, mewakili Kapolres Pasuruan, AKBP. Shardiyantono, didampingi Kasat Reskrim AKP. Indra Mardiana menyatakan dukungannya terhadap aksi wartawan Pasuruan ini.
"Segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan, apalagi kerja wartawan kan dilindungi oleh undang-undang," ujar kompol Ghufron, Wakapolres Pasuruan.
Sebelumnya, Didik Setia Budi, wartawan Madura Channel dipukul disertai ancaman dari pendukung Wardiyanto, terdakwa kasus dugaan korupsi P2SEM ketika bekerja meliput sidang vonis kasus korupsi tersebut di Pengadilan Negeri Sumenep. Rabu (27/10) lalu. tj
tjak_adi : p2sem - - - gak usah diterusno - - - sarang penyamun
BalasHapus