Siswa SDN 1 Suwayuwo, Kec Sukorejo, menyebrang di terowongan jembatan. |
PASURUAN – Barangkali kalimat pepatah itu pas digunakan mewakili ide kreatif siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri Suwayuwo, yang berada di Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kab Pasuruan.
Ide tersebut cukup unik yakni ‘menyulap’ lorong jembatan untuk dapat digunakan sebagai jalur penyebrangan alternatif saat bersekolah sehingga lebih aman dan murah, layaknya sebuah jembatan layang untuk penyebrangan.
Lorong jembatan Desa Suwayuwo yang sebelumnya kotor dan berbau itu dirombak sedemikian rupa dengan cara menjaga kebersihan lorong dan memasang pagar pengaman terbuat dari besi agar tidak membahayakan siswa kala melintas.
Digunakannya lorong jembatan untuk sarana penyebrangan ini, sangat dimungkinkan karena air sungai yang mengalir sehari-hari terlihat tidak begitu besar.
Semakin menarik, karena pada setiap bagian dinding beton dipenuhi berbagai lukisan hasil karya para siswa-siswi SD Negeri Suwayuwo.
“Kami sengaja melukis dinding lorong agar terlihat lebih nyaman saat menyebrang,” ujar Sucah, Kepala Sekolah SDN 1 Suwayuwo, saat berada di sekolah. Senin (15/11).
Tidak diketahui pasti siapa yang memulai melintasi lorong jembatan jalan raya ini berfungsi seperti jembatan penyebrangan pada umumnya.
Pasalnya, sebelum ‘resmi’ ramai-ramai digunakan untuk menyebrang, beberapa siswa sebelumnya juga telah memanfaatkan lorong tersebut untuk pergi maupun pulang sekolah.
Namun, ide memberikan pagar pengaman untuk siswa itu, terpikir setelah beberapa waktu lalu sempat terjadi kecelakaan yang menimpa salah seorang guru saat membantu menyeberangkan seorang murid.
“Sebelumnya kami juga komunikasikan dengan para wali murid dan warga, akhirnya kita sepakat bergotong royong membangun pagar pengaman agar bisa dimanfaatkan bersama,” lanjut Sucah.
Pagar pada lorong penyeberangan itu secara bertahap akan diperkuat, agar siswa maupun warga yang melintas merasa nyaman dan semakin aman.
Selanjutnya, semua bagian dinding akan dicat dengan warna-warna cerah dan menambah gambar menarik pada dinding dengan yang lebih edukatif.
Salah seorang siswa mengaku sangat senang, lantaran tidak perlu lama-lama menunggu lalu lalang kendaraan hingga sepi, jika hendak berangkat atau pulang sekolah.
“Asyik Ohm, jadi lewat lorong terus,” ujar seorang siswa sambil terus menyebrang ke dalam lorong untuk kembali pulang ke rumahnya.
Dengan mengalihfungsikan lorong sebagai sarana menyebrang tersebut, diharapkan dapat dirasakan manfaatnya bersama-sama. Karena tidak ada lagi siswa, guru maupun warga sekitar yang ketakutan menyebrang jalan karena sudah ada jalur alternatif yang lebih aman, nyaman dan murah. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...