Peningkatan status Gunung Bromo menjadi AWAS ditanggapi biasa. Warga masih melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak khawatir. |
PASURUAN – Hingga Rabu (24/11) pagi kemarin, status Gunung Bromo masih pada status AWAS hingga warga maupun pengunjung taman wisata Gunung Bromo dilarang mendekati gunung minimal radius 3 kilometer.
Namun, meskipun demikian warga di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, yang berada di sekitar wilayah Gunung Bromo terlihat tidak terpengaruh terhadap adanya peningkatan tersebut.
Warga Tosari, atau yang lebih dikenal warga Suku Tengger ini, tetap bertahan dan beraktivitas seperti hari-hari biasa, seperti pergi bekerja, berkebun maupun bercengkrama bersama warga lainnya.
Warga mengaku tidak takut maupun khawatir terkait kabar peningkatan aktivitas vulkanik gunung bromo hingga ditetapkan status AWAS.
Gunung Bromo saat ini masih dianggap normal oleh warga lantaran gejala gempa bumi layaknya gunung meletus, masih belum dirasakan warga.
“Warga tosari nggak takut, karena udah biasa. Kalo ada awas-awas gitu mesti ada tanda lindu (gempa),” tegas Antoro Asis, saat tengah berkebun di sekitar kawasan Gunung Bromo.
Gunung Bromo secara visual terus menyembulkan asap putih hingga memenuhi mulut kawah. Namun asap pekat belerang berwarna kehitaman seperti yang terjadi sehari sebelumnya, volume aktivitasnya sudah menurun.
Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Pasuruan, Muhammad Yahya, mengatakan bahwa hingga saat ini status AWAS sesuai rekomendasi Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih dianggap wajar dan belum membahayakan warga di sekitar wilayah Gunung api Bromo.
Namun, warga tetap dihimbau untuk bersikap waspada dan diharapkan tidak panik menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Bromo ini. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...