Nelayan kehilangan penghasilan menyusul cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini. |
PASURUAN – Tingginya gelombang laut yang mencapai 7 meter menyusul cuaca buruk yang terjadi beberapa waktu terakhir, mengakibatkan nelayan di Kota Pasuruan, tidak dapat melaut dan kehilangan penghasilan.
Sejumlah nelayan, dalam sepekan ini sibuk beraktifitas memperbaiki jaring serta alat tangkapan ikan lainnya.
Sementara sebagian lainnya, bersama ratusan kapal yang menyandar di Pelabuhan Kota Pasuruan, siang kemarin, memilih memperbaiki kapal seperti mengecat kapal yang terkelupas.
Tinggi gelombang di perairan Laut Jawa saat ini meningkat mencapai 4 hingga 7 meter. Akibatnya, nelayan kehilangan penghasilan utamanya dari mencari ikan, karena laut dalam kondisi berbahaya.
Salah seorang nelayan asal Kel Ngemplak, Miyadi (50), mengaku selama tidak melaut saat ini hanya mengandalkan uang pinjaman ataupun bekerja sampingan sebagai kuli bangunan, untuk menutup kebutuhan hidup keluarganya.
“Saya hanya bisa ngutang sama bos atau tetangga. Ya kalau ada angkut-angkut pasir atau nyambi kuli bangunan,” ujar Miyadi, di sela-sela memperbaiki jaring.
Cuaca ekstrim tersebut menjadi pantauan serius pihak Kantor Syahbandar V, Pasuruan, yang berlokasi di Pelabuhan Kota Pasuruan.
Mengantisipasi kemungkinan buruk, Kantor Syahbandar V memberikansurat larangan kepada nelayan yang memiliki kapal kecil maupun kapal angkutan ekspedisi antar pulau untuk berlayar melaut.
“Kita sudah tempel himbauan kepada nelayan agar tidak melakukan pelayaran karena kondisi laut tidak aman,” kata Yusuf Pramono, Kepala Syahbandar V Pasuruan.
Larangan berlayar bagi nelayan tersebut, belum dipastikan kapan akan dicabut, mengingat cuaca ekstrim terus terjadi dan gelombang di perairan Laut Jawa juga belum menunjukkan adanya penurunan. tj
Sejumlah nelayan, dalam sepekan ini sibuk beraktifitas memperbaiki jaring serta alat tangkapan ikan lainnya.
Sementara sebagian lainnya, bersama ratusan kapal yang menyandar di Pelabuhan Kota Pasuruan, siang kemarin, memilih memperbaiki kapal seperti mengecat kapal yang terkelupas.
Tinggi gelombang di perairan Laut Jawa saat ini meningkat mencapai 4 hingga 7 meter. Akibatnya, nelayan kehilangan penghasilan utamanya dari mencari ikan, karena laut dalam kondisi berbahaya.
Salah seorang nelayan asal Kel Ngemplak, Miyadi (50), mengaku selama tidak melaut saat ini hanya mengandalkan uang pinjaman ataupun bekerja sampingan sebagai kuli bangunan, untuk menutup kebutuhan hidup keluarganya.
“Saya hanya bisa ngutang sama bos atau tetangga. Ya kalau ada angkut-angkut pasir atau nyambi kuli bangunan,” ujar Miyadi, di sela-sela memperbaiki jaring.
Cuaca ekstrim tersebut menjadi pantauan serius pihak Kantor Syahbandar V, Pasuruan, yang berlokasi di Pelabuhan Kota Pasuruan.
Mengantisipasi kemungkinan buruk, Kantor Syahbandar V memberikan
“Kita sudah tempel himbauan kepada nelayan agar tidak melakukan pelayaran karena kondisi laut tidak aman,” kata Yusuf Pramono, Kepala Syahbandar V Pasuruan.
Larangan berlayar bagi nelayan tersebut, belum dipastikan kapan akan dicabut, mengingat cuaca ekstrim terus terjadi dan gelombang di perairan Laut Jawa juga belum menunjukkan adanya penurunan. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...