PASURUAN – Seorang bocah bernama Sudiono (11), warga
Desa/Kec Lumbang, Kab Pasuruan harus dilarikan ke rumah sakit setelah mulutnya
tertancap jeruji besi roda sepeda.
Saat berada di UGD RSU R Soedarsono, Kota Pasuruan, sore tadi, bocah
nahas tersebut terlihat tegang dan menahan tangis sambil sesekali tangannya memegang
tangan Sueb (43), ayahnya, seakan meminta pertolongan.
Sejumlah perawat rumah sakit terlihat bingung, hanya
melakukan pemeriksaan kecil terhadap kondisi Sudiono dan tidak berusaha mengeluarkan
jeruji yang tertancap sekitar 1 hingga 2 sentimter di langit-langit mulut.
Salah satu perawat, Abdul Mukhlis, mengaku takut mencabut jeruji
itu karena bahan terbuat dari logam tersebut menancap cukup parah, sehingga harus menunggu dokter
spesialis THT (tenggorokan, hidung dan telinga).
“Kami takut terjadi pendarahan,” kata Abdul Mukhlis.
Namun apesnya lagi, dokter yang ditunggu tidak juga muncul
untuk segera memberikan pertolongan, sehingga setelah hampir setengah jam
sudiono ‘tersiksa’ menunggu untuk dirawat, akhirnya pihak UGD terpaksa merujuk
ke RSU Syaiful Anwar Malang agar mendapatkan pertolongan medis yang lebih
memadai.
Dari informasi diketahui bahwa peristiwa tertancapnya jeruji itu terjadi
tidak terduga ketika Sudiono tengah bersepeda di sebuah jalanan desa sekitar
pukul 13.00 WIB.
Layaknya aksi tokoh dalam film ‘Cobra’ dengan gaya menggigit batang korek api, Sudiono saat itu bersepeda
dengan menggigit jeruji yang sebelumnya ia temukan di tengah jalan.
Tidak diduga, sebuah mobil melaju di depannya, sehingga kedua tangannya pun
langsung membanting setir sepeda mini yang dikendarainya hingga terjatuh.
Namun, seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Jeruji yang ia kulum waktu itu malah menancap di langit-langi rongga mulut.
Setelah sekian lama, bocah nahas itu akhirnya dilarikan ke
rumah sakit R Sudarsono, setelah orang tua dan warga sekitar tidak mampu
mengeluarkan jeruji dalam mulut Sudiono.
Barangkali peristiwa ini dapat menjadi peringatan kepada para orang tua agar lebih berhati-hati dan memberi pemahaman kepada putra putrinya saat bermain. Alat permainan yang sepertinya aman ternyata dapat juga berbahaya bahkan barangkali dapat mengacam jiwa. tj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah memberikan komentar pada tulisan ini...