Senin, 31 Januari 2011

Cuaca Buruk, Petani Keramba Ranu Merugi


PASURUAN – Cuaca buruk berupa angin kencang yang terjadi dalam dua pekan terakhir mengakibatkan petani keramba di Danau Ranu, Grati, Kabupaten Pasuruan, gagal panen. 

Pasalnya ikan-ikan yang ditabur dalam keramba mati. Kerugian yang diderita mencapai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta tiap petak keramba.

Salah seorang petani keramba, Sumitro (54), menuturkan bahwa cuaca buruk semacam ini oleh warga disebut disebut sebagai ambiling atau sapon.

Warga ataupun petani keramba sebenarnya menganggap ambiling lumrah terjadi, karena setidaknya terjadi sekali dalam satu tahun.

Namun, ambiling yang menyerang kali ini terbilang lebih cepat sehingga membuat petani keramba cukup dibuat kalang kabut.

Pada tahun-tahun sebelumnya ambiling terjadi pada akhir bulan Pebruari atau awal bulan Maret. Namun, saat ini terjadi pada awal bulan Januari.

“Kami sebenarnya juga tidak mengira, ambiling terjadi lebih awal,” ujar Sumitro. Minggu (30/1).

Matinya ikan-ikan dalam keramba tersebut dijelaskan, lantaran jutaan plankton yang biasanya hidup di dasar danau muncul ke permukaan, sehingga ikan-ikan di danau kehilangan oksigen.

Ikan-ikan yang dibudidayakan dalam keramba diantaranya ikan nila, tombro, gurame serta ikan patin.

Ikan-ikan tersebut termasuk ikan yang lemah. Sehingga jika terdapat perubahan ekstrim, yang membuat plankton muncul ke permukaan dan menjadi parasit dapat dengan mudah membunuh ikan dalam keramba.

Sementara, ikan yang hidup secara liar dalam danau, seperti ikan bandeng tawar, gabus, lou han serta ikan bawal relatif lebih mampu bertahan hidup menghadapi perubahan ini.

Kerugian petani keramba jika dihitung dari biaya pakan ikan saja, bisa mencapai lebih dari Rp 3 juta rupiah untuk tiap petak keramba.

Biaya pakan sebanyak itu dikeluarkan untuk 4 bulan waktu panen yang dipergunakan pada satu petak keramba dengan ukuran rata-rata 5 meter x 5 meter, dengan kapasitas sebanyak 3.000 bibit ikan.

“Bila dihitung dari FCR (kompresi pakan ikan), biaya pakan kita sebesar Rp 7.500 per kilogram daging ikan,” rinci Sumitro lebih lanjut.

Namun, bila dihitung berdasar hasil panenan yang seharusnya diperoleh, maka petani keramba kehilangan penghasilan sekitar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta tiap petak keramba.

Diantara 200 petani yang membudidayakan ikan keramba di Danau seluas 198 ha ini, Sumitro termasuk satu petani yang beruntung. Karena sebelum angin kencang menerjang, sebagian besar ikan-ikan dalam keramba miliknya sudah dipanen.

Budi daya ikan keramba di Danau Ranu dimiliki oleh warga di tiga Desa sekitar wilayah danau yakni Desa Ranu Klindungan, Sumber Dawe Sari dan Grati Tunon, Kecamatan Grati.

Rata-rata warga memiliki keramba hingga puluhan petak yang diisi berbagai ikan air tawar diantaranya ikan nila, tombro, gurame dan ikan Patin.

Sumitro, sendiri memiliki 24 petak keramba, sementara keramba ranu terbanyak dimiliki oleh H Supono yang mencapai 80 petak keramba. tj

Jumat, 28 Januari 2011

Alokasikan Mobdin, APBD Defisit Rp 134,7 M

Pengesahan APBD 2011 dalam Rapat Paripurna IV, di Gedung DPRD Kab Pasuruan.
PASURUAN – APBD 2011 Kabupaten Pasuruan, akhirnya disahkan, setelah sebelumnya terjadi tarik ulur dan keterlambatan hingga beberapa minggu dari jadwal yang seharusnya diputuskan pada akhir tahun 2010 lalu. Jumat (28/1).

Dalam pengesahan APBD 2011 ini terdapat defisit neraca berjalan hingga mencapai Rp 134,7 miliar. Nilai defisit APBD 2011 Kab Pasuruan yang disahkan terinci dari angka pendapatan sekitar Rp 1,2 trilyun dan belanja pengeluaran yang mencapai Rp 1,335 trilyun.

Terjadinya pembengkakan dari selisih rencana pendapatan dengan belanja daerah, diantaranya karena munculnya dana alokasi untuk belanja mobil dinas pejabat eksekutif yang nilainya mencapai Rp 4 miliar.

Mobil dinas (mobdin) itu diperuntukkan Sekretaris Daerah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pendapatan dan Keuangan Daerah (BPKD), dan asisten-asisten.

Selain itu, tambahan anggaran juga terjadi karena adanya usulan mobil sosialisasi anggaran desa (ADD) BPKD; mobil pelayanan KTP keliling oleh Kantor Catatan Sipil; mobil ambulan RSUD Bangil pada Dinas Kesehatan; serta dump truk, Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan.

Kepala Badan Pendapatan dan Keuangan Daerah Kabupaten Pasuruan, Luly Nurmardiono, saat berada di gedung DPRD Kab Pasuruan menegaskan bahwa usulan mobdin tersebut sudah sesuai. Pasalnya, mobil dinas selama ini sudah dalam daftar rencana dan dianggarkan sejak tahun 2010.

“Sudah waktunya ganti dan itu kan (dianggarkan) sejak tahun 2010 lalu,” terang Luly Nurmardiono, Kepala Badan Pendapatan dan Keuangan Daerah.

sementara itu, Lujeng Sudarto, Ketua Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (Pus@ka), menyesalkan adanya tambahan mobil dinas untuk unit Satuan kerja (satker) tersebut.

Menurut Lujeng, selama ini kinerja Pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dinilai masih statis dan tidak menunjukkan adanya peningkatan. Pengadaan mobdin untuk kepala dinas atau satker tersebut dianggap tidak layak diberikan.

“Dilihat secara linier saja, kinerja SKPD selama satu tahun ini apa sich?,” tandas Lujeng.

Selanjutnya, defisit dalam APBD 2011 Kab Pasuruan tersebut, juga diakibatkan adanya pembengkakan anggaran di sejumlah unit satuan kerja.

Diantaranya adalah tambahan anggaran untuk Dinas Pendidikan (Dindik) sebesar Rp 1,094 miliar. Sebelumnya, Dindik mengalokasikan anggaran Rp 527, 38 miliar dan terjadi perubahan sebesar Rp 528, 48 miliar.

Pembengkakan juga terjadi pada anggaran Dinas Kesehatan untuk RSUD Bangil, Bagian Kesejahteraan Rakyat, Dinas Sosial dan Transmigrasi dan lainnya. Sehingga keseluruhan mengakibatkan defisit anggaran sebesar Rp 134,7 M.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan, M Irsyad Yusuf, mengakui bahwa defisit anggaran tahun 2011 ini terbilang cukup besar. Namun, hal itu bisa ditutup dengan selisih penggunaan anggaran (Silpa) dan pembiayaan awal tahun berjalan.

“Diperkirakan ada sisa lebih anggaran dalam tahun berjalan,” ujar M Irsyad Yusuf, Ketua DPRD Kab Pasuruan.

Dalam rangkaian APBD 2011 Kabupaten Pasuruan, terdapat silpa tahun berjalan sebesar Rp 28,2 miliar dan ditambah pembiayaan netto awal sebesar Rp 162,9 miliar.

Sehingga ada dana  Rp 191,1 miliar. Jika dikurangi defisit Rp 132,4, dana sisa lebih tersebut mencapai Rp 58,7 miliar.

Untuk verfikasi terkait APBD 2011 Kabupaten Pasuruan ke Pemerintah Propinsi Jatim (Gubernur), diperkirakan akan selesai dalam dua pekan mendatang.

Terkait adanya belanja untuk mobil eksekutif tersebut, Edy Paripurna, Wakil Bupati Pasuruan, menyampaikan bahwa sejumlah mobil lama pada satker tersebut, nantinya akan dihibahkan ke sejumlah lembaga sosial.

“Mobil-mobil yang tidak dipakai akan diberikan ke lembaga sosial dan pendidikan. Sejumlah ormas juga bakal mendapatkannya,” kata Edy Paripurna. tj

Rabu, 26 Januari 2011

Cari Kesembuhan, Tewas Di Gunung Arjuno


PASURUAN – Seorang pendaki asal Indramayu, Jawa Barat, diketahui tewas dalam perjalanan menuju puncak Gunung Arjuno, Kabupaten Pasuruan. Diduga korban tewas karena menderita sakit. Rabu (26/1).

Pendaki naas tersebut bernama Kasan Bin Midin (52), asal Kelurahan Ilir, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat.

Korban tewas dalam perjalanan menuju puncak gunung arjuno, pada selasa (25/1) sekitar pukul 11.00 WIB siang.

Sehari sebelumnya korban memulai perjalanan, dipandu oleh seorang bernama Mbah Lasuwi (83), warga di sekitar kaki Gunung Arjuno, Dusun Tambak Watu, Desa Tambak Sari, Kecamatan Purwodadi.

Menurut Mbah Lasuwi, korban melakukan pendakian ke puncak Gunung Arjuno hendak pergi melakukan ritual di Candi Sepilar, untuk proses ‘laku’ penyembuhan penyakit stroke dan hipertensi yang diderita selama ini.

Di tengah perjalanan, di wilayah Rah Tawu, Tampuwono, keduanya sempat bermalam di Candi Eyang Abiyoso.

“Setelah itu, pagi harinya saya sempat membuatkan mie instan dan teh untuk sarapan Pak Kasan,” ujar Mbah Lasuwi.

Menjelang siang hari, Mbah Lasuwi memperingatkan korban untuk tidak meneruskan pendakian dan membatalkan niat karena kondisi kesehatannya menurun, pusing kepala.

Namun, korban tetap memaksakan diri mengikuti Mbah Lasuwi untuk pergi menuju puncak Gunung.

Tidak lama kemudian, di seputar wilayah Alastengah, sekitar 7 kilometer dari Dusun Tambakwatu, Kasan tiba-tiba terhuyung jatuh dan tidak dapat lagi diselamatkan.

Warga kemudian mengevakuasi jasad korban ke Dusun Tambakwatu dan disemayamkan di rumah Supaat (42), juru kunci Gunung Arjuno.

Keluarga Kasan saat dihubungi warga meminta jasad korban tidak dibawa ke rumah sakit, karena telah lama mengetahui Kasan mengidap penyakit stroke dan hipertensi.

Kapolsek Purwodadi AKP I Nengah Sudarsana saat dihubungi melalui telepon menegaskan korban tewas karena penyakit yang dideritanya kambuh.

“Kita, oleh pihak keluarga juga diminta untuk tidak melakukan otopsi, karena telah mengetahui jika Pak Kasan ini memiliki riwayat penyakit stroke dan hipertensi,” ujar AKP I Nengah, Kapolsek Purwodadi. tj

Selasa, 25 Januari 2011

Semena-mena, PLN Dilaporkan Polisi

Henny Kusumawati (38), saat melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Pasuruan.

PASURUAN – Etika dalam memberikan layanan kepada masyarakat oleh lembaga usaha pemerintah kembali disoal. Kali ini, PLN Unit Pelayanan (UP) Kota Pasuruan dilaporkan ke polisi oleh seorang pelanggan, karena dianggap semena-mena memutus jaringan listrik. Senin (24/1).

Pelanggan nekad tersebut bernama Henny Kusumawati (38), pengusaha warnet yang berada di Jl. Wiroguno, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Dijumpai di Mapolresta Pasuruan, Henny mengaku kesal dan terpaksa melaporkan soal pemutusan oleh PLN yang dilakukan pada 24 Desember tahun lalu.

Petugas PLN memutus aliran listrik tanpa ijin, bahkan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.30 WIB, dengan cara memanjat atap rumah, yang sekaligus tempat usaha warnet milik Henny.

Alasan pemutusan jaringan listrik tersebut lantaran Henny telah menunggak pembayaran rekening listrik selama dua bulan senilai Rp 4 juta, terhitung untuk periode bulan Nopember dan Desember 2010.

Tagihan rekening listrik selama dua bulan tersebut ternyata sengaja ditunggak, sebagai sikap protes Henny kepada PLN.

Karena pada tagihan bulan Nopember 2010 saat itu, Henny dikenakan biaya tagihan listrik plus hutang atau tunggakan rekening listrik bulan sebelumnya dengan total tagihan lebih dari Rp 1 juta.

Jumlah hutang Henny kepada PLN lebih Rp 300 ribu untuk tagihan rekening bulan Oktober, ditambah jumlah tagihan bulan Oktober sekitar Rp 700 ribu.

Ia langsung mengklarifikasi terkait adanya tambahan hutang yang belum dibayar tersebut di kantor UP PLN Kota Pasuruan. Namun dikatakan, ternyata PLN tidak mampu memberikan penjelasan kepada Henny.

“Saya waktu itu, mendapat jawaban tak pasti, petugas PLN hanya mengatakan akan memeriksa lagi tagihan rekening listrik saya,” ujar Henny.

Atas laporan Henny tersebut, pihak kepolisian masih mempelajari berkas dan akan tetap melanjutkan kasus ini.

Dari keterangan, diketahui Henny melaporkan Kepala UP PLN Kota Pasuruan, Ansori, sosok yang paling bertanggung jawab atas proses pemutusan jaringan listik yang dianggap semena-mena itu.

Kepala UP PLN Kota Pasuruan dalam laporan dijerat dengan pasal 167 KUHP, tentang tindakan semena-mena, memasuki tempat dan pekarangan orang lain tanpa ijin pada waktu malam hari.

Namun, melalui Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pasuruan, AKP Joko Siswanto, menegaskan jika kemungkinan besar polisi akan mecoba melakukan pendekatan persuasif.

“Kita pelajari dulu, tapi kita akan coba mediasi mempertemukan pihak PLN dengan pelapor,” kata AKP Joko Siswanto, Kasubag Humas Polresta Pasuruan.

Sementara itu, Kepala UP PLN Kota Pasuruan, Ansori, mengatakan bahwa persoalan tersebut saat ini menjadi kewenangan manajemen Area Pelayanan Jaringan (APJ) PLN Pasuruan.

Akan tetapi, dirinya siap bertanggung jawab dan bersedia memaparkan persoalan tersebut ke publik bersama-sama pihak menejemen APJ PLN Pasuruan.

“Masalah ini sudah dihandle APJ, dan saya tidak berani memberi penjelasan secara detail,” elak Ansori. tj

Sabtu, 22 Januari 2011

Cari Ikan, Dua Pemuda Tewas Di Danau Ranu

Warga di sekitar lokasi ditemukannya kedua korban di Danau Ranu, Grati. Sabtu (22/1).

PASURUAN – Dua orang pemuda ditemukan tewas tenggelam di Danau Ranu, Grati, Kab Pasuruan, setelah sempat dinyatakan hilang selama satu hari. Sabtu (22/1).

Dua pemuda tersebut masih bertalian saudara antara paman dan keponakan, masing-masing bernama Hariyanto (25) dan Budiono (27), warga Dusun/ Desa Sumber Dawe Sari, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.

Menurut Sugeng (48), saksi warga, kedua korban pertama kali ditemukan oleh petugas Danau Ranu bernama Yakin (50) sekitar pukul 05.30 WIB pagi.

Saat itu, jasad kedua korban diketahui sudah terlentang mengambang di tengah danau, sekitar 50 meter tepi danau.

Kondisi tubuh korban menggembung penuh air dan pada sebagian wajah mengeluarkan darah. Namun, dari tubuh korban tidak ditemukan bekas luka adanya penganiayaan dari seseorang.

“Pak Yakin pagi tadi memang sengaja mencari berkeliling danau dengan perahu boat, dan menemukan kedua korban muncul ke permukaan,” terang Sugeng di sekitar lokasi.

Korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Grati, untuk dilakukan visum.

Salah satu kerabat korban, Miskadi (40), mengatakan bahwa pada Kamis (19/1) sekitar pukul 20.00 WIB, Hariyanto dan Budiono berpamitan hendak pergi mencari ikan di danau ranu.

Keduanya kemudian berangkat menuju danau bersama dengan seorang tetangga dekat bernama Sugianto.

Namun, sekitar satu jam berselang, pihak keluarga mengetahui Sugianto pulang sendirian meninggalkan kedua korban.

“Sekitar lebih jam 09.00 malam itu, Sugianto katanya ngantuk dan pamit pulang duluan,” kata Miskadi.

Pihak keluarga malam itu tidak curiga dan menanggapi biasa saja. Namun, hingga Jumat siang pihak keluarga mulai khawatir lantaran keduanya tidak pulang.

Setelah itu, bersama warga lainnya, keluarga korban berusaha mencari di sekitar Danau Ranu, dan hingga sore hari keduanya tidak kunjung ditemukan.

“Kami kaget katanya kedua saudara saya itu ditemukan sudah meninggal di Ranu,” lanjut Miskadi.

Sementara itu, pihak kepolisian menganggap kejadian ini murni kecelakaan. Tapi, polisi masih terus mencari keterangan dari sejumlah saksi kerabat korban terutama kepada Sugianto, tetangga yang sempat bersama kedua korban saat mencari ikan di danau.

“Kita masih menunggu pemeriksaan dan visum dokter. Masih lidik,” ujar AIPTU Samsudin, Kasi Humas Polsek Grati. tj

Senin, 17 Januari 2011

Jalan Rusak, Perangkat Desa Tanam Pisang Di Tengah Jalan

Perangkat Desa bersama warga protes jalan rusak.
PASURUAN –  Puluhan perangkat di dua desa yakni Desa Gading dan Desa Penataan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, memblokir jalan raya alternatif jurusan Banyuwangi – Malang, dengan cara menanam sejumlah pohon pisang di tengah jalan. Senin (17/1) siang.

Aksi dilakukan secara spontan dikordinir langsung oleh Kepala Desa (Kades) masing-masing yakni Abdul Bashori, Kades Penataan dan Agus Salim, Kades Gading, serta didukung oleh Ketua BPD Penataan, Khoirul anam.

Pejabat di tingkat desa ini kesal, karena jalan sepanjang lebih 2 kilometer yang juga sebagai jalur utama menuju tempat wisata pemandian alam Banyu Biru tersebut rusak parah, dan banyak memakan korban kecelakaan, baik dari warga sekitar maupun pengguna jalan lainnya.

Menurut catatan Kades Penataan, Abdul Bashori, kecelakaan terakhir terjadi pada Minggu malam kemarin, yang dialami oleh seorang pengendara motor dari Probolinggo hendak pergi ke Malang, melintasi jalan raya yang masih sekitar satu tahun diperbaiki tersebut.

“Saya ini sudah lelah, karena tiap hari paling tidak dua-tiga kali warga melapor ada korban kecelakaan, karena terperosok jalanan, masak harus menunggu ada korban meninggal,” teriak Abdul Bashori, Kades Penataan, setelah melakukan aksi disambut yel-yel perangkat desa lainnya.

Salah satu warga Desa Pentaaan, H. Holid (42), yang memiliki rumah di pinggir jalan yang rusak tersebut, mengaku miris dan merasa terganggu karena sering melihat warga maupun pengguna jalan lainnya terjatuh.

Mereka menuntut Dinas Bina Marga Pemerintah Kab Pasuruan, bertanggung jawab dan segera melakukan perbaikan jalan yang rusak.

Ditegaskan juga oleh Kades Gading, Agus Salim, bahwa selama ini pemerintah Kab Pasuruan terkesan menganaktirikan pembangunan di wilayah timur seperti di Kecamatan Winongan ini.

“Jalan yang tidak segera diperbaiki ini menunjukkan jika Pemkab Pasuruan, tidak serius dan hanya mementingkan pembangunan wilayah barat,” kata Agus Salim, Kades Gading.

Aksi berjalan damai meskipun sempat memacetkan kendaraan yang melintasi jalur dari arah banyuwangi maupun dari arah malang dalam beberapa saat.

Perangkat desa ini mengancam akan memblokir jalan raya secara jika pemerintah daerah maupun pusat tidak memperhatikan tuntutan ini.

Minggu, 16 Januari 2011

Tanggul Jebol, Banjir Bayangi Warga

Sepanjang 40 meter tanggul sungai Kedung Larangan Bangil Jebol. Warga dibayangi banjir.
PASURUAN – Tanggul pembatas di sungai Kedung Larangan, Kel Kalianyar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan jebol hingga sepanjang 40 meter, Sabtu kemarin.

Setidaknya tiga bangunan rumah warga pada bagian dapur ikut ambrol bersama jebolnya bangunan berbahan batu cor tersebut. Sehingga rumah sewaktu-waktu dapat roboh karena pondasi labil serta terus menerus tergerus aliran air sungai.

Dari informasi yang dihimpun, rumah yang terancam roboh tersebut masing-masing milik warga bernama Ibu Arofah, Ibu Halimah serta rumah H. Muhid. Sementara, sejumlah bidang tanah milik Kasan dan H mahfud terancam longsor dan menutup sungai.

Tanggul pembatas sungai dengan pemukiman warga yang terletak di RT 04/ RW 01, Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Bangil itu, dalam beberapa waktu sebelumnya, mengalami retak-retak di sejumlah bagian dengan kondisi sudah menggantung di atas permuakaan air sungai.

Warga telah melaporkan kondisi tanggul itu ke pihak kelurahan, namun tidak segera mendapat tanggapan, mengantisipasi kerusakan lebih parah seperti jebolnya tanggul kali ini.

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun, sejumlah warga mengaku cemas lantaran air sungai dipastikan akan meluap dan membanjiri pemukiman mereka jika pemerintah tidak segera melakukan perbaikan.

Daerah pemukiman warga terdekat di sekitar tanggul jebol tersebut yang kemungkinan akan mengalami banjir terparah sebanyak 9 RT, tersebar diantaranya di lingkungan Kalianyar, Bandaran dan Ligkungan Satak.

“Kejadiannya tiba-tiba dan biasanya banyak anak-anak yang nerabas jalan ke lapangan untuk main bola. Untung saja pas kejadian tidak ada orang,” kata Umisaroh (42), warga sekitar.

Sementara itu, salah seorang perangkat Kelurahan Kalianyar, mengatakan bahwa pihaknya telah menghitung kerugian warga dan segera melakukan perbaikan tanggul secara darurat secara bergotong royong bersama warga.

“Kami telah mengisi karung dengan pasir untuk sementara waktu dapat menjadi tanggul,” Firdaus, Perangkat Kelurahan Kalianyar, setelah melakukan pengukuran kerusakan tanggul.

Untuk sementara waktu, warga dihimbau untuk tidak mendekati maupun bermain di sekitar tanggul yang jebol karena kondisinya rawan dan berbahaya.

warga berharap pemerintah segera melakukan perbaikan tanggul secara permanen seperti sedia kala. Sehingga. ancaman banjir karena luapan air sungai di kala hujan tidak terjadi. tj

Kamis, 13 Januari 2011

Nelayan Nanti Pembagian Tabung CNG

Nelayan Lekok menanti pembagian tabung CNG. 
PASURUAN – Nelayan Kec Lekok, Kab Pasuruan menanti pembagian tabung Compressed Natural Gas (CNG) untuk bahan bakar mesin kapal laut, yang dijanjikan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, segera direalisasikan.

Pembagian tabung CNG dalam program konversi bahan bakar solar ke gas tersebut dinanti, karena sistemnya dinilai hemat biaya dan lebih baik digunakan pada mesin kapal, jika dibandingkan dengan penggunaan solar secara penuh, seperti yang selama ini digunakan.

“Kami menunggu tabung gas (CNG) untuk segera direalisasikan. Dengan gas, mesin kapal jadi lebih dingin dan bersih,” ujar Makmun, nelayan Lekok. Kamis (13/1) sore.

Anggapan sejumlah pihak yang menyatakan bahwa CNG lebih berbahaya bahkan dapat mengancam jiwa, secara tegas ditolak oleh nelayan Lekok.

Pasalnya, sejumlah nelayan telah merasakan nilai lebih dari sistem CNG, dengan beberapa kali melakukan uji coba melaut dengan menggunakan CNG.

Meskipun mengakui, investasi awal menggunakan sistem CNG lebih mahal, namun jika dihitung secara ekonomis, biaya keseluruhan yang dikeluarkan nanti akan jauh lebih murah.

Harga per unit paket rangkaian, yang terdiri dari tabung beserta konektor berkisar Rp 9 juta dengan umur produktif diperkirakan mencapai 10 tahun.

Namun, dengan harga gas yang hanya sebesar Rp 3.250/ kg, biaya nelayan menjadi jauh lebih murah dari harga solar yakni sebesar Rp 4.500/ liter.

Selain harga lebih murah, pemakaian gas lebih irit jika mesin kapal menggunakan bahan bakar solar.

Biasanya nelayan selama melaut bisa menghabiskan lebih dari 50 liter solar, namun dengan pemakaian gas, hanya menghabiskan sekitar 10 kg saja.

Secara keseluruhan, bahan bakar gas tersebut bisa menghemat biaya operasional hingga mencapai 60% dibanding pemakaian solar.

Sementara itu, seorang pengurus paguyuban nelayan Lekok, Shofyan, mengungkapkan bahwa tabung CNG rencananya akan dibagikan secara gratis sebanyak 200 unit dari jumlah 6.000 perahu milik nelayan wilayah Lekok.

Sehingga dengan jumlah persediaan tabung yang kurang dari mencukupi tersebut, pihaknya akan meminta bantuan dan tambahan unit tabung kepada pemerintah.

"Mestinya ada tambahan tabung untuk kami,” pinta Shofyan.

Belum dibagikannya tabung CNG kepada nelayan Lekok tersebut ditanggapi pihak distributor dengan terus melakukan komunikasi dengan pihak Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Pendistribusian tersebut terkendala lantaran belum lengkapnya unit alat pendukung, sehingga nelayan dipaksa bersabar untuk menanti.

“Terkait kekurangan jumlah tabung yang akan disalurkan, kami juga menunggu instruksi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pasuruan,” jelas Abu Bakar Assegaf, mewakili distributor CNG.

Pihaknya berjanji akan berusaha mendistribusikan tabung CNG pada bulan Januari ini. tj

Cuaca Buruk, Nelayan Kehilangan Penghasilan

Nelayan kehilangan penghasilan menyusul cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini.

PASURUAN – Tingginya gelombang laut yang mencapai 7 meter menyusul cuaca buruk yang terjadi beberapa waktu terakhir, mengakibatkan nelayan di Kota Pasuruan, tidak dapat melaut dan kehilangan penghasilan.

Sejumlah nelayan, dalam sepekan ini sibuk beraktifitas memperbaiki jaring serta alat tangkapan ikan lainnya.

Sementara sebagian lainnya, bersama ratusan kapal yang menyandar di Pelabuhan Kota Pasuruan, siang kemarin, memilih memperbaiki kapal seperti mengecat kapal yang terkelupas.

Tinggi gelombang di perairan Laut Jawa saat ini meningkat mencapai 4 hingga 7 meter. Akibatnya, nelayan kehilangan penghasilan utamanya dari mencari ikan, karena laut dalam kondisi berbahaya.

Salah seorang nelayan asal Kel Ngemplak, Miyadi (50), mengaku selama tidak melaut saat ini hanya mengandalkan uang pinjaman ataupun bekerja sampingan sebagai kuli bangunan, untuk menutup kebutuhan hidup keluarganya.

“Saya hanya bisa ngutang  sama bos atau tetangga. Ya kalau ada angkut-angkut pasir atau nyambi kuli bangunan,” ujar Miyadi, di sela-sela memperbaiki jaring.

Cuaca ekstrim tersebut menjadi pantauan serius pihak Kantor Syahbandar V, Pasuruan, yang berlokasi di Pelabuhan Kota Pasuruan.

Mengantisipasi kemungkinan buruk, Kantor Syahbandar V memberikan surat larangan kepada nelayan yang memiliki kapal kecil maupun kapal angkutan ekspedisi antar pulau untuk berlayar melaut.

“Kita sudah tempel himbauan kepada nelayan agar tidak melakukan pelayaran karena kondisi laut tidak aman,” kata Yusuf Pramono, Kepala Syahbandar V Pasuruan.

Larangan berlayar bagi nelayan tersebut, belum dipastikan kapan akan dicabut, mengingat cuaca ekstrim terus terjadi dan gelombang di perairan Laut Jawa juga belum menunjukkan adanya penurunan. tj

Angin Ribut Rusak Puluhan Rumah

Warga berusaha membersihkan sisa reruntuhan rumah akibat angin ribut.  

PASURUAN – Angin ribut yang menerjang wilayah Pasuruan, dalam beberapa waktu terakhir, mengakibatkan puluhan rumah rusak.

Setidaknya 50 rumah milik warga yang tersebar di Kecamatan Rembang dan Prigen, Kab Pasuruan, rusak porak poranda, akibat diterjang angin ribut atau puting beliung.

Dari pantauan di lapangan, kondisi terparah terjadi di wilayah kecamatan rembang, yakni di Dusun Badong, Desa Mojo Paron, Kec Rembang.

Belasan rumah warga di wilayah ini mengalami kerusakan dengan kondisi dinding rumah jebol dan hampir seluruh atap ambruk, diterjang angin.

“Angin berputar-putar mengeluarkan deru kencang, dan langsung merusak rumah-rumah kami,” ujar Mukhlis (41), warga Dusun Badong, Desa Mojo Paron, Kec Rembang.

Sementara, puluhan rumah warga di wilayah Kecamatan Prigen, yakni di Desa Dayu Rejo, Kec Prigen, hanya mengalami kerusakan pada sebagian atap rumah.

Selain rumah, hembusan angin juga mengakibatkan puluhan pohon tumbang, bahkan sebagian pohon beberapa saat sempat menutup jalan raya, seperti yang terjadi di jalan raya wilayah Kec Wonorejo.

Hingga siang kemarin, sejumlah warga masih bergotong royong melakukan pembersihan dan mengumpulkan kembali sisa reruntuhan bangunan rumah milik mereka, agar dapat digunakan kembali.

Tidak ada laporan adanya korban jiwa akibat terjangan cuaca buruk angin ribut ini, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Warga berharap pemerintah segera memberikan bantuan agar rumah yang hancur diterjang angin tersebut dapat segera digunakan kembali.

“Pemerintah, seperti pihak kecamatan masih belum melihat kondisi warga,” pungkas Mukhlis. tj

Selasa, 11 Januari 2011

Nelayan Tolak Konversi Solar Ke Gas Untuk Kapal

Wabup Eddy Paripurna menemui ratusan nelayan di depan Gedung Pemkab Pasuruan terkait penolakan program konversi solar ke CNG untuk kapal. Selasa (11/1).

PASURUAN – Sekitar 200 nelayan dari Kota/ Kab Pasuruan, menggelar demo di depan kantor Pemerintah Kab Pasuruan, yang berada di jalan hayam wuruk kota pasuruan. Selasa (11/1).

Aksi dilakukan untuk menegaskan penolakan rencana program konsversi bahan bakar minyak (BBM) solar kapal laut milik nelayan, ke gas alam atau compressed natural gas (CNG) oleh pemerintah atau Kementrian Kelautan Dan Perikanan RI. 

Sedianya, program tersebut akan diujicobakan kepada nelayan di wilayah Pasuruan, pada pertengahan tahun ini.

program konversi solar ke CNG ini dianggap lebih membahayakan nelayan. Pasalnya, system dalam mesin CNG jika digunakan dalam kapal nantinya akan lebih mudah meledak, bahkan melebihi ledakan gas elpiji.

"Program Fadel Muhammad (Menteri Kelautan dan Perikanan) adalah rencana pembunuhan massal pada nelayan. Nelayan tidak butuh gas dan jangan dijadikan kelinci percobaan," teriak Suryono Pane, dalam orasinya.

selain itu, massa nelayan juga menuding jika program tersebut hanya ‘akal-akalan’ pemerintah pusat, karena program konversi semacam ini akan muncul penyimpangan, diantaranya persoalan pendistribusian CNG yang akan dimanfaatkan pihak lain sehingga kepentingan nelayan terabaikan.

Jaminan bahwa tidak adanya penyimpangan dan penyalahgunaan CNG jika pemerintah tetap ngotot melanjutkan, juga menjadi catatan sekaligus menjadi salah satu alasan tuntutan penolakan konversi CNG oleh para nelayan.

Sementara itu, Wakil Bupati Pasuruan, Eddy Paripurna, saat menemui massa yang tengah demo di halaman gedung Pemkab itu, menjelaskan jika saat ini pihaknya, masih mempelajari program konversi tersebut.

Pemkab Pasuruan memastikan akan mengevaluasi dan membatalkan program konversi, jika nelayan nanti semakin dirugikan atau bahkan mengancam jiwa dan keselamatan nelayan warganya. tj

Senin, 10 Januari 2011

Senam Aquarobic, Pengganti Aerobic?

Sejumlah Ibu-ibu sekitar wilayah Pandaan, saat senam Aquarobic

PASURUAN – Senam dalam air (aquarobic) bisa menjadi alternatif bagi mereka, para profesional yang selama ini berolah raga senam aerobic, terlebih lagi kepada para ibu-ibu rumah tangga.

Selain menyenangkan dan lebih segar, senam aquarobic relatif lebih aman dilakukan lantaran dilakukan dalam kolam penuh air.

Satu-satunya sanggar senam yang membuka kelas aquarobic di Pasuruan adalah Archianda Gym yang berada di Perumahan Batu Mas, Kec Pandaan.

Pengelola sanggar, Dr. Dian Ramandany, menyebutkan bahwa saat ini setidaknya ada 15 ibu-ibu mengikuti aquarobic secara rutin.

Dikatakan, aquarobic memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, sehingga sangat tepat untuk terapi bagi mereka yang mempunyai tulang bermasalah.

Gerakan senam aquarobic secara umum tidak jauh berbeda dengan gerakan aerobic, namun gerakan aquarobic jauh lebih baik dan lembut karena dilakukan di dalam air sehingga resiko kecelakaan seperti terkilir saat bergerak seperti meloncat atau menggunakan beban, dapat dihindari.

“Gerakannya menjadi lembut dengan kondisi terapung, karena tertahan berat jenis dalam air,” terang Dian Ramadany. Minggu (9/1).

Bahkan, gerakan-gerakan aquarobic ditegaskan lebih membakar kalori tubuh, jika dibandingkan dengan bersenam aerobic di darat.

Sejumlah ibu yang sebelumnya bermasalaah dengan tulang akibat terjatuh atau cedera tulang lainnya, kondisinya sudah mulai membaik dan menjadi sembuh, setelah secara rutin mengikuti senam aquarobic di tempat ini.

Barangkali daripada hanya sekedar bermain air dalam kolam tanpa gerakan yang jelas, mungkin aquarobic menjadi salah satu pilihan sarana bermain dan olah raga yang lebih produktif untuk dicoba. tj