Jumat, 31 Desember 2010

Rayakan Tahun Baru - Portal Berita Jawa Timur

Rayakan Tahun Baru - Portal Berita Jawa Timur

Bayi Bekantan dan Orang Utan Meriahkan Tahun Baru Di TSI Prigen

Bayi Bekantan bersama induknya.
PASURUAN – Dua ekor bayi satwa yakni bekantan dan orang utan dilahirkan, jelang perayaan pergantian tahun baru di Taman Safari Indonesia (TSI) 2, Prigen, Pasuruan.

Kehadiran kedua bayi satwa menjadi hiburan tersendiri nan menarik, bagi mereka yang menghabiskan waktu liburnya di tempat wisata ini.

Bayi bekantan, dilahirkan secara normal pada 29 desember kemarin, buah dari pasangan indukan bernama Jeni, berumur 6 tahun dan pejantan Asep yang telah berumur 14 tahun.

Selama 6 bulan dalam kandungan, bayi monyet berhidung panjang ini lahir secara normal dan sehat, berjenis kelamin betina, dengan berat lahir sekitar 1,2 kilogram.

Dalam sarangnya, induk Bekantan terlihat sangat protektif dengan terus membekap bayi mungilnya, sambil terus mengunyah makanan daun-daunan yang diberikan keeper.

Dengan kelahiran ini, jumlah Bekantan yang dimiliki TSI 2 Prigen menjadi 16 ekor.

Beberapa waktu sebelumnya, seekor bayi satwa Orang Utan berjenis kelamin betina juga berhasil dikembangbiakkan secara alami.
Bayi Orang Utan dibekap induknya.

Satwa langka dari pulau kalimantan itu, merupakan kelahiran pertama bagi indukan bernama Dina, yang masih berumur 8 tahun, dengan pejantan Tompo, 12 tahun.

Keeper memanggil bayi Orang Utan lucu ini dengan sebutan Kiki.

Kelahiran ini makin menambah jumlah populasi orang utan di tempat ini menjadi 25 ekor.

Kedua bayi satwa, saat ini telah keluar dari karantina, bersama induknya di lokasi Baby Zoo.

“Kami akan terus memantau perkembangan dan menjaga kesehatan bayi-bayi ini,” terang Tisha, Humas TSI 2 Prigen, saat bersama Michael Sumampauw, General Manager TSI 2 Prigen.

Bayi-bayi ini menjadi kejutan serta hiburan tersendiri bagi para pengunjung karena dua bayi satwa bekantan dan orang utan tersebut terlihat lucu dan menggemaskan.

Kelahiran satwa ini ditegaskan, sebagai satu langkah untuk tetap konsisten dalam upaya menjaga konservasi lingkungan dan mengembangkan populasi satwa langka di dunia yang kian hari terancam kepunahan. tj

Selasa, 28 Desember 2010

Kunker Dewan Disoal

Lujeng Sudarto

**Anggota Dewan Dituding Tidak Beretika

PASURUAN – Kegiatan kunjungan kerja (kunker) anggota DPRD Kab Pasuruan ke Pulau Bali dan Jakarta, yang dilakukan pada akhir tahun ini, disoal oleh sejumlah kalangan.

Anggota dewan tersebut dituding tidak memiliki sense of crisis sekaligus tidak memiliki etik dan tanggung jawab politik kepada masyarakat Pasuruan.

Salah satu pihak yang gerah terhadap sikap anggota dewan tersebut diutarakan oleh Lujeng Sudarto, warga Kepulungan, Kec Gempol, Kab Pasuruan.

Pasalnya, tugas strategis penetapan dan pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) untuk tahun anggaran 2011 Kab Pasuruan yang menjadi tugas akhir anggota dewan pada tahun ini malah dibiarkan ‘terlantar’ hampir satu bulan.

“Ini sangat-sangat memperihatinkan dan menyakitkan hati masyarakat Pasuruan.
Sangat ironis, tanpa dosa bicara masalah hak kunker, sementara kewajiban mengesahkan RAPBD gak ditangani secara lebih serius,” ujar Lujeng Sudarto. Selasa (28/12).

Meskipun memahami bahwa kunker tersebut menjadi hak dan sudah menjadi agenda, namun, menurut Lujeng, seharusnya kegiatan tersebut ditunda karena dianggap hanya membuang anggaran percuma tanpa ada hasil pertanggungjawaban yang jelas.

Bahkan, Lujeng menduga-duga bahwa kunker tersebut dikemas hanya untuk ‘nafsu pelesir’ merayakan tahun baru para anggota dewan.

“Kami sangat yakin ada dugaan kuat manipulasi dana kunker tersebut antara Sekretariat Dewan, pihak traveling maupun angota DPRD,” tuding Lujeng.

Hampir seluruh angota dewan yang tergabung dalam Komisi A, B, C dan D secara bergelombang dalam tiga hari ini ramai-ramai meninggalkan aktifitasnya di gedung DPRD Kab Pasuruan, untuk mengikuti agenda kunjungan kerja ke sejumlah daerah.

Anggota Komisi A dan D, akan ke Jakarta dengna agenda berkunjung ke kementrian agama dan kementrian tenaga kerja; Komisi B ke Bali; sementara Komisi C pergi kunjungan kerja ke Batam. tj

Senin, 27 Desember 2010

Melirik Usaha Ayam Cemani

Keunikan ayam Cemani, menjadi usaha alternatif nan menggiurkan.

PASURUAN – Bisnis usaha budidaya ayam, sudah jamak kita jumpai, namun, bagaimana dengan bisnis ayam Cemani?.

Barangkali bisnis yang satu ini layak juga untuk dilirik, pasalnya, meskipun disebut sama-sama ras ayam, akan tetapi jenis ayam Cemani memiliki keunikan tersendiri.

Secara kasat mata ayam Cemani sepertinya mudah sekali dibedakan. Struktur tubuhnya hampir sama dengan ayam-ayam kampung pada umumnya. Akan tetapi bulu pada sekujur tubuh ayam Cemani berwarna hitam pekat.

Selain bulu, warna hitam juga menyebar dari jengger, mata, paruh, kulit muka, kaki, kuku sampai ke rongga mulut dan lubang dubur, bahkan darah Cemani juga berwarna hitam.

Warna khas cemani itulah yang menjadi daya tarik dan memiliki nilai tinggi hingga puluhan juta rupiah per ekornya.

Di sisi lain, ada anggapan maupun kepercayaan yang saat ini tetap berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Ayam Cemani secara ‘mistis’ dianggap ‘afdhol’ digunakan sebagai sarana sesajian dalam beragam ritual upacara tertentu. Selain itu Cemani juga dipercaya dapat menjadi obat alternatif cukup ampuh untuk penyembuhan berbagai macam penyakit.

Keunikan-keunikan itulah yang dapat digunakan sebagai salah satu peluang usaha yang sangat menggiurkan.

Seperti yang dilakoni oleh salah seorang peternak ayam cemani, Ponadi (45), asal Desa Sengon Agung, Kec Purwosari, Kab Pasuruan.

Ponadi, yang sebelumnya berprofesi sebagai kondektur bus dengan penghasilan pas-pasan serta tidak menentu kala itu, membuatnya harus memutar otak mencari jalan keluar memperbaiki ekonominya, dan kemudian menemukan usaha unik, berternak ayam Cemani.

Saat ini, Ia telah berhasil mengembangkan budidaya ayam cemani hingga mampu memenuhi kebutuhan hidup istri dan seorang anaknya.

Mulanya, Ponadi memiliki ayam Cemani hanya satu pasang saja, yang ditebus dari seorang rekan dengan harga sekitar Rp 15 juta.

Kemudian buah dari ketekunannya, lambat laun Cemani miliknya berhasil dikembangkbiakkan hingga sekarang telah mencapai lebih dari 60 ekor.

Peternak Cemani yang memiliki tubuh gempal ini mampu bertahan lantaran memiliki pelanggan tetap dari para penghobi Cemani yang tersebar seantero nusantara bahkan mancanegara.

Selain para hobies, saat ini Cemani miliknya, banyak diburu untuk digunakan keperluan penyembuhan atau obat alternatif sejumlah penyakit, serta sarana sesajian ritual tertentu.

Setidaknya dalam satu bulan, Ponadi berhasil menjual rata-rata 2 ekor Cemani dengan nilai belasan juta rupiah.

“Umumnya warga keturunan China, mencari cemani untuk digunakan sebagai obat atau sajen,” terang Ponadi.

Untuk keperluan ritual, menurut Ponadi, ayam cemani yang dicari, biasanya masih berumur 2 bulan dengan bandrol harga berkisar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta.

Namun, dijelaskan juga, di pasaran, untuk harga setiap ekor ayam Cemani dewasa super, pembeli harus rela merogoh kocek hingga mencapai Rp 50 juta.

Bahkan untuk satu biji telur Cemani, harga yang dipatok juga cukup fantastis yakni sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.

Pemeliharaan ayam cemani menurut Ponadi sebenarnya cukup sederhana, karena hanya dibutuhkan ketekunan dan ketelatenan.

Namun, agar menjadi pilihan super, dalam budidaya ayam cemani yang perlu diperhatikan adalah pemberian asupan makanan serta suplemen khusus, terutama pemberian vaksin yang sesuai dan teratur agar ayam cemani sehat.

“Warna hitam mulus dan darah ayam hitam legam itu tanda jika ayam berhasil,” pungkas Ponadi.

Nah, barangkali bagi para pemodal dan penghobi ayam, budidaya ayam Cemani unik ini bisa menjadi alternatif usaha karena hasil yang diperoleh cukup menggiurkan. tj

Tahun Baru, Hotel Bintang Tiga Terancam Sepi

Sejumlah hotel di Prigen bersiap-siap sambut tahun baru 2011. 

PASURUAN – Tingkat hunian kamar (okupansi) hotel berbintang tiga ke bawah maupun penginapan di kawasan wisata Puncak Prigen, Kab Pasuruan menjelang liburan tahun baru 2011 mendatang, hingga kini masih belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan.

Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, sejumlah hotel kelas menengah tersebut pada satu minggu sebelum perayaan tahun baru sudah full booking.

Sehingga pada malam tahun baru nanti, hotel bintang tiga terancam sepi karena tidak berpenghuni.

Hal tersebut diutarakan Sunarko Hidayat, Ketua Forum KomuNikasi Pelaku Pariwisata Pasuruan (FK-P3), di sebuah hotel bintang tiga yang dikomandaninya. Senin (27/12).

“Untuk tahun baru, dari pantauan saya, belum ada pergerakan signifikan, masih pada kisaran 50 persen,” terang Sunarko.

Kondisi tersebut menurut dugaan Sunarko lantaran Kab Pasuruan tidak memiliki kawasan yang mampu menarik wisatawan jika ingin menghabiskan waktu libur tahun baru.

Para wisatawan lebih memilih datang ke tempat lain di luar Kab Pasuruan, seperti wilayah Malang maupun Batu, yang saat ini memiliki berbagai fasilitas hiburan baru yang lebih baik.

Padahal hotel-hotel kelas menengah ini menawarkan harga paket perayaan tahun baru cukup murah yakni berkisar Rp 700 ribu – Rp 1,5 juta.

Namun, Sunarko tetap optimis jika pada malam tahun baru nanti, kamar-kamar hotel bintang tiga maupun penginapan-penginapan akan tetap terisi penuh.

Sementara itu, jika hotel berbintang tiga tidak ada peningkatan, namun tidak demikian dengan hotel bintang lima dan bintang empat.

Sejak tiga bulan lalu, sejumlah tamu hotel sudah ramai-ramai memesan kamar hotel untuk liburan sekaligus merayakan malam tahun baru di puncak Prigen.

Agung Rudiyanto, Room Division Manager sebuah hotel bintang lima di Prigen, Kab Pasuruan, mengatakan jika saat ini kamar untuk berbagai klasifikasi type yang dimiliki sudah 100 % full booking.

Padahal pihaknya telah meningkatkan harga sewa dengan pola paket selama dua hari kepada tamu hotel dengan nilai cukup besar.

Calon penghuni hotel bintang lima dan empat di kawasan puncak ini membandrol dengan nilai berkisar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. tj

Jumat, 24 Desember 2010

Abu Bromo Meningkat, Muslim Tengger Istighosah

Warga saat mengikuti istihosah, berharap Gunung Bromo tidak meletus.

**Minta Pemerintah Serius Membantu Warga

PASURUAN – Meningkatnya aktivitas abu vulkanik Gunung Bromo saat ini cukup menjadi perhatian bagi warga suku Tengger Tosari Pasuruan.

Setelah beberapa waktu lalu, umat Hindu Suku Tengger menggelar berbagai rangkaian upacara dan doa untuk Gunung Bromo, kali ini giliran umat muslim suku Tengger, menggelar istighotsah dan doa bersama di sebuah mesjid suku tengger.

Salah satu tokoh muslim terkemuka suku Tengger, Trisno Sudigdo, mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk menepis rasa khawatir warga terkait meningkatnya aktivitas Gunung Bromo hingga menyebarkan abu vulaknik, yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

“Menghadapi Gunung Bromo kita pasrahkan kepada Allah, berdoa agar semua warga Tengger mendapat keselamatan terhindar dari bencana,” ujar Trisno Sudigdo.

Sedikitnya 300 warga tengger Tosari atau Brang Kulon, dari anak-anak hingga dewasa, khusu’ mengikuti tiap rangkaian istighotsah dan doa bersama di mesjid Suku Tengger Al-Mujahidin, Kec Tosari.
Khusu' dalam Istighosah di Mesjid Al-Mujahiddin, Tosari

Pada kesempatan itu, disamping sejumlah pejabat Muspika, tampak KH. Abdurrahman Syakur didampingi KH. Sonhaji Abdus Shomad, turut menghadiri sekaligus memimpin acara istighosah akbar tersebut. Kedua ulama tersebut diketahui masing-masing sebagai Rois Syuriah dan Tanfidz PC NU Kab Pasuruan.

Sesaat setelah gelaran Istighosah selesai, KH Sonhaji Abdus Shomad mengingatkan kepada pemerintah setempat, agar serius mengamati perkembangan aktivitas Gunung Bromo.

Pasalnya, guyuran abu Gunung Bromo yang terjadi beberapa waktu terakhir telah merusak pertanian serta kehidupan ternak milik warga.

“Rusaknya lahan pertanian masyarakat, pemerintah seharusnya bertanggung jawab dengan segera menghitung dan membantu kerugian mereka.” Tandas KH Sonhaji.

Gelaran istighosah dan doa bersama ini juga dimaksudkan agar tercipta kedamaian dan kerukunan antar umat beragama, khususnya pada warga suku tengger yang tersebar di empat wilayah sekitar Gunung Bromo. tj

Kamis, 23 Desember 2010

Hujan Abu Menyebar Ke Pantura

**Pemerintah Tidak Tanggap

Warga di Kec Nguling menutup muka dengan kerudung saat berjalan karena terjadi hujan abu. Kamis (23/12).



PASURUAN – Hujan abu vulkanik Gunung Bromo dengan volume cukup tinggi kian meluas. Bahkan kian menyebar terdampak di wilayah pantai utara (pantura) yakni Kec Nguling dan Kec Grati Kab Pasuruan. Kamis (23/12).

Selain itu, wilayah terdampak saat ini yang terkena sebaran abu diantaranya Kec Lumbang, Kab Pasuruan, dan seperti biasa abu Bromo juga tetap menyebar di Kec Tosari dan sebagian Kec Puspo.



Sejumlah warga Nguling, mengaku hujan abu kali ini merupakan kali pertama terjadi wilayah pantura. Sedangkan, dampak yang diakibatkan diakui sangat mengganggu dengan Volume cukup tinggi dan ketebalan lebih dari satu sentimeter.

Namun demikian, pemerintah setempat sepertinya tidak tanggap untuk segera melakukan upaya antisipasi membagi masker, menjaga kesehatan warga yang sewaktu-waktu dapat terhirup udara bercambur abu berbahaya tersebut.
Penjual masker dadakan saat berada di pertigaan Pasar Nguling.

Warga pun ramai-ramai membeli masker dari sejumlah apotik bahkan rela memborong masker kepada para penjual masker dadakan yang tersebar di pinggir-pinggir jalan.

Seperti yang terlihat di pertigaan Pasar Nguling. Sekelompok penjual masker dadakan begitu leluasa menjual masker hingga laris manis.

“Mata perih dan pernapasan sesak. Pemerintah tidak memberi masker jadinya saya terpaksa membeli ke penjual seadanya,” ujar Nur, seorang warga setelah membeli masker ke penjual dadakan di pertigaan jalan Pasar Nguling.

Salah seorang penjual masker dadakan, Irma, yang beroperasi di wilayah Kec Nguling, menuturkan, selain alasan keuntungan, pedagang masker kasihan dan prihatin lantaran pemerintah tidak peduli dengan kondisi hujan abu ini.

Dengan memanfaatkan kondisi ini Irma mampu memperoleh omset sekali jalan hingga mencapai Rp 800 ribu dengan harga jual tiap lembar masker sebesar Rp 2.000.

“Saya kan cari rejeki, kalau pemerintah memang tanggap, saya rela belakangan (jual masker). Saya juga kasihan, kan warga juga butuh masker,” ujar Irma di sela-sela menjajakan masker.

Warga berharap agar hujan abu segera berakhir sehingga dapat beraktifitas secara normal, tidak terganggu abu.

Hingga saat ini status gunung bromo sesuai rekomendasi pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, masih ditetapkan siaga (level 3), sejak 6 desember lalu.

Warga maupun pengunjung wisata gunung bromo tidak diperkenankan mendekat dengan radius 2 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo. tj

Rabu, 22 Desember 2010

Polisi Kumpulkan Bukti Pengrusakan Kantor Polair

Brimob Polda Jatim berjaga-jaga di depan bangunan yang di rusak massa. Rabu (22/12).
**Upayakan Persuasif

PASURUAN – Kepolisian Resor Kab Pasuruan masih terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti, terkait kasus pengrusakan kantor Polair Satuan Pasuruan serta 3 bangunan lainnya.

Sebanyak 14 saksi mata kejadian, baik dari warga dan petugas Polair maupun Kantor Pengelolaan Pelabuhan Perikanan di Desa Jatirejo, Kec Lekok, Kab Pasuruan tersebut, sejak siang kemarin, dimintai keterangan oleh petugas di Mapolres Pasuruan.

Namun dari hasil pemeriksaan itu, ternyata tidak ada satu-pun dari para saksi yang mengenal identitas para penyerang.

“Semuanya mengaku tahu wajah-wajah dari orang-orang yang melakukan pengrusakan. Tapi tidak mengenal nama-nama secara persis,” tandas Kasat Reskrim AKP Indra Mardiana, mendampingi AKBP Syahardiyanto, Kapolres Pasuruan, Rabu (22/12).

Hasil keterangan yang dikumpulkan dari para saksi tersebut, pihak Polres Pasuruan akan berupaya memadukan temuan-temuan lainnya di lokasi kejadian.
warga sekitar tetap beraktifitas seperti biasa, pasca peristiwa penyerangan Kantor Polair

Disamping itu, Polres pasuruan beserta jajaran muspika Kec Lekok serta para tokoh masyarakat dan agama setempat, masih terus melakukan pendekatan persuasif dan kooperatif terhadap para pelaku penyerangan dan pengrusakan.

Jika dalam 3 hingga 4 hari langkah-langkah persuasif tidak diindahkan atau dengan kata lain jika para pelaku tidak segera menyerahkan diri, maka polisi akan segera mengambil tindakan tegas.

Sementara, petugas dari Brimob Polda Jatim yang diturunkan sebanyak 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) dengan peralatan lengkap, terus berjaga-jaga di lokasi pengrusakan.

Sedangkan meskipun terhambat, sejumlah petugas di kantor Polair masih tetap melakukan aktifitas dan melakukan pelayanan.

Sejumlah gedung yang dirusak, petugas masih terus melakukan bersih-bersih serta menata kembali semua barang yang porak poranda.

Sedangkan warga di sekitar lokasi kejadian, hingga saat ini juga masih tetap beraktivitas seperti biasanya seperti mengeringkan ikan dan lain-lainya.

Warga menyikapi biasa dan mengaku tidak trauma pasca terjadinya peristiwa penyerangan Polair hingga berujung pengrusakan. tj

Selasa, 21 Desember 2010

Kantor Polisi Perairan Diserang

Kantor Polisi Perairan Kec Lekok rusak setelah diserbu ratusan warga yang diduga kecewa dan menuntut pembebasan dua warganya yang ditangkap polisi saat melaut. Selasa (21/12).


PASURUAN – Ratusan warga nelayan Kec Lekok, Kab Pasuruan, melakukan penyerangan dan pengrusakan sebuah Kantor Polisi Perairan Satuan Pasuruan serta tiga bangunan lainnya. Diduga, aksi tersebut dipicu adanya penangkapan dua nelayan oleh polisi air karena membawa minitrawl saat melaut. Selasa (21/12).

Bangunan Kantor Polisi Perairan yang berada di Desa Jatirejo, Kec Lekok, Kab Pasuruan, itu rusak berantakan.

Sejumlah kaca pintu maupun jendela pecah, sementara alat dan perlengkapan kantor lainnya seperti kursi, tempat tidur sampai papan nama juga berantakan dan terbakar.

Selain itu, tiga bangunan lainnya yang masih termasuk dalam kompleks Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Kec Lekok, Kab Pasuruan tersebut, juga mengalami kerusakan serupa.

Tiga bangunan itu diantaranya sebuah Gedung Aula Dinas Perikanan; kantor Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Dinas Perikanan Kab Pasuruan; beserta sebuah musholla.

Selain bangunan, massa juga membakar dua unit motor, diantaranya motor Honda GL Max milik dinas perikanan dan motor Supra milik seorang anggota Polisi Sektor Lekok.

Bangkai motor terbakar

Akibat penyerangan ini, dua orang polisi mengalami luka, masing-masing petugas polisi perairan dan anggota polsek Lekok.

Kedua korban mengalami luka memar pada bagian kepala akibat terkena lemparan batu massa yang mengamuk di Kantor Polisi Perairan Satuan Pasuruan.

Sejumlah petugas langsung membersihkan sisa barang-barang dalam gedung-gedung yang rusak tersebut, setelah beberapa jam terjadi penyerbuan.

Salah satu saksi mata, Abdul kahir (39), menduga jika peristiwa ini dipicu adanya penangkapan dua orang nelayan warga Dusun Plalakan, Desa Wates, Kec Lekok.

Dua orang nelayan Desa Wates yang salah satunya diketahui bernama Sidik itu, ditangkap Polisi yang tengah patroli di laut sekitar pukul 06.00 WIB, lantaran kedapatan menggunakan minitrawl, atau pukat harimau kala melaut.

Setelah penangkapan, sekitar pukul 10.00 WIB, ratusan warga yang diperkirakan berasal dari Desa Wates, tiba-tiba menyerbu mencoba membebaskan secara paksa dua nelayan warganya itu.

Namun, warga yang tengah kecewa itu semakin kalap hingga berujung pada pengrusakan lantaran kedua orang rekannya sudah tidak ada lagi di ruang tahanan Kantor Polisi Perairan Kec Lekok.

Dari informasi, pada waktu kejadian, dua orang nelayan yang tertangkap itu, telah dipindahkan oleh petugas ke tahanan Mapolair Tanjung Perak Surabaya.

Polisi hingga kini, masih melakukan penyelidikan terhadap kerusakan bangunan serta memeriksa sejumlah saksi warga yang saat itu mengetahui peristiwa penyerbuan terjadi.

Kombes Anang S Hidayat, Dir Polair Jawa Timur saat meninjau lokasi kejadian, menegaskan jika peristiwa ini lebih karena adanya salah komunikasi warga.

“Kita masih melakukan penyelidikan, namun warga langsung melakukan penyerangan,” lanjut Kombes Anang S Hidayat, Dir Polair Jawa Timur.

Polisi memastikan akan mencari dan menindak tegas para pelaku pengrusakan. tj

Senin, 20 Desember 2010

Siswa PAUD Basuh Kaki Ibu

Siswa PAUD Harapan Bunda membasuh kaki ibunya. Kegiatan menyambut hari ibu ini sebagai upaya mendidik siswa agar lebih mencintai dan menghormati orang tua. Senin (20/12).



 
PASURUAN – Menyambut hari ibu besok, siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) Harapan Bunda, Kel Dermo, Kecamatan Bangil, Kab Pasuruan mengikuti kegiatan membasuh kaki ibu masing-masing.

Dengan dibatasi wadah plastik berisi air kembang, sebanyak 36 siswa PAUD ini duduk bersimpuh di depan kaki ibu masing-masing.

Siswa rata-rata berusia 3 tahun tersebut kemudian membasuh kedua kaki ibunya dengan air kembang, selanjutnya mengeringkan kedua kaki ibu masing-masing.

Sementara, sejumlah ibu terlihat bangga menyaksikan putra-putri mereka begitu telaten membasuh dan mengeringkan kakinya.

Kegiatan membasuh kaki ibu dalam menyambut hari ibu yang jatuh pada 22 Desember besok, ditanggapi positif oleh para orangtua siswa.

Pasalnya, kegiatan ini merupakan salah satu upaya mendidik siswa agar lebih mencintai dan menghormati orang tua.

“Anak-anak ini biar mengerti jika ada pepatah surga ditelapak kaki ibu,” ujar Nur Farida Safitri, Ibu Siswa sambil tersenyum mengelus putrinya.

Sementara itu, pihak sekolah sengaja menggelar kegiatan sederhana ini agar secara personal, lebih ada pendekatan antara anak dengan para orang tua.

“Biasanya anak itu tahunya dimandikan atau dirawat oleh ibunya, nah kali ini si anak dapat merasakan bagaimana merawat ibu,” tutur Arie Palupi, Kepala PAUD Harapan Bunda. tj

Sabtu, 18 Desember 2010

Asap Tebal Bromo Payungi Upacara Kuningan Suku Tengger



Warga Suku Tengger dari wilayah Pasuruan dan Probolinggo, saat menggelar Upacara Kuningan di Pura Luhur Gunung Bromo. Sabtu (18/12). Asap tebal memayungi rangkaian ritual Kuningan.

PASURUAN - Sebagai bentuk syukur dan keselamatan, setelah perayaan Hari Raya Galungan dilalui, ribuan umat Hindu Suku Tengger, menggelar upacara Kuningan di Pura Luhur Gunung Bromo. Sabtu (18/12).

Upacara kali ini dilakukan di tengah meningkatnya aktivitas asap kawah Gunung Bromo yang membumbung tinggi hingga memayungi gelaran upacara.

Menurut Supayadi, Pandhita Hindu Desa Wonokitri, Kec Tosari, bahwa sebelum melakukan upacara puncak di Pura Luhur, dalam rangkaiannya, seluruh warga Tengger terlebih dahulu menggelar sembahyangan di pura Desa masing-masing.

Hingga menjelang matahari terik, ribuan Umat Hindu Suku Tengger dari di wilayah Pasuruan serta Probolinggo, berduyun-duyun menuju Pura Luhur yang terletak di tengah-tengah Lautan Pasir Bromo.

Asap tebal berwarna abu kehitaman, mengepul dari mulut kawah Gunung Bromo. Namun, warga Tengger saat itu sepertinya tidak peduli akan bahaya yang bisa saja mengancam keselamatannya.

Bahkan sambil membawa bingkisan berbagai hasil bumi berupa palawija-palawiji, warga bersama keluarganya semakin bersemangat mengikuti gelaran Kuningan tahun ini.

Dengan berbagai sesajian aneka makanan dan minuman, serta diiringi puja puji kepada Dewa yang diucapkan oleh para pandhita atau pemuka agama Hindu Suku Tengger, satu persatu warga meletakkan hasil bumi sebagai sesembahan, ke sekitar altar pemujaan di dalam Pura Luhur.

Ritual sembahyangan dalam upacara Kuningan berlangsung hikmad penuh kesakralan. Warga pun duduk bersama, membaca doa kepada Dewa. Sementara, sejumlah Pandhita berkeliling memercikkan air suci ke tubuh ribuan umat.

Setelah acara doa dan puja kepada dewa selesai, warga pun ramai-ramai naik ke atas Gunung Bromo untuk melabuh sesembahan palawija-palawiji ke dalam kawah gunung.
Pandhita Hindu Tengger meletakkan sesaji di altar Pura Luhur

Warga suku tengger berharap setelah digelarnya upacara adat Kuningan ini, kehidupan mereka semakin lebih baik, mendapat berkah dan keselamatan.

Upacara kuningan Suku Tengger kali ini merupakan pertama kali digelar, setelah beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan aktivitas Gunung Bromo, hingga kawasan ini ditutup karena dianggap berbahaya.

Namun, sejumlah warga maupun tokoh adat Suku Tengger mengaku tidak khawatir adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang tervisualisasi dalam kepulan asap yang menutup sekitar wilayah Gunung Bromo ini.

Bahkan untuk memastikan jika Gunung Bromo aman, warga Tengger memberi semacam garansi kepada para wisatawan yang hendak berkunjung ke Gunung Bromo. Pasalnya, aktifitas Bromo sudah biasa terjadi pada waktu-waktu sebelumnya.

“Sejak saya lahir, Bromo ya seperti ini. Kami bertanggung jawab dan menjamin sepenuhnya bahwa Bromo aman,” tegas Supayadi, Pandhita Hindu Suku Tengger saat berada di halaman Pura Luhur.

Dari pengalaman warga Suku Tengger, dijelaskan bahwa aktivitas Gunung Bromo yang terjadi saat ini tidaklah sebesar yang telah terjadi pada tahun 1982 dan 2004. tj

Kamis, 16 Desember 2010

Longsor, Jalur Bromo Putus

Warga bergotong royong membersihkan sisa tanah berserta pohon yang tumbang menutup jalan di wilayah Kec Tosari, Kab Pasuruan. Kamis (16/12).

Rabu, 15 Desember 2010

Parkir Di Stadion, Puluhan Juta Digondol Perampok

Mobil yang dibobol perampok di depan Stadion Untung Suropati, Kota Pasuruan.

PASURUAN – Peringatan bagi warga, agar lebih berhati-hati jika memarkir kendaraan di depan Stadion Untung Suropati, Kota Pasuruan.

Seperti yang terjadi pada Laily (34), warga Desa Warungdowo, Kec Pohjentrek, Kab Pasuruan. Mobil Katana miliknya yang tengah diparkir di depan Stadion Untung Suropati dibobol perampok sekitar pukul 12.00 WIB.

Sebuah tas yang berisi uang jutaan rupiah, 3 handphone, dan surat-surat penting sebuah perusahaan serta berbagai ATM, raib.

Kejadian tersebut bermula saat Laily dalam perjalanan keluar dari Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab Pasuruan di Kel Bugul Kidul, Kota Pasuruan menuju ke rumah temannya di Perum Bugul Permai.

Di tengah perjalanan tersebut, Laily menuturkan sempat kaget karena ada seorang pemuda mengendarai motor Yamaha Vixion berwarna merah menggebrak pintu dan mengahalangi mobil Katana bernopol L 1161 PO yang dikendarainya.

“Wajahnya tertutup helm teropong dan nomornya juga tidak saya perhatikan. Tiba-tiba pintu mobil digebrak-gebrak agar saya berhenti. Tapi saya terus saja berjalan,” terang Laily.

Laily selamat hingga tiba di rumah temannya di Perum Bugul Permai dan sempat masuk rumah sekitar 10 hingga 15 menit. Kemudian ia melanjutkan perjalanan menuju SDN Pekuncen, tempat kedua anaknya bersekolah.

“Mobil saya parkir sekitar 25 meter dari sekolahan, di depan Stadion. Saat kembali ke mobil itu, saya kaget kaca mobil posisinya turun dan barang-barang saya dalam mobil hilang,” lanjut Laily.

Sebuah tas yang berisi uang jutaan rupiah, 3 handphone, surat-surat penting perusahaan korban seperti SIUP, TDP, NPWP dan sejumlah kartu ATM, raib digondol pelaku.

Tidak lama setelah kejadian, polisi langsung turun ke lapangan melakukan olah TKP serta mengidentifikasi mobil korban.

Polisi berupaya mengetahui jejak pelaku dengan meneliti sidik jarinya yang menempel di kaca pintu mobil.

Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan dengan terus memeriksa saksi warga yang waktu itu berada di lokasi kejadian. tj

Angin Kencang Pohon Bertumbangan, Listrik Mati


Pohon tumbang – Petugas berupaya menyingkirkan pohon besar yang tumbang dan menutupi seluruh badan jalan di dr. Wahidin, Kota Pasuruan, akibat diterjang angin topan yang melanda wilayah Kota dan Kab Pasuruan. Selasa (14/12) malam. Selain di Jl dr Wahidin, kejadian serupa juga terjadi di di Kel Blandongan, Bakalan Kota Pasuruan. Sementara di wilayah Kab Pasuruan pohon tumbang terjadi di Jl Raya Wonorejo, Jl Raya Gondangwetan, Jl Raya Kejayan, Jl Raya Pohjentrek dan Jl Raya Grati.
Meski tidak memakan korban jiwa, angin topan ini juga membuat jaringan listrik terputus hingga membuat sebagaian Kota dan Kab Pasuruan gelap gulita selama 3 hingga 4 jam. tj

Selasa, 14 Desember 2010

Simulasi Bencana

Petugas mengevakuasi korban bencana dalam simulasi bencana, di alun-alun Bangil.
PASURUAN – Banyaknya bencana alam yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti gempa bumi, banjir maupun gunung meletus, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Pasuruan siap siaga dalam menghadapi bencana yang bakal terjadi.

Kesigapan tersebut ditunjukkan dalam rangkaian simulasi penanganan bencana alam yang digelar pagi kemarin di alun-alun Bangil, Kab Pasuruan. Selasa (14/12).

Personil yang dilibatkan dalam kegiatan sigap tanggap darurat pasca bencana ini sebanyak 660 personil yang terdiri dari sejumlah instansi seperti Kepolisian, Kodim, Kesbanglinmas Kab Pasuruan ditambah personil dari gabungan Tagana dan SAR.

Skenario dalam simulasi penanganan bencana kali ini difokuskan pada warga di sekitar wilayah Gunung Bromo yang saat ini aktifitas vulakniknya masih dalam status Siaga.

“Tentunya kami selalu siap siaga mengahadapi bencana, termasuk menghadapi bencana Gunung Bromo yang bisa saja terjadi,” tegas Eddy Paripurna, Wakil Bupati Pasuruan, di tengah kegiatan simulasi.

Namun, menurut Eddy, dalam penangan pasca bencana, terutama harus melibatkan masyarakat sekitar, agar tidak panik menghadapi bencana sehingga dapat meminimalisir korban dan penanganan terhadap korban juga dapat dilakukan dengan lebih baik.

Simulasi ini juga mengingatkan kepada warga agar lebih berhati-hati karena dari pengalaman bencana yang telah terjadi masih ada pihak tidak bertanggung jawab, seperti pencuri yang memanfaatkan kesempatan dengan berpura-pura sebagai tim penolong. tj

Debu Bromo, Berkah Warga Tosari


Debu Gunung Bromo diyakini sebagai berkah oleh warga sekitar. 
PASURUAN – Debu vulkanik Gunung Bromo yang menyebar ke sejumlah desa di Kecamatan Tosari, Kab Pasuruan malah dianggap berkah yang nantinya dapat memperbaiki kehidupan mereka. Meskipun diakui debu Bromo ini cukup menghambat roda kehidupan ekonomi maupun pertanian warga.

Informasi yang dihimpun, daerah Kecamatan Tosari yang terdampak debu Bromo ini diantaranya Dusun Ngawu, Desa Mororejo; Dusun Kandangsari, Desa Podokoyo; serta Dusun Wonokitri dan Dusun Sanggar, Desa Wonokitri.

Dari laporan diketahui, bahwa Dusun Ngawu, Desa Mororejo merupakan satu daerah yang paling parah terdampak sebaran debu vulkanik Gunung Bromo.

Dusun Ngawu merupakan daerah lembah yang dikelilingi perbukitan yang juga sekaligus membatasi pemukiman yang berjarak hanya sekitar 6,5 kilometer dari Gunung Bromo.

Jumlah penduduk di dusun ini hanya sebanyak sebanyak 157 jiwa yang terhimpun menjadi 36 kepala keluarga.

Kehidupan maupun tingkat perekonomian warga di Dusun Ngawu ini terbilang cukup baik lantaran hampir seluruh warga di Dusun Ngawu ini sebagai petani sukses, bekerja bercocok tanam seperti kentang dan kubis yang menjadi salah satu andalan hasil tani di wilayah Kec Tosari.

Sebagian besar lahan tanam warga dimiliki dengan cara menyewa dan berbagi hasil bersama pihak Perhutani dengan harga sewa sekitar Rp 1,5 juta/ tahun.

Namun, di Dusun Ngawu saat ini, tanaman seperti kentang dan kubis milik warga petani mengalami kerusakan akibat debu ini lebih dari separuh lahan.

Jika dihitung nilai kerugian yang diderita warga tiap hektar lahan, akibat rusaknya tanaman ini diperkirakan mencapai Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.

“Tanamannya yang sudah berumur 2 bulan lebih umumnya separuh lahan rusak, tapi yang baru saja menanam masih bisa tumbuh,” ujar Atim (40), warga petani asal Dusun Ngawu, Desa Mororejo, sambil menunjukkan tanaman kentang miliknya yang rusak. Jum’at (3/12).

Meskipun demikian, warga mengaku tidak khawatir dan pasrah saja menyikapi hilangnya pendapatan utama mereka ini. Malah warga terlihat semakin senang, karena hujan debu Bromo ini bukanlah musibah dan dianggap sebagai berkah.

“Kami tidak apa-apa, malah biasanya, setelah ada abu seperti ini, tanahnya semakin subur sehingga pada panenan selanjutnya hasilnya akan lebih bagus dan melimpah,” tambah Atim.

Sebagai gambaran normal, tiap hektar lahan kentang biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 10 hingga Rp 12 juta dan saat panen tiba, warga akan mendapatkan hasil lebih dari Rp 25 juta.

Sementara itu, warga juga terlihat tidak mengenakan masker pelindung agar debu vulaknik yang menyebar tidak menggangu kesehatan.

Padahal warga mengaku seluruhnya telah menerima masker berlebih, pemberian Dinas Kesehatan setempat.

Warga menganggap kondisi penuh debu vulkanik seperti kali ini sudah lumrah dan tidak berbahaya. tj

Bayi Kudanil Lahir

Bayi kudanil saat dilepas di kandang pamer TSI II Prigen
PASURUAN – Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Pasuruan, kembali mendapat ‘momongan’ dalam upayanya melakukan konservasi satwa langka.

Kali ini seekor bayi kudanil (hippotamus amphibius) berjenis kelamin betina berhasil dilahirkan.

Bayi satwa berbodi gemuk tersebut dilahirkan pada 24 September lalu secara normal dengan berat sekitar 55 Kg, dari indukan bernama Slamet, 15 tahun, dengan pasangan pejantan Harja yang sudah berusia 20 tahun.

Meskipun tergolong satwa besar, proses maupun waktu kebuntingan hingga melahirkan kudanil tergolong singkat yakni hanya 240 hari.

Namun, uniknya bayi hippo dilahirkan di dalam air dan selanjutnya si induk akan mendorong bayinya keluar dari dalam air.

“Keunikan lain dari hippo ini adalah indukan menyusui anaknya di dalam air,“ terang dr. Nanang Tejo Leksono, saat mendampingi Michael Sumampau, general manajer TSI II Prigen. Minggu (12/12).

Induk kudanil sangat protektif menjaga bayinya, dengan terus mendampingi setiap gerak bayi saat berada di daratan maupun di dalam air.

“Bayi ini kita tangkar selama 3 bulan. Dan selama itu,bayi hanya bersama indukan, tidak boleh dicampur bersama hippo jantan dewasa karena akan diserang,” tambah dr. Nanang.

Bayi kudanil lucu bernama Yuni ini kian menambah koleksi satwa kudanil di TSI II Prigen menjadi 8 ekor.

Kudanil merupakan satu mamalia air yang memiliki berat antara 1.300 Kg – 2.500 Kg dan memiliki rambut hanya pada wilayah tertentu yakni pada bagian telinga, mulut dan ekor.  tj

Selasa, 07 Desember 2010

Banjir Terus Kepung Pasuruan

Seorang Bapak menggendong anaknya melintasi banjir.

PASURUAN – Banjir sepertinya tidak akan pernah berhenti menghampiri warga di wilayah Pasuruan. Kali ini, terdapat 9 kecamatan yang tersebar di wilayah Kab dan Kota Pasuruan sejak Senin (6/12) sore, terkepung banjir.

Di Kabupaten Pasuruan, wilayah yang paling terdampak di wilayah Kecamatan Bangil hingga 8 desa, yakni Kelurahan Kolursari, Gempeng, Masangan, Latek, Manaruwi, Kalirejo, Kelurahan Kalianyar serta Desa Tambakan.

Sebagian banjir Kabupaten Pasuruan juga cukup banyak menyebar di wilayah Kecamatan Rejoso diantaranya Desa Jarangan, Rejoso Lor, Kedung Bako, Kawisrejo, Patuguran dan Desa Sadeng Rejo.

Lainnya banjir berada di Desa Kedung Ringin dan Desa Kedung Boto, Kecamatan Beji; Desa Sungi Kulon, Sukorejo, serta Desa Susukan Rejo, Kecamatan Pohjentrek; di Kecamatan Pandaan hanya ada di Desa Kawis Rejo; dan desa terdampak banjir di Kecamatan Kraton yakni Desa Tambakrejo dan desa Pulokerto.

Sementara di tiga kecamatan wilayah Kota Pasuruan seluruhnya terdampak banjir, terutama paling parah di Kecamatan Purworejo, yakni di Kelurahan Petamanan, Purut Rejo, Bangilan serta Kelurahan Kebonsari; kemudian wilayah Kecamatan Bugul Kidul berada di Kelurahan Tapaan, Kepel, serta Kelurahan Bugul Kidul; dan daerah langganan banjir Kelurahan Karang Ketug Kecamatan Gadingrejo.

Hingga siang kemarin, belum dihitung secara pasti berapa ribu rumah warga yang terdampak banjir. Ketinggian air yang masuk ke dalam rumah warga sekitar rata – rata 50 sentimeter hingga 80 sentimeter. Selain itu di jalan-jalan utama pemukiman ketinggian air antara 1 meter hingga 2 meter.

Masih seperti sebelumnya, banjir kali ini disebabkan meluapnya aliran air sungai pecahan sungai Brantas yang melintasi wilayah Pasuruan, yang tidak mampu menampung debit air hujan yang terus menerus menerjang wilayah Pasuruan dan wilayah Malang.

Jebolnya sejumlah tanggul pembatas aliran sungai dengan pemukiman warga, juga mengakibatkan banjir kali ini semakin parah.

Seperti pada tanggul di wilayah Dusun Satak, Desa Manaruwi Kecamatan Bangil, yang diketahui mengalami jebol hingga lebih 7 meter.

Bahkan sebuah jembatan yang berdekatan dengan pemakaman Segok, Kecamatan Bangil, terancam roboh karena bahu beton sebelah timur tergerus derasnya aliran sungai Kedung Larangan hingga menganga sekitar 20 meter.

Pada Senin (6/12) sore itu, agar tidak membahayakan pengguna jalan, sejumlah warga pun berinisiatif membantu pihak kepolisian langsung menutup jembatan, jalur utama truk jurusan Surabaya – Banyuwangi ini.

Setelah beranjak malam, air banjir di wilayah Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, semakin membesar dan menutup akses jalan raya utama.

Akibatnya jalur pantura jurusan Surabaya – Banyuwangi ini tertutup air banjir sehingga sejumlah kendaraan seperti truk dan bus terjebak macet lebih dari empat jam, dan sebagian kendaraan lainnya memilih memutar melalui jalur Purwosari – Pandaan – menuju arah Surabaya atau sebaliknya.

Hal yang sama juga terjadi di jalan raya Rejoso. Hampir seluruh kendaraan bermotor tidak dapat melintasi jalan karena salah satu jembatan di wilayah ini terendam banjir, sehingga harus memutar ke wilayah jalan raya Winongan menuju jalang raya Warung Dowo dan dilanjut ke Purwosari dan Pandaan.

Namun, kepanikan terjadi pada warga di Kelurahan Purut Rejo dan Petamanan, Kecamatan Purworejo. Warga terlihat berbondong-bondong menyelamatkan diri meninggalkan rumah serta mengamankan barang perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih aman dan kering, seperti di halaman sekolah ataupun di balai kelurahan setempat.

Sementara itu, dari pantauan di lapangan, sejak pagi hingga siang kemarin, sejumlah desa masih terendam banjir diantaranya Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso; Desa Tambak Rejo, Kecamatan Kraton; serta Desa Kedung Ringin dan Kedung Boto, Kecamatan Beji.

Warga mengaku sangat terganggu dan pasrah karena bencana banjir terus menerus melanda tak kunjung berhenti.

“Sebenarnya kami ini capek dengan banjir, tapi bagaimana lagi, pemerintah selama ini hanya janji tok ngatasi banjir, dan buktinya semalam Pak Camat Kraton tidak ada bersama kami,” ratap Sholihati, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton sambil mengelus dada.

Aktifitas yang dilakukan warga saat itu terlihat hanya membersihkan rumah, menjemur perabotan dari sisa banjir serta mencuci pakaian bersama genangan banjir di sekitar rumah. Sementara, sebagian warga lainnya hanya duduk bersama keluarga dan anak-anaknya sambil menunggu banjir surut.

Genangan air kotor bersama sampah banjir yang menggunung, di saluran air maupun pekarangan sekitar rumah akibat banjir, juga terpantau bakal menjadi sumber penyakit seperti diare dan gatal-gatal yang sewaktu-waktu dapat mengancam warga. tj

Rabu, 01 Desember 2010

Debu Bromo Meluas

Debu vulkanik Gunung Bromo bersama kabut tebal menutupi jalan utama menuju kawasan Gunung Bromo. Rabu (1/12).
PASURUAN – Sebaran debu vulaknik Gunung Bromo semakin meluas. Saat ini tiga desa di wilayah Kec Tosari, Kab Pasuruan, setelah sekitar empat hari lalu hanya menyebar di dua desa.

Sebelumnya wilayah Kec Tosari, Pasuruan yang terdampak debu adalah Dusun Ngawu, Desa Podokoyo; serta Dusun Kandangsari, Desa Mororejo.

Kini, sebaran debu tersebut sudah menyebar di wilayah Dusun Wonokitri serta Dusun Sanggar, Desa Wonokitri, Kec Tosari.

“Debu sudah menyebar terhitung sudah dua hari,” terang Sukarin, warga Wonokitri saat berada di halaman pendopo agung Desa Wonokitri.

Debu Bromo, yang masuk ke wilayah Kec Tosari ini berwarna seperti merah bubuk batu bata, menyebar tipis dan dinyatakan tidak mengganggu kesehatan sehingga warga masih tetap melakukan aktifitas dan bekerja seperti hari-hari biasanya.

Debu tersebar ke wilayah Wonikitri lantaran angin dalam dua hari belakangan ini berhembus ke arah barat dan utara.

Namun, sejak sore kemarin, angin sudah mulai berubah kembali ke arah barat daya dan selatan Gunung Bromo.

Meskipun demikian Sukarin, yang juga bertugas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sektor Gunung Penanjakan itu juga berharap warga tetap mengenakan mengenakan masker ataupun kain pelindung muka agar tidak menghirup udara yang terkena debu.

Siang hingga sore kemarin, aktifitas Gunung Bromo tidak dapat terpantau secara penuh karena tertutup kabut. Jalan utama menuju kawasan Gunung Bromo juga tertutup kabut tebal dengan jarak pandang sekitar 15 meter. tj